Di dalam dapur yang hening, hanya terdengar suara gemericik air saat Ricky, dengan rambut peraknya yang basah sedikit karena uap dari air cucian, menyelesaikan tugas terakhirnya untuk malam itu. Ia mencuci piring dan tempat lauk makan malam dengan teliti, memastikan semuanya bersih sebelum disusun kembali ke tempatnya.
Ricky tengah melamun, pikirannya melayang pada banyak hal, terutama tentang betapa jarangnya ibunya pulang sejak menikah lagi dengan Tuan Kim. Namun, lamunannya terhenti saat ia merasa ada kehadiran yang mendekat dari belakang. Ricky menoleh sedikit dan mendapati Gyuvin berdiri sangat dekat di belakangnya, menyeringai dengan cara yang membuat Ricky merasa ada sesuatu yang sedang direncanakan.
Ricky memandang Gyuvin dengan bingung, "Kenapa kau menyeringai seperti itu, Gyuvin?" tanyanya dengan nada curiga.
Gyuvin tidak langsung menjawab. Sebaliknya, ia mengangkat ponselnya dan menunjukkan layar yang menampilkan pesan dari ayahnya. "Ayah dan ibu tidak akan pulang malam ini," katanya sambil membaca pesan itu dengan suara yang dibuat santai. "Mereka meminta kita untuk menjaga diri."
Ricky menghela napas panjang. "Sejak menikah lagi, ibu semakin sering tidak pulang untuk menemani Tuan Kim," gumamnya lebih kepada dirinya sendiri, matanya menatap kosong ke arah piring terakhir yang ia letakkan di rak.
Namun, pikiran Ricky seketika buyar saat ia merasakan sentuhan hangat di pinggangnya. Gyuvin, tanpa peringatan, melingkarkan kedua tangannya di pinggang Ricky, memeluknya dengan erat dari belakang. Ricky terkesiap, merasa sedikit terkejut dengan keintiman yang tiba-tiba ini. "Apa yang kau lakukan, Gyuvin?" tanya Ricky dengan nada yang berusaha terdengar tegas, namun ada sedikit getaran di sana.
Gyuvin tidak menjawab dengan kata-kata. Sebaliknya, ia menundukkan wajahnya, mendekatkan hidungnya ke leher jenjang Ricky. Ricky bisa merasakan napas hangat Gyuvin yang menggelitik kulitnya, membuat tubuhnya mendadak melemas. Sentuhan lembut dari hidung Gyuvin yang mengendus lehernya seperti membuat pikiran Ricky berhenti bekerja, hanya fokus pada sensasi yang ditimbulkan.
Ricky tahu dalam hati bahwa ini tidak benar. Situasi ini tidak seharusnya terjadi di antara mereka, tapi entah kenapa, ada sesuatu yang membuatnya enggan untuk menghentikan Gyuvin. Mungkin itu rasa penasaran, atau mungkin sesuatu yang lebih dalam lagi, yang membuat Ricky membiarkan tangannya bertumpu pada pundak Gyuvin, seolah memberi izin untuk melanjutkan.
Gyuvin, yang tampak paham dengan keraguan Ricky, perlahan memandu mereka berdua bergerak mundur hingga tubuh Ricky menyentuh meja pantry di dapur. Dengan gerakan yang mulus, Gyuvin mengangkat tubuh ringan Ricky dan mendudukannya di atas meja pantry, membuat Ricky kini sedikit lebih tinggi darinya.
Ricky mendongak, matanya yang semula ragu kini dipenuhi oleh tatapan yang sayu, seolah memohon kelanjutan dari apa yang sudah dimulai. Gyuvin membalas tatapan itu dengan intensitas yang sama, seolah mengerti sepenuhnya apa yang diinginkan oleh Ricky tanpa harus diucapkan.
Tanpa banyak kata, Gyuvin mengangkat tangannya, menangkup kedua pipi Ricky dengan lembut. Ia mendekatkan wajahnya lagi, kali ini tanpa ragu, dan dengan gerakan yang tenang tapi penuh kepastian, ia mempertemukan bibir mereka berdua.
Ciuman itu lembut pada awalnya, seperti sentuhan pertama yang penuh kehati-hatian, seolah-olah Gyuvin ingin memastikan Ricky merasa nyaman. Ricky, yang awalnya sedikit tegang, akhirnya mulai melepas rasa gugupnya, membiarkan dirinya larut dalam kehangatan yang disajikan oleh bibir Gyuvin.
Gyuvin memperdalam ciumannya, membuat Ricky semakin kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Tangannya yang tadinya bertumpu di pundak Gyuvin kini merambat ke belakang lehernya, menariknya lebih dekat, seolah-olah tidak ingin ada jarak sedikit pun di antara mereka.
Gyuvin merasakan respons dari Ricky dan hal itu membuatnya semakin bersemangat. Gyuvin menyesap bibir Ricky lebih dalam dan saling beradu lidah membuat saliva masing-masing membanjiri dagu.
Setelah beberapa saat, mereka akhirnya melepaskan diri dari ciuman itu, meski masih tetap saling berdekapan. Gyuvin menatap Ricky yang wajahnya kini memerah, matanya berkilat dengan perasaan yang tak bisa sepenuhnya ia ungkapkan dengan kata-kata. Begitu juga dengan Ricky, yang meskipun tampak malu, tetap tidak menjauh dari pelukan Gyuvin.
•••
Ricky berbaring di ranjangnya, malam semakin larut. Gyuvin yang berada di atasnya, mengungkung tubuh Ricky dengan kuat. Ricky tampak pasrah, tidak berdaya melawan cumbuan Gyuvin. Entah sejak kapan mereka berdua tidak mengenakan atasannya, hanya celana pendek yang menutupi bagian bawah tubuh mereka.
"Ehmm.." Ricky mendesah geli saat lutut Gyuvin tidak sengaja menabrak selangkangan Ricky dan menyenggol benda di balik celana Ricky. Gyuvin mendengus menyeringai, "Kau menikmatinya kan?" Ricky dengan wajah merah menggeleng, "T-Tidak! Cepat hentikan!" Gyuvin tertawa kecil, meskipun mulutnya menolak, tapi wajah Ricky tampak menginginkan lebih.
Gyuvin kembali menyambar bibir ranum Ricky dengan napsu yang menguasai dirinya, menyesap bibir manis Ricky sesekali menggigitnya menghasilkan lenguhan dari Ricky. Tangan kanannya memainkan benda di balik celana Ricky. Yang lebih tua hanya bisa menggelinjang nikmat atas sentuhan-sentuhan yang lebih muda. Ricky ingin sekali menghentikan itu tapi tidak bisa.
Ricky mendorong dada Gyuvin menjauh untuk membuat ciuman mereka terputus. "Kita tidak boleh melakukan ini, kita saudara," Ricky mengatakan dengan suara yang berat.
Gyuvin tidak peduli dengan hal itu, rasa cintanya lebih besar. "Aku mencintaimu Ricky, status saudara ini tidak akan menghentikanku untuk terus mencintaimu," Gyuvin jawab dengan suara yang tegas.
Gyuvin kembali mencumbu Ricky dan tangan besarnya meraba seluruh tubuh mulus Ricky. Sesekali, tangan Gyuvin meremas dada dan mencubit puting Ricky. Ricky hanya bisa mendesah dengan rasa menyesal karena tidak bisa melawan perlakuan Gyuvin.
"Kau tidak bisa melawan ini," Gyuvin berkata dengan suara yang penuh gairah. "Kau harus menikmati ini."
Ricky hanya bisa mendesah dengan rasa menyesal. "Ahh.. Gyuvinhh jangan!," Ricky mengulangi dengan suara yang berat.
Gyuvin tidak peduli dengan kata-kata Ricky. Ia mengeksplor tubuh Ricky yang ia cintai. Ricky hanya bisa menahan rasa sakit dan menyesal karena tidak bisa melawan perlakuan Gyuvin.
"Ahh..G-Gyuvinhh.." Ricky hanya bisa mendesah dengan rasa menyesal. Ia tahu bahwa ia tidak bisa melawan perlakuan Gyuvin, tapi ia juga tahu bahwa ia tidak bisa menikmati apa yang sedang terjadi. Ia hanya bisa menahan rasa sakit dan menyesal karena tidak bisa melawan perlakuan Gyuvin.
To Be Continued...
- 24.08.2024 -
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MY BROTHER | GYUICKY FT. JEONGRI ♡
FanficGyuvin tidak menyangka kalau orang sangat ia benci akan menjadi kakak tirinya. Kim Gyuvin ♡ Ricky ♡Gyuicky/Shimkongz♡ ZEROBASEONE ZB1 🪐 • Start : 24.07.2024 • Finish : ©itsmyhalluniverse2024