1.9

503 44 3
                                    

Pagi hari tiba dengan lembut, sinar matahari yang masuk melalui jendela kamar Jeonghyeon memberikan kehangatan yang nyaman. Di atas tempat tidur, Ricky tidur dengan nyaman dalam pelukan Jeonghyeon. Wajah Ricky bersandar di dada Jeonghyeon yang naik turun seiring dengan napasnya yang tenang. Keduanya terlihat begitu damai, seolah-olah dunia di luar sana tidak ada dan yang ada hanya mereka berdua.

Jeonghyeon perlahan membuka matanya, pandangannya langsung tertuju pada Ricky yang tidur lelap di pelukannya. Senyum lembut terbentuk di wajahnya saat ia melihat betapa tenangnya Ricky tidur. Jeonghyeon merasa hatinya dipenuhi dengan perasaan hangat yang sulit dijelaskan.

Dengan hati-hati, Jeonghyeon menggerakkan tangannya, mengusap rambut perak Ricky yang halus. Sentuhan itu membuat Ricky menggeliat sedikit, tetapi ia tetap dalam keadaan setengah tidur. Jeonghyeon menatap wajah Ricky yang damai, perasaan cintanya semakin mendalam.

"Selamat pagi, Ricky," bisik Jeonghyeon dengan suara lembut, nyaris tidak terdengar.

Ricky membuka matanya perlahan, menatap Jeonghyeon dengan mata yang masih berat karena kantuk. Senyuman manis terulas di wajahnya saat ia menyadari bahwa ia masih berada dalam pelukan Jeonghyeon.

"Selamat pagi, Hyung," jawab Ricky dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur. Ia menggeser sedikit posisinya, menatap Jeonghyeon lebih dekat. "Aku tidur nyenyak sekali."

"Aku senang mendengarnya," kata Jeonghyeon sambil mengusap pipi Ricky dengan lembut. "Kau kelihatan begitu damai saat tidur."

Ricky hanya tersenyum, merasa nyaman dalam dekapan Jeonghyeon. Ia merasa bisa tinggal di posisi ini selamanya, merasakan kehangatan dan kasih sayang yang terpancar dari Jeonghyeon.

"Mungkin ini terdengar klise," lanjut Jeonghyeon, "tapi aku benar-benar merasa bahagia bisa bangun tidur dan melihatmu di sini, bersamaku."

Ricky tertawa pelan, suara tawanya penuh dengan kebahagiaan. "Tidak ada yang klise tentang itu, Hyung. Aku juga merasa hal yang sama."

Jeonghyeon mengangkat tangannya, mengusap rambut Ricky dengan lembut. "Aku senang kita bisa melewati malam bersama. Ini adalah momen yang ingin aku ingat selamanya."

Ricky mengangguk, tatapan matanya penuh dengan rasa sayang. "Aku juga, Hyung. Kau benar-benar membuatku merasa istimewa."

Dengan perlahan, Jeonghyeon mendekatkan wajahnya ke wajah Ricky. Ada jeda singkat di antara mereka, untuk saling menatap seolah-olah mereka menikmati setiap detik kebersamaan ini. Kemudian, bibir mereka bertemu dalam ciuman singkat namun penuh makna. Sentuhan bibir Jeonghyeon pada bibir Ricky terasa hangat, memberikan perasaan nyaman yang menyelimuti keduanya.

Ciuman itu mungkin singkat, tetapi cukup untuk menyampaikan perasaan yang terpendam. Mereka saling menatap dengan mata yang berbinar, senyum lebar menghiasi wajah masing-masing.

•••

D

i sekolah, suasana pagi yang biasanya tenang terasa tegang. Gyuvin tidak bisa menahan amarahnya setelah semalam Ricky tidak pulang ke rumah. Ia langsung menarik Ricky ke sebuah ruang kelas kosong, ruangan yang sudah lama tidak digunakan. Langit di luar yang cerah bertolak belakang dengan suasana yang mendung di dalam ruangan itu.

"Kenapa kau tidak pulang semalam, Ricky?" Gyuvin memulai, suaranya penuh dengan kemarahan yang tertahan. "Ayah dan ibu khawatir. Mereka mengkhawatirkanmu sepanjang malam."

Ricky menghela napas malas, seolah permasalahan ini hanyalah gangguan kecil dalam rutinitasnya. "Itu bukan urusanmu, Gyuvin. Aku tidak merasa perlu memberitahumu ke mana aku pergi."

BE MY BROTHER | GYUICKY FT. JEONGRI ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang