Pesawat sudah mengudara sejam yang lalu kali ini mereka berada di atas lautan. Lulu melihat sekilas muka kelelahan papahnya. Bagaimana tidak, dalam 2 hari terakhir dia baru tidur 5 jam itupun terpotong-potong. Semalam saja Oniel tidur jam 11 lalu bangun lagi jam 12 malam membantu Indah packing dan mengerjakan beberapa pekerjaan yang bisa dikerjakan agar tak menumpuk. Setelah itu membangunkan anak-anaknya saat sarapan sudah siap dan sekarang berada di udara bersamanya, terbayang bagaimana pengorbanan seorang papah untuk keluarganya.
"Papah kalo ngantuk tidur aja, ntar Lulu bangunin" ucap Lulu.
"Lulu, yang mau lomba kan kamu. Kamu yang seharusnya istirahat biar ga kecapean dan fit saat lomba berlangsung. Nanti papah bangunin kalo pesawat hampir landing" tolak halus Oniel.
"Papah ga capek?" tanya Lulu.
"Selagi itu buat istri dan anak-anak papah. Papah gaakan sekalipun merasa capek" ucap Oniel yang berhasil membuat hati Lulu sedikit terharu mendengar ucapan papahnya.Lulu akhirnya memilih tidur, sebenarnya bukan pilihan sih....eummmm buat nutupin aja karena matanya sudah berkaca-kaca. Oniel yang melihat anak sulungnya tertidur pun merapikan posisinya agar saat bangun tak ada bagian yang sakit. Setelah selesai, Oniel memilih melamun memandang ke arah luar melalui jendela sembari berfikir apakah semua yang dilakukan untuk keluarganya sudah benar.
"Lulu, bangun yuk. Persiapan landing" ucap Oniel membangunkan anaknya.
"Udah hampir turun pah?" tanya Lulu.
"Tuh runway-nya" ucap Oniel menunjuk ke arah runway.
"Jepang, Lulu sama Papah datang" ucap Lulu penuh semangat yang membuat Oniel tersenyum bangga.Pesawat mendarat dengan sempurna di salah satu bandara Jepang. Setelah turun dari pesawat tak lupa Oniel mengajak Lulu untuk foto bersama sebagai laporan untuk keluarga mereka bahwasanya sudah sampai di negeri orang dan mendarat dengan selamat.
Oniel bersama Lulu duduk di salah satu tempat makan untuk membeli beberapa botol air minum dan memakan snack yang dibawakan oleh Mommy Indah. Lulu nampak gelisah, mungkin karena baru kali ini tampil secara langsung di depan juri aka offline. Oniel yang paham gelagat anak sulungnya tersebut langsung memegang tangannya.
"Udah tenang aja, relax. Semua berjalan bagaimana mestinya, usahakan secara maksimal maka hasilnya juga akan maksimal. Jangan takut jangan grogi papah selalu ada di sekitarmu" ucap Oniel mencoba menenangkan Lulu.
"Lulu takut gagal pah" ucap Lulu pelan."Udah sejauh ini aja udah keberhasilanmu, apalagi bisa melangkah lebih jauh lagi. Disini tidak ada istilah gagal, papah ga pernah beranggapan kalah disini adalah gagal. Justru ini adalah pencapaian baru dan pengalaman baru yang sangat berharga. Bertanding di kandang orang lain, peserta datang dari masing-masing perwakilan 48 group, melawan terbaik dari yang terbaik. Dimana letak kegagalannya?" ucap Oniel memotivasi anaknya.
"Lulu takut ngecewain papah, mommy, sama adik-adik" ucap Lulu.
"Mereka tahu kakak mereka lolos sampai kesini aja udah bahagia dan bangga. Jangan takut ngecewain, baik papah, Mommy, ataupun adik-adikmu semua akan menyambutmu dengan penuh rasa bangga apapun hasilnya nanti" ucap Oniel."Ini kita ke lokasi penginapannya tuh dijemput panitia apa kesana sendiri?" tanya Oniel.
"Nunggu dijemput pah, katanya mereka 5 menit lagi sampai" ucap Lulu.skip ke perlombaan
Perlombaan dimulai dengan masing-masing peserta menunjukkan kebolehan mereka dalam mengolah suara. Oniel menatap anak sulungnya dengan tatapan bangga sekaligus terharu. Jikonya ternyata adalah sebuah doa untuknya. Oniel sedikit flashback tentang perjalanan anaknya itu dari awal masuk sampai di titik dimana semua orang melihat cahaya terang dari sebuah bulan dan sinar yang indah sebuah bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
POKOKNYA OS
JugendliteraturHanya seru-seruan jangan dibawa ke real life Selamat menikmati