Oline sampai di rumah Trisha untuk menjemput adiknya. Ribka sudah meminta Oline untuk menjemputnya dikarenakan sudah tidak betah adanya kehadiran seorang Moreen.
"Ayo pulang" ucap Oline yang turun dari Ferio dan mendekat ke keempat orang yang ada di rumah Trisha.
"Kak maaf, kalo aku ikut nebeng sampe pool bus dekat terminal boleh ga? kalo ga salah kalian lewat situ kan ya?" ucap Moreen memohon.
"Emang gaada ojol?" tanya Ribka yang tau kalo ini hanyalah akal-akalan saja.
"Udah dicoba dari tadi ga dapet dapet" alibi Moreen.
"Yaudah, duduk row 2 gapapa kan?" tanya Oline memastikan dulu.
"Gapapa kak, yang penting sampai di pool bus tersebut. Rumahku di belakang pool pas soalnya" ucap Moreen yang sedang sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.
"Yaudah yuk" ajak Oline untuk naik ke Ferio.
Setelah selesai berpamitan dengan Trisha dan Lana, Ribka dan Moreen langsung menyusul Oline yang sudah lebih dulu masuk ke mobil. Tak ada pembicaraan apapun sepanjang perjalanan menuju jalan utama.
Ribka melihat ada kantong kecil di depannya langsung saja mengambilnya. Tepat sesuai dugaan ternyata coklat kesukaannya yang dibelikan abangnya, walaupun cuma 2 bungkus. Tiap kali diprotes selalu saja alasannya "daripada diabetes ntar kaki adios amigo, mau?".
"Kak Oline" sapa Moreen.
"Oyt?" ucap Oline melihat Moreen melalui kaca tengah.
"Suka kopi apa kak?" tanya Moreen basa-basi.
Sebelum menjawab Oline sempat menoleh ke Ribka yang memberinya sinyal untuk tidak menanggapinya.
"Gayo kalo ga Robusta" ucap Oline yang langsung mendapat tatapan malas dari adiknya.
"Alasannya suka 2 jenis itu apa kak?" Moreen benar-benar mencoba mencari restu dari Oline.
"Sesuai sama keinginan aja sih, ketika harapan dan kenyataan saling bertautan apakah kita bisa membencinya?" ucap Oline yang malas menjelaskan karena hanya penikmat kopi sepertinya yang paham.
"Bikin kopi susah ga sih kak?" tanya Moreen lagi.
"Gampang gampang susah, asal terbiasa dan tau takaran" terang Oline.
"Bisa kali sesekali ajarin aku bikin kak" Moreen sudah sangat berharap agar bisa main ke rumah Ribka.
"Apalah" balas Oline singkat yang membuat Moreen terdiam dan senyum kemenangan terukir di wajah Ribka.
Ferio berhenti tepat di depan pool dekat terminal. Moreen mengucapkan terimakasih dan langsung keluar dari mobil. Setelah Moreen keluar Oline langsung menginjak gas dan melanjutkan perjalanan ke rumah.
"Apasih pake ditanggepin segala" kesal Ribka ke kakaknya.
"Yakali orang ngomong dicuekin, toh kan ngobrolnya juga batas aman ga sampe yang kejauhan" ucap Oline yang menurutnya tadi bukanlah hal yang serius.
"Tetep aja ngeselin, males ngomong" pundung Ribka.
"Yahhh, masa harus beli coklat lagi sih buat bujuk" ucap Oline.
"Gausah, ntar dibilang 'diabetes ntar ga baik kakinya adios amigo, mau?' gitu kan?" ucap Ribka meniru nada kakaknya bicara saat mengucapkan kalimatnya.
"Hahaha, nih Cimory punyaku kamu minum aja gapapa daripada makan coklat lagi, tapi besok Minggu pagi jogging ikut kakak sama ci Erine" ucap Oline yang menghitung gula dari belanjaannya tadi.
"Itu mah bukan jogging, nemenin kakak pacaran sama ci Erine" kesal Ribka tiap kali jogging bareng Erine dirinya selalu diajak, kalian tau kenapa demikian? karena Ribka dimanfaatkan untuk fotografer haha.
KAMU SEDANG MEMBACA
POKOKNYA OS
Teen FictionHanya seru-seruan jangan dibawa ke real life Selamat menikmati