Fortitudine Vincitur - 1

190 27 0
                                    

Oniel selalu menjalani hidupnya seorang diri, menjauhkan diri dari orang lain, dan percaya bahwa ketenangan akan didapatkan dari keteguhan yang ia bangun sendiri. Orang-orang mengenalnya sebagai pria yang teguh pendirian, sulit didekati, namun penuh dedikasi terhadap pekerjaannya sebagai penulis. Ia menulis kisah-kisah penuh intrik dan penggambaran mendalam tentang perjuangan manusia melawan tantangan hidup. Ironisnya, tulisannya yang menggugah itu lahir dari hati yang tak pernah terbuka untuk siapa pun.

Pada suatu hari yang cerah, Oniel menemukan dirinya melangkah ke dalam perpustakaan kecil di sudut kota. Ia jarang sekali mengunjungi tempat-tempat ramai, tapi hari itu, dorongan yang tidak biasa membawanya ke sana. Saat memasuki perpustakaan, matanya tertuju pada rak buku bagian sejarah, membiarkan dirinya larut dalam deretan buku-buku tebal yang berjajar. Saat itulah ia bertemu dengan seorang wanita yang tanpa sengaja menarik perhatiannya, Indah, pustakawan yang bekerja di sana.

Indah adalah sosok yang berbeda dari kebanyakan orang yang pernah Oniel temui. Dia memiliki kehangatan dalam senyumnya dan kelembutan dalam cara berbicaranya. Saat Indah mendekati Oniel dan bertanya apakah ia membutuhkan bantuan, Oniel hampir tidak tahu harus berkata apa. Ia terbiasa mengurus segalanya sendiri, bahkan dalam hal kecil seperti memilih buku. Namun, kehadiran Indah membuatnya sedikit terhenti, mungkin untuk pertama kalinya dalam hidupnya.

"Apakah ada buku khusus yang Anda cari?" tanya Indah lembut. Oniel terdiam sejenak, sebelum akhirnya menjawab,

"Hanya... mencari inspirasi." Jawabannya singkat, namun Indah tersenyum seolah-olah memahami lebih dari sekadar kata-kata yang ia ucapkan. Dia mengangguk pelan dan menunjukkan beberapa buku sejarah yang mungkin menarik bagi Oniel.

Di tengah percakapan sederhana mereka, Oniel mulai merasakan sesuatu yang asing dalam dirinya. Ketenangan Indah, cara dia mendengarkan tanpa menghakimi, dan senyum tulusnya membuat perisai yang selama ini ia bangun perlahan-lahan mulai retak. Baginya, ini adalah perasaan yang belum pernah ia alami. Oniel merasa aneh tapi sekaligus tertarik pada sosok Indah.

Setelah pertemuan itu, Oniel menyadari dirinya sering kali kembali ke perpustakaan, seolah ada sesuatu yang memanggilnya ke sana. Setiap kali melihat Indah bekerja dengan penuh ketulusan, tersenyum pada para pengunjung, atau tersenyum padanya, Oniel merasakan ketenangan yang tak pernah ia sadari ia butuhkan.

Namun, meskipun hatinya mulai terbuka, Oniel tetap merasa cemas. Baginya, membuka diri pada orang lain adalah tanda kelemahan. Ia yakin bahwa dirinya harus kuat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada siapa pun, bahkan pada Indah yang selalu menyambutnya dengan tulus. Namun, di dalam hatinya, Oniel mulai meragukan keyakinannya sendiri. Mungkin, pikir Oniel, kekuatan bukan hanya tentang berdiri sendirian, tetapi juga tentang membiarkan seseorang masuk dan menjadi bagian dari kekuatannya.



-----+++-----





Seiring waktu, Oniel semakin sering mengunjungi perpustakaan. Awalnya, dia hanya ingin menikmati keheningan tempat itu dan menghindari hiruk-pikuk dunia luar, tapi kini perpustakaan kecil itu memiliki daya tarik tersendiri baginya. Setiap kali ia melangkah masuk, ia merasa seperti pulang ke tempat yang hangat dan akrab. Itu semua karena kehadiran Indah.

Indah selalu menyambutnya dengan senyum yang tulus, memperlakukannya seperti teman lama yang sudah saling mengenal bertahun-tahun, meskipun mereka hanya bertukar beberapa percakapan ringan. Bagi Indah, Oniel adalah sosok yang misterius tetapi menarik, seolah ada dunia rahasia yang tersembunyi di balik tatapan tajamnya dan kata-katanya yang hemat. Indah tidak pernah memaksa Oniel untuk berbagi lebih banyak, tapi kehadirannya membuat Oniel merasa diterima, tanpa penilaian atau ekspektasi apa pun.

POKOKNYA OSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang