Waktu berlalu, dan perubahan dalam diri Oline semakin terlihat. Ia semakin mengerti bahwa hidup tidak selalu tentang menjadi sempurna atau menghindari kesalahan. Terkadang, proses terbaik adalah belajar dari setiap langkah, bahkan yang paling kecil sekalipun.
Pada suatu sore yang cerah, Oline duduk di taman, merenung. Ia merasa jauh lebih tenang dibandingkan beberapa bulan yang lalu. Tidak lagi merasa terjebak dalam perjuangan batinnya, ia mulai menerima kenyataan bahwa ia tak perlu melawan dirinya sendiri untuk menjadi lebih baik. Semua itu adalah bagian dari perjalanan yang terus berkembang. Erine, yang telah menjadi pendamping setia sepanjang perjalanan ini, duduk di sampingnya, menatap langit yang mulai memerah.
"Oline, aku senang melihatmu begitu damai sekarang," katanya, senyumnya penuh kebanggaan.
"Aku tahu ini bukan perjalanan yang mudah, tapi kamu sudah melalui banyak hal."
"Aku juga senang kamu ada di sini. Tanpa dukunganmu, aku mungkin masih terjebak di tempat yang sama. Aku tidak tahu harus bagaimana tanpa kamu." Oline tersenyum, memandang Erine dengan rasa terima kasih yang mendalam.
"Kamu telah bekerja keras untuk sampai ke titik ini. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku selalu ada untukmu. Kita akan selalu bersama dalam perjalanan ini." Erine menatapnya dengan lembut.
Oline menggenggam tangan Erine, merasa lebih kuat dan lebih percaya diri daripada sebelumnya. Ia tahu bahwa meskipun tantangan akan terus datang, ia tidak lagi perlu takut menghadapinya sendiri. Perubahan yang ia alami bukan hanya tentang berhenti melakukan kesalahan, melainkan tentang menerima dirinya, belajar dari masa lalu, dan melangkah maju dengan tekad.
Hari itu, Oline merasa benar-benar bebas. Bukan hanya bebas dari kebiasaan buruknya, tetapi juga bebas dari rasa takut akan kegagalan. Ia menyadari bahwa ia telah membuat langkah besar menuju penemuan dirinya yang sejati.
"Terima kasih, Erine. Aku akan terus berjuang, tapi kali ini, aku tahu aku tidak sendirian," kata Oline dengan penuh keyakinan.
"Kamu tidak akan pernah sendirian, Oline. Kita akan selalu saling mendukung." Erine mengangguk, matanya berbinar.
Mereka duduk berdua, menikmati ketenangan yang datang setelah berbulan-bulan penuh perjuangan dan perubahan. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Oline merasa benar-benar damai dengan dirinya sendiri, tahu bahwa setiap langkah yang telah ia ambil telah membawanya ke tempat yang lebih baik.
Saat matahari mulai terbenam, mereka berdiri dan berjalan bersama, siap untuk menghadapi hari-hari mendatang dengan penuh harapan. Perjalanan pengampunan ini mungkin belum berakhir, tetapi Oline kini tahu bahwa ia telah menemukan kunci untuk melanjutkan, dengan cinta, dukungan, dan keyakinan pada dirinya sendiri.
-----+++-----
Beberapa minggu setelah pertemuan mereka di taman, kehidupan Oline mulai terasa lebih stabil. Namun, meskipun segala sesuatunya tampak lebih tenang, ada suatu perasaan dalam dirinya yang belum ia mengerti sepenuhnya. Ia tahu ia telah mengubah banyak hal, tapi terkadang ia merasa seperti ada sesuatu yang masih belum sepenuhnya ia hadapi.
"Proses ini bukan hanya soal perubahan luar, tapi juga perjalanan dalam dirimu. Jangan lupa untuk melihat lebih dalam ke dalam dirimu, Oline." Erine sering mengingatkannya.
Kalimat Erine itu terus bergaung dalam benaknya. Oline sadar bahwa meskipun ia telah mengubah kebiasaannya, ia belum sepenuhnya mengatasi perasaan yang selama ini terpendam. Rasa takut akan kegagalan, rasa bersalah, dan keraguan diri, semua itu masih ada, bersembunyi di dalam dirinya, menunggu untuk dihadapi.
Pada suatu malam yang tenang, Oline memutuskan untuk merenung sendirian di tepi sungai yang sering ia kunjungi ketika merasa kebingungan. Suara air yang mengalir menenangkan pikirannya, tetapi di dalam hatinya, ada rasa gelisah yang tak bisa ia hilangkan. Ia duduk dengan kaki terlipat, menatap refleksi dirinya di permukaan air yang tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
POKOKNYA OS
Teen FictionHanya seru-seruan jangan dibawa ke real life Selamat menikmati