Nina - 3

127 16 3
                                    

Ribka duduk di depan jendela kamar, menatap langit yang mulai gelap. Angin sore menyapu wajahnya, membawa bau tanah basah setelah hujan. Sambil memandangi bintang yang perlahan muncul, pikirannya melayang jauh,mengingat semua kenangan bersama Oline. Ia ingat bagaimana mereka selalu berbagi tawa, bahkan di saat-saat sulit. Dan kini, meskipun jarak memisahkan mereka, ia merasa kehadiran kakaknya tetap ada di sana, dalam setiap pesan dan surat yang dikirimkan.

Tahun-tahun berlalu, dan Ribka kini telah tumbuh menjadi seorang remaja yang lebih dewasa. Ia belajar untuk tidak hanya menunggu, tetapi juga untuk mandiri. Setiap kali Oline mengirimkan pesan atau berbagi cerita tentang kehidupannya di kota besar, Ribka merasa semangatnya semakin terpacu untuk terus berjuang. Ia tahu, meskipun mereka terpisah, cinta mereka selalu ada,terpatri kuat dalam hati masing-masing.

Oline, di sisi lain, juga merasakan perubahan itu. Meski ia terus bekerja keras di kota besar, hatinya tetap tak pernah jauh dari rumah. Setiap kali merasa lelah, ia akan memikirkan Ribka, adiknya yang kini semakin mandiri dan penuh harapan. Oline tahu bahwa perjalanan hidup mereka masih panjang, dan ia ingin Ribka tumbuh lebih baik, lebih kuat, lebih bijaksana dari dirinya.

Beberapa bulan terakhir, Oline mulai merasa ada yang berbeda. Ia merindukan rumah, tetapi lebih dari itu, ia merindukan kebersamaan yang dulu mereka nikmati. Ia mulai merencanakan untuk pulang, untuk memberikan kejutan kepada Ribka yang telah menunggu begitu lama. Namun, rencananya itu selalu tertunda karena pekerjaan yang semakin menumpuk.

Pada suatu malam, ketika Oline sedang menyelesaikan laporan di meja kerjanya, ponselnya berdering. Sebuah pesan masuk dari Ribka:
"Mas, aku sudah lulus ujian. Aku bisa masuk ke universitas yang aku impikan! Aku harap Mas bangga, karena ini berkat semua doa dan dukungan Mas selama ini."

Oline menatap layar ponselnya, mata yang lelah terasa basah. Ia tahu ini adalah momen yang sudah lama ditunggu,Ribka telah tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa, yang mampu mengejar cita-citanya meski tanpa kehadiran Oline di sampingnya setiap hari.

Ia membalas dengan cepat:
"Ribka, Mas sangat bangga padamu. Kamu luar biasa. Semua kerja keras kita selama ini bukan untuk sia-sia. Kamu sudah membuktikan bahwa kamu bisa."

Meski jarak memisahkan mereka, Oline merasa seperti mereka sedang duduk berdampingan, merayakan pencapaian besar Ribka. Semua pengorbanan yang telah ia buat terasa berharga, karena melihat Ribka tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik adalah hadiah terbaik yang bisa ia terima.

Namun, ada satu hal yang tetap mengganjal di hati Oline. Ia ingin segera pulang. Ia ingin melihat Ribka langsung, memeluknya, dan merayakan semua yang telah mereka lewati bersama. Ia tahu, meskipun mereka telah tumbuh dan berubah, janji yang dulu mereka buat untuk saling melindungi dan mendukung tetap sama.

Ribka, di sisi lain, merasa kebanggaan dan kebahagiaan yang luar biasa. Namun, ada kerinduan yang semakin mendalam dalam hatinya. Ia tahu Oline selalu ada di sana, bahkan ketika jarak memisahkan mereka, tetapi ia tak sabar menunggu hari di mana mereka bisa bersama lagi.

Pada malam itu, setelah membaca pesan dari Oline, Ribka menatap bintang-bintang di langit dengan penuh harapan. "Mas, aku akan menunggumu. Kami akan selalu bersama, seperti janji kita. Sampai nanti, ya?" pikirnya, menutup mata, merasakan janji itu hidup di dalam hatinya.

Di tempat yang sama, meski Oline terpisah ribuan kilometer, ia merasa bahwa Ribka akan selalu ada di sampingnya,di dalam hatinya, di dalam setiap langkahnya. Sebentar lagi, ia tahu, ia akan pulang. Pulang ke rumah. Pulang ke tempat yang selalu memiliki bagian terpenting dalam hidupnya.

Hari itu akhirnya tiba. Oline memutuskan untuk pulang setelah bertahun-tahun mengembara jauh. Pekerjaan yang menyibukkan akhirnya memberi jalan untuknya kembali ke rumah, tempat ia tumbuh bersama Ribka. Ia menatap tiket pesawat di tangannya, sebuah simbol perjalanan panjang yang akan mengantarkannya kembali ke tempat yang selalu ada di dalam hatinya,rumah mereka.

POKOKNYA OSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang