Ribbi adalah adik yang paling perhatian pada kakaknya, Oline. Dia selalu ingin memberikan kebahagiaan untuk Oline, tak peduli seberapa besar atau kecil alasan untuk merayakan sesuatu. Apalagi kali ini, yang akan dirayakan adalah ulang tahun Oline hari spesial yang menurut Ribbi wajib dirayakan secara istimewa.
Sejak sebulan sebelum ulang tahun itu tiba, Ribbi sudah mulai memikirkan rencana-rencana. Saat malam tiba dan keluarganya berkumpul di ruang keluarga, Ribbi menyusun keberanian untuk mengutarakan idenya kepada orang tuanya.
“Papa, Mommy,” panggilnya lembut, sambil mendekati mereka yang sedang menikmati teh dan menonton televisi.
“Aku mau bicara sesuatu… Boleh?” Papa Oniel melirik penuh perhatian ke arah Ribbi.
“Tentu, Sayang. Ada apa?”
“Jadi begini… Aku pengin kita buat ulang tahun Kak Oline spesial banget kali ini,” Ribbi mengutarakan idenya dengan semangat yang terpancar dari wajah kecilnya.
“Bukan cuma tiup lilin biasa, tapi pesta yang buat kakak senang dan bahagia.” Mommy Indah tersenyum hangat melihat tekad Ribbi yang begitu besar.
“Ide yang bagus sekali, Ribbi. Kamu mau pesta seperti apa buat Kak Oline?”
Ribbi langsung berbinar dan dengan antusias mulai menguraikan semua rencana yang sudah ia pikirkan. Dia ingin ruang keluarga dihias dengan warna-warna cerah, dan ada balon serta kertas warna-warni di dinding. Ia juga ingin memastikan ada makanan kesukaan Oline pizza, pasta, dan cupcakes cokelat yang selalu jadi favorit kakaknya. Bahkan, Ribbi sudah memikirkan untuk membuat sebuah slideshow foto-foto kebersamaan mereka berdua, dari kecil hingga sekarang, sebagai hadiah kejutan.
“Kalau bisa… Aku juga mau bikin sesuatu yang spesial,” lanjut Ribbi, sambil menggigit bibirnya, berpikir keras.
“Mungkin surat buat kakak? Biar kakak tahu betapa aku sayang sama dia.”
Papa Oniel dan Mommy Indah terkesan melihat betapa dalam kasih sayang yang dirasakan Ribbi untuk kakaknya. Mereka merasa bangga bahwa Ribbi memiliki hati yang penuh cinta untuk keluarganya.
“Kalau begitu, kita bantu, ya, Papa dan Mommy ikut bantu rencananya,” kata Papa Oniel sambil mengangguk, memberi persetujuan.
“Nanti kita bisa beli dekorasinya di toko dan Mommy bisa bantu bikin makanan kesukaan Kak Oline.”
“Dan Ribbi, kamu bisa mulai kumpulin foto-foto yang mau dipakai untuk slideshow-nya,” tambah Mommy Indah.
“Kita akan pastikan pesta ini jadi kejutan terbaik untuk Kak Oline.”
Wajah Ribbi langsung berseri-seri mendengar dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Baginya, pesta kali ini bukan sekadar acara ulang tahun. Ini adalah cara untuk menunjukkan betapa besar cintanya pada sang kakak. Setiap malam sebelum tidur, Ribbi akan memikirkan kembali rencana-rencananya, memastikan tidak ada yang terlewat. Di dalam hati kecilnya, ia berharap semoga hari ulang tahun Oline nanti bisa menjadi hari paling bahagia bagi kakaknya yang ia sayangi.
Setelah mendapat dukungan dari Papa dan Mommy, Ribbi semakin bersemangat. Dia mulai menyusun rencana lebih detail untuk pesta ulang tahun Oline. Setiap hari sepulang sekolah, Ribbi akan duduk di meja belajarnya, membuat daftar panjang tentang hal-hal kecil yang ia rasa penting untuk menyempurnakan pesta kejutan ini. Bagi Ribbi, setiap rincian, sekecil apa pun, harus dibuat dengan sempurna agar bisa membuat kakaknya tersenyum.
Suatu hari, Ribbi memutuskan untuk memulai persiapan dengan membuat undangan kecil untuk Papa, Mommy, dan dirinya sendiri sebagai tamu spesial. Dengan kertas warna-warni dan pensil warna yang ia punya, Ribbi meluangkan waktu menggambar dan menulis undangan tersebut. Ia menghiasinya dengan hati-hati, menambahkan gambar balon dan pita di sekitar tulisan “Undangan Khusus untuk Ulang Tahun Oline”. Bahkan, di pojok bawah, ia menulis pesan manis dengan tulisan yang sedikit bergetar: “Terima kasih sudah jadi kakak yang terbaik di dunia.”
Selain undangan, Ribbi juga mulai memikirkan detail untuk slideshow foto. Ia diam-diam mengumpulkan foto-foto kakaknya dari album keluarga yang tersimpan di ruang tamu. Ribbi memilih foto-foto yang penuh kenangan: saat Oline menggandeng tangannya ketika pertama kali ia masuk TK, foto mereka berdua mengenakan kostum pesta Halloween, juga momen-momen lucu ketika mereka berdua tertawa bersama. Ribbi mengumpulkan semuanya dengan hati-hati, memastikan bahwa setiap foto membawa kenangan manis yang bisa membuat Oline tersenyum bahagia.
Namun, persiapan ini tentu tidak selalu mulus. Suatu sore ketika Ribbi sedang diam-diam mengumpulkan foto di ruang tamu, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki. Oline muncul di pintu dan melihat adiknya yang sedang memegang salah satu album keluarga.
“Eh, Ribbi, lagi ngapain?” tanya Oline penasaran.
Ribbi hampir terlonjak kaget. Dengan cepat, ia menutup album dan menyembunyikannya di belakang punggung.
“Uh, nggak... nggak lagi ngapa-ngapain, Kak!” jawab Ribbi dengan gugup, berharap Oline tidak mencurigai apa yang ia lakukan.
“Ya sudah, hati-hati, ya. Jangan sampai album fotonya rusak.” Oline menatap adiknya dengan bingung, namun akhirnya tersenyum dan tidak bertanya lebih lanjut.
Setelah Oline pergi, Ribbi menghela napas lega. Walaupun sedikit panik, perasaan lega memenuhi hatinya kejutan untuk kakaknya tetap aman. Dengan cepat, Ribbi merapikan album dan kembali ke kamarnya untuk melanjutkan persiapan kejutan. Sekarang, dia semakin termotivasi untuk membuat ulang tahun kali ini menjadi momen yang tak terlupakan bagi Oline.
Hari demi hari berlalu, dan ulang tahun Oline semakin dekat. Ribbi terus mempersiapkan setiap detil dengan sepenuh hati. Sementara itu, Papa Oniel dan Mommy Indah juga ikut membantu di sela-sela waktu mereka. Mereka membantu Ribbi membuat dekorasi sederhana yang penuh warna untuk menghiasi ruang keluarga ada pita, balon, dan papan ucapan “Selamat Ulang Tahun Oline” yang dihias dengan gambar-gambar kecil hasil karya Ribbi.
Suatu malam, saat semuanya sudah tertidur, Ribbi duduk sendiri di kamar sambil menulis surat untuk kakaknya. Dengan spidol berwarna-warni, ia menuliskan pesan-pesan manis yang ia simpan dari hatinya. Ia menulis betapa kakaknya adalah sosok yang selalu ia kagumi, yang selalu mengajarinya banyak hal, dan yang selalu ada untuknya dalam suka dan duka.
“Terima kasih sudah jadi kakak yang selalu baik dan sabar sama aku,” tulis Ribbi, menambahkan gambar hati kecil di sudut kertas.
“Kak Oline adalah inspirasiku, dan aku mau Kak Oline selalu bahagia.”
Ribbi menutup surat itu dengan tanda tangannya dan hiasan gambar kecil dari stiker-stiker lucu yang ia simpan khusus untuk momen ini. Dia membayangkan betapa bahagianya Oline ketika membaca surat ini nanti. Setelah selesai menulis surat, Ribbi memutuskan untuk menyelipkannya di antara album foto yang akan ia tampilkan pada slideshow, sehingga ketika Oline menonton foto-foto itu, ia akan menemukan surat tersebut sebagai kejutan tambahan.
-----+++-----
Tibalah malam sebelum ulang tahun Oline. Ribbi merasakan campuran antara rasa gugup dan antusiasme. Papa dan Mommy membantu memastikan semua dekorasi sudah siap. Mereka juga membuat hidangan-hidangan kesukaan Oline sesuai rencana Ribbi, termasuk cupcakes cokelat yang dihiasi dengan taburan gula warna-warni berbentuk bintang.
Ribbi berdiri di tengah-tengah ruang keluarga sambil memandang hasil jerih payahnya dengan senyum bangga. Meski sederhana, semua persiapan ini terasa sangat istimewa baginya. Dengan hati yang berbunga-bunga, ia membayangkan reaksi Oline saat melihat pesta kecil ini. Bagi Ribbi, tidak ada yang lebih penting daripada membuat kakaknya merasa dihargai dan dicintai.
Sebelum tidur, Ribbi melihat ke arah ruang tamu sekali lagi, memastikan semuanya sudah sempurna. Saat berbaring di tempat tidur, ia tak bisa menahan senyum yang terus terukir di wajahnya. Ia sudah tak sabar menunggu esok hari, hari yang akan dipenuhi kejutan, kebahagiaan, dan tawa bersama kakaknya yang tersayang.
TBC
"semua tentangmu, aku rayakan"
translate dari judul
KAMU SEDANG MEMBACA
POKOKNYA OS
Teen FictionHanya seru-seruan jangan dibawa ke real life Selamat menikmati