AWAL

5K 22 0
                                    

Cerita mundur setahun lalu.

Suatu hari disaat kuliah Feny masih semester satu, Liza menghampiri Feny saat akan pulang kuliah, “Fen, boleh gak aku ikut kerumah kamu? Dirumahku sekarang banyak tamu, aku gak pengen pulang dulu.”

“Boleh, masa gak boleh. Hehehe ” jawab Feny dengan gaya ketus.

“Ya siapa tahu hari ini kamu repot atau keberatan kedatangan teman.”

“Gak repot kok.. Yuk, cabut!”

Feny langsung mengajak Liza segera pulang.

Dengan manaiki motor matic masing-masing, mereka menuju rumah Feny yang jaraknya sekitar 4 Km dari kampus.

“Cowok kamu kemana, Za. Biasanya kamu diantar jemput kan?” tanya Feny berbasa basi ketika mereka sudah sampai di halaman rumah. Saat itu mereka baru saja berteman dan belum terlalu tahu masing-masing dan Liza yang seperti berusaha mendekati Feny.

“Gak biasa juga kali, kadang-kadang aja kok diantar jemputnya. Lebih sering naik motor sendiri akunya.” Jawab Liza sambil mengikuti Feny masuk kedalam rumah. Ini adalah kedua kalinya Liza main ke rumah Feny. Rumah Liza juga sebenarnya tidak jauh-jauh amat dari rumah Feny.

“Rumahmu selalu sepi gini ya, Fen?” tanya Liza kemudian duduk dikursi ruang tamu sedangkan yang diajak bicara masuk ke dalam kamarnya yang berdekatan dengan ruang tamu untuk ganti baju.

“Iya seringnya gini. Yang tinggal disini kan cuma 3 orang. Kalau papa mama kerja, aku di rumah sendirian kalau siang gini. Tapi kadang mama gak ikut papa kerja.” balas Feny dari balik tembok kamar.

Feny kemudian keluar kamar. Ia sudah berganti djengan pakaian kesehariannya, yakni atasan tank top tanpa lengan dan bawahan hot pants kolor yang memperlihatkan paha putih mulusnya.

Liza juga kemudian melepas baju kemejanya dan tinggal memakai daleman singlet dengan bawahan masih bercelana jeans ketat.

Singlet berwarna putih itu cukup transparan dan ketat seperti melekat dibadan Liza. Jadi orang yang memandang liza saat itu dipastikan secara samar dapat melihat bra hingga perut Liza. Sangat seksi.

“Nonton film yuk, fen, dari pada gabut gini. Kebetulan aku kemarin habis ngopy film dari laptopnya si Dian.” Liza kemudian mengeluarkan laptop dari tas ranselnya.

“Boleh, aku juga biasanya kalau nggak baca-baca ya nonton film. Film apa btw, za?” jawab Feny lalu mengajak Liza nontonnya di kamar saja biar bisa sambil rebahan.

Mereka sudah selonjoran diatas kasur menghadap layar laptop siap menonton. Judul film tersebut Fifty Shades of Grey yang dibintangi Dakota Johnson. Singkat cerita mereka menimati alur ceritanya yang romantis. Namun sepertinya Feny lama -kelamaan tidak nyaman dengan posisinya diatas kasur itu, sedangkan Liza tenang saja matanya konsentrasi menatap layar.

Karena film itu beberapa kali menampilkan adegan percintaan dewasa, walaupun tidak secara eksplisit. Namun, adegan bercinta dengan memperlihatkan tubuh tanpa pakaian artisnya itu sudah cukup membuat Feny kikuk. Dadanya berdegup cepat.

Tiba-tiba Feny merasa ada yang aneh dari tingkah teman yang ada disampingnya itu, satu tangan Liza masuk ke celananya. Sekilas Feny melirik, tangan itu didalam celana tidak diam, tapi entah menggaruk atau memijat. Pikiran Feny benar-benar polos saat itu.

Sadar telah diperhatikan, Liza jadi salah tingkah dan mempebaiki posisinya dengan tangan kali ini memeluk bantal.

“Sorry, fen aku tadi kebawa suasana, habis seru banget ya ceritanya. Hehehe..” Liza mencoba menjelaskan hal yang tidak ditanyakan oleh Feny.

“Iya. Aku baru ini lihat film yang ada adegan vulgar gitu. Seru juga. Hehehe.” Ujar Feny membalas perkataan Liza dengan malu-malu.

“Hmm.. kalau soal adegan vulgar sih ini belum seberapa, fen. Banyak yang lebih hot. Hehe”

Sahabat Tanpa Sehelai BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang