DEWI, MAMANYA LIZA

2.9K 13 0
                                    

“Ting..”

HP Feny berbunyi tanda sebuah notifikasi WA masuk.

Feny yang sedari tadi bersantai bersama Papa dan Mama dihari libur akhir pekan langsung membuka chat tersebut yang ternyata dari Liza.

“Fen, ntar sore aku mau latihan senam, yoga, dll. Mau ikut?”

Feny pun langsung menjawab cepat,

“Mauu.. tapi aku ijin ortu dulu ya.”

“Ma, pa, nanti sore aku ijin ke rumah Liza ya, mau olah raga bareng.” kata Feny pada kedua orang tuanya yang berada didekatnya.

“Boleh. Tapi jangan malam-malam pulangnya. Atau kalau kemalaman, mending nginep disana. Ijin dulu tapi.” kata papa.

“Olah raga apa memangnya, nak?” Mama menyambung dengan pertanyaan.

“Senam, ma. Aku juga belum tahu. Katanya sih, Liza punya tempat mirip sport center gitu dirumahnya.”

“Wah, orang tua Liza kaya banget ya kayaknya.” ujar mama.

“Iyalah, ma. Sekelas kepala dinas, pendapatannya gede.” Papa menyahut.

“Ngomong-ngomong, di kampus ada cowok yang ngedeketin kamu gak sih?” Mama bertanya mengalihkan tema pembicaraan pada Feny yang kembali menatap layar HP.

“Belum ada, Ma. Kenapa emangnya?” Feny balik bertanya.

“Kamu jangan terlalu pendiam, sayang. Kamu cantik lho, sudah sewajarnya diusia kamu ini saling tertarik dengan lawan jenis.” tutur mama.

“Papa sama mama bukannya nyuruh kamu pacaran ya, tapi kalau kamu mau pacaran, boleh aja asal harus kamu kenalin ke papa mama siapa pacar kamu. Jangan pernah main belakang sama papa mama ya. Kamu juga jangan sembarangan menerima cowok, harus yang bener-bener baik.” papa menimpali tuturnya pada Feny.

“Siap papa mamaku sayang.” Ujar Feny.

Sebenarnya orang tua Feny tersebut hendak menyampaikan nasehat pada anaknya, jika punya pacar, pacarannya jangan melampaui batas. Mereka tak ingin pengalaman mereka terulang pada anak semata wayangnya itu.

Karena Feny adalah anak yang terlahir dari hasil pacaran yang melampaui batas. Mereka sudah melakukan hubungan seks saat masih pacaran dan usianya pun masih sekolah SMA. Akibatnya, mama Feny hamil dan terpaksa keduanya putus sekolah lalu dinikahkan dini. Feny pun lahir dari orang tua yang sama-sama masih sangat muda saat itu.

Namun mereka bingung bagaimana menjelaskan agar Feny tidak mengalami hal yang sama, dan bisa meneruskan pendidikan yang setinggi-tingginya. Untungnya, Feny jenis anak yang kurang gaul dan lebih suka berada dirumah. Jadi resiko salah pergaulan tidak terlalu besar. Setidaknya begitulah pikiran orang tuanya. Namun, mereka juga ada kekhawatiran jika feny terlalu pendiam nantinya sulit jodoh, juga dalam hal pekerjaan yang membutuhkan banyak relasi agar mudah sukses.

***

Pukul 3 sore, Feny bersiap pergi ke rumah Liza. Ia memilih baju apa yang cocok dikenakannya untuk olah raga. Ternyata ia tak punya satu pun pakaian khusus untuk olah raga.

Ia pun bertanya pada mamanya barangkali punya.

“Gak punya, kalau pakai baju gitu aja apa gak boleh?” kata mama menunjuk pakaian yang dikenakan Feny, yakni kaos singlet tanpa lengan dengan bawahan celana kolor pendek.

“Ya boleh aja sih ma. Tapi nanti kalau liza pakai baju senam bagus kan aku jadi malu.”

“Lha emang gak punya. Ya bilang aja ke Liza belum punya baju senam, siapa tahu nanti dipinjami sama Liza.”

Sahabat Tanpa Sehelai BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang