BARBEQUE PARTY

1.4K 8 1
                                    

Malam hari, mereka membuat acara barbeque party di halaman bagian belakang villa yang langsung menghadap pantai.

Diantara mereka yang paling sibuk adalah Feny, karena yang paling jago memasak. Dan yang paling rajin membantu adalah Rony. Yang lain juga membantu namun terlihat sekedarnya. Sementara Tony memainkan gitar dan menyanyi bersama Liza yang ternyata memiliki suara yang merdu. Suasana benar-benar hangat malam itu, syahdu dan penuh kebersamaan. Makan minum bersama, nyanyi bersama.

Makanan habis, tinggal beberapa potongan daging kecil-kecil tersisa. Liza dan Didit pamit jalan-jalan ke pantai hanya berdua. Kemudian diikuti oleh Dian dan Tony dengan arah jalan berbeda. Pantai itu cukup luas, dengan batu-batuan besar dibeberapa titik.

Tinggallah Rony dan Feny masih ditempatnya tadi. Mereka berbincang ringan sambil rebahan dirumput yang empuk dan memandang langit yang cerah dimalam itu. Untuk mengusir rasa canggung dan grogi, Rony menyalakan sebatang rokok kemudian merebahkan diri lagi disamping Feny.

"Kamu ternyata merokok ya, baru tahu.." Ujar Feny pada lelaki disampingnya tersebut.

"Iya. Tapi aku bukan perokok berat kok. Cuma kadang-kadang aja, meskipun selalu ku bawa. Oh ya, kamu gak kuat sama asapnya ya? Ya udah ku matikan." Kata Rony.

“Eh, jangan. Gak papa kok. Justru aku mau minta rokoknya, kalo boleh?” ujar Feny.

“Loh, kamu merokok juga?" tanya Rony sambil mengambil bungkus rokoknya lagi.

"Ngga sih, pengen nyobain aja.. boleh kan?"

"Ooh.. tentu boleh. Nih.." Rony menyodorkan batang rokok yang masih didalam bungkusnya supaya Feny mengambil sendiri.

“Nggak, itu aja yang udah kamu sedot. Gantian. Kalau boleh.” Feny menunjuk rokok yang ada di jari tangan Rony.

Rony pun memberikan sebatang rokoknya yang langsung disedot oleh Feny.

“Fuuhhh…” asap rokok keluar dari bibir seksi Feny kemudian mengembalikan lagi ke Rony. Begitu terus bergantian hingga habis.

“Kamu gak pengen jalan-jalan juga kayak mereka?” Tanya Rony.

“Pengen. Tapi masak sendirian.” Jawab Feny.

“Ayo ku temani.” ajak Rony.

Rony dan Feny pun bangkit berdiri kemudian berjalan menyusuri pantai dengan remang-remang cahaya bulan dan lampu-lampu warna warni yang sengaja dipasang menambah kecantikan alam saat malam.

Disatu titik mereka mendapati Dian dan Tony. Pasangan tersebut sedang asyik duduk menghadap pantai dengan tangan saling berangkulan. Tony merangkul pundak Dian sedangkan Dian merangkul pinggang Tony. Sesekali terlihat Tony mengecup kening Dian.

Feny dan Rony lalu melanjutkan jalan-jalannya hingga tak terasa sudah cukup jauh mereka berjalan. Mereka ingin putar balik namun sama-sama menghentikan langkah ketika mendengar sesuatu.

“Kamu mendengar suara gak?” Tanya Rony.

“Iya seperti suara wanita kesakitan.” Kata Feny.

Mereka kemudian mencoba mendekati sumber suara itu dengan berjalan mengendap dibalik pepohonan kelapa. Akhirnya mereka tahu dari mana suara tersebut.

“Jancok..! Ternyata orang lagi kentu (ML). Kirain apa!” umpat Rony.

“Wih… Liza ternyata.. asyik banget.." kata Feny.

Mereka memergoki Liza dan Didit sedang asyik bersetubuh dipinggir pantai. Terkadang ombak kecil menyelimuti tubuh mereka yang telanjang tanpa sehelai benang pun.

Saat itu mata Rony dan Feny mendapati posisi Liza dibawah rebahan beralas pasir pantai dengan kedua paha kaki diangkat dibuka lebar dan vaginanya ditusuk-tusuk oleh kontol Didit dari atas dengan gerakan pinggul Didit yang tidak terlalu cepat. Sementara tangan didit memegang kedua payudara Liza.

Sahabat Tanpa Sehelai BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang