CERITA PAGI

839 7 1
                                    

Pagi menunjukkan pukul 6. Biasanya waktu itu adalah jam berangkat orang tua Feny pergi ke pasar ke tempat dimana usaha toko mereka mencari pundi materi. Biasanya juga Feny sudah bangun membantu mamanya menyiapkan sarapan, lalu jam 7 baru berangkat kuliah.

Tapi hari ini ia masih libur. Meskipun libur, ia tetap bangun dari ranjang empuknya. Ia tahu sudah sedikit molor karena biasanya sebelum jam 6 sudah siap di dapur.
Feny duduk dipinggir ranjang lalu berdiri. Sejenak ia melihat tubuhnya yang tanpa busana dalam cermin yang menampakkan seluruh tubuh dari atas sampai bawah.

Ia memegang kedua buah dadanya dan menggoyang kearah atas bawah dua kali, entah apa maksudnya. Kemudian dua telapak tangannya yang tadi ada di buah dada kini turun di perut. Ditepuknya ringan perut bagian depan tepat disamping udel bolong itu, yang sepintas mirip tubuh cewek jepang yang ada di film-film JAV.

Feny masih ragu untuk keluar kamar dengan telanjang bulat meskipun kemarin ia sudah mengobrol lama dengan orang tuanya soal ketelanjangan dan sudah minta ijin pula untuk telanjang di rumah.

Ia putuskan memakai busana minimalis saja yang sudah dipakai semalam yakni sebuah celana dalam model G-string yang baru dibelinya sewaktu liburan bersama teman-temannya kemarin, dan tanktop model kemben crop top yang jelas memperlihatkan dada atas dan keseluruhan perut putih mulus nan gemoy itu.

Sebenarnya Feny tidak sepenuhnya pede memakai G-string itu karena belum pernah memakainya apalagi akan ditunjukkan didepan orang tuanya. Kalau tanktop itu sudah sering dipakainya karena koleksi lama beli bareng mamanya.

"Masih mending lah dari pada bugil gil". Begitu pikirnya ketika Feny memutuskan memakai G-STRING itu keluar dari kamarnya.

Namun begitu sampai di dapur ia cukup terkejut tapi berusaha biasa saja. Ternyata mama sudah selesai memasak dan tinggal menata saja ke meja makan.

Nampaknya mama habis mandi keramas ditandai dengan rambut basah di kepalanya yang dibungkus handuk, dan yang bikin Feny cukup terkejut adalah karena mama memakai handuk di kepalanya tapi badannya tanpa memakai pakaian apapun alias telanjang bulat. Sepertinya mama melakukan dengan sadar.

Saat keduanya bertemu di dapur itu Feny mencoba bersikap biasa, begitu juga mama walau seperti agak canggung namun juga berusaha bersikap seolah sudah biasa.

"Pagi, mama ku sayang.. maaf Feny telat bantuin mama.. hmm seger ya ma habis mandi pagi.."

"Pagi juga, anakku sayang.. gak apa-apa. Mama tahu kamu masih capek. Iya seger banget, kamu gak mandi? Eh, maaf ya, mama belum sempat pake baju."

"Feny nanti aja mandinya, masih libur kuliah kok. Ngapain pake minta maaf sih, ma..biasa aja lagi.."

"Hehehe.. iya, jujur dulu mama juga biasa gini. Sebelum kamu lahir."

"Wah, berarti sebenarnya mama juga nudist dong dulu?"

"Emm.. gak sih.. dulu karena cuma hidup berdua aja. Suami istri kan udah gak ada yang ditutupi kan.. jadi ya bebas-bebas aja mau ngapain aja.."

"Tapi mama ngerasa gak, kalo telanjang diluar kamar itu menyenangkan? Kayak lebih bebas gitu.."

"Emm.. iya. Badan kayak lebih enteng."

"Nah, berarti mama ada bakat nudist tuh.. hihihi.. terusin aja ma, gak apa-apa meskipun sekarang sudah ada Feny."

"Kok disuruh nerusin, masak mama nanti jaga toko telanjang gini?"

"Hahaha.. enggak dong.. maksudnya pas di rumah aja.."

"Iya.. mama tau kok. Cuma bercanda aja."

"Ma, misalnya Feny juga pengen telanjang gitu aman ga sih ada papa? Maksud Feny akhir-akhir ini kan banyak berita tuh, ayah perkosa anak kandung, ada juga yang rela incest. Suka sama suka."

Sahabat Tanpa Sehelai BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang