TAMU DARI DESA

1.9K 10 0
                                    

Cerita kembali dimasa sekarang, saat kuliah Feny sudah semester 3.

"Sini nak papa mau ngomong.."

"Iya pah, ada apa?"

Feny menghampiri papa nya yang sedang duduk santai sama mama diruang keluarga.

"Kamu inget Andre kan, sepupu kamu?" tanya Papa pada Feny.

"Iya inget kenapa dia, pah?"

"Dia mau magang di kota ini. Nah, bapaknya tadi nelpon mau minta Papa agar Andre diizinkan tinggal di rumah kita selama magang. Dari pada nge-kos, mahal."

"Oh, iya pah. Feny setuju aja. Berapa lama emangnya?" kata Feny.

"Kurang lebih 3 bulan mungkin."

Andre adalah sepupu Feny yang berasal dari desa x, sebuah desa disalah satu kabupaten di Jawa Timur yang terletak di kaki pegunungan. Ia adalah anak dari adik perempuannya Papa Feny yang masih tinggal di desa asal.

Papa Feny memang berasal dari desa x tersebut, dan keluarga besarnya sebagian besar juga merantau. Itu sebabnya Papa feny jarang mengajak mudik ke desa tersebut. Terakhir kira-kira 3 tahun yang lalu.

Andre bersekolah di SMK jurusan perhotelan. Sekarang waktunya magang dan ia ingin magang di hotel berbintang yang adanya di kota besar, kota yang Feny tinggali. Di kabupaten tempatnya tinggal hanya ada hotel kelas melati.

"Mungkin tiga hari lagi dia kesini pas hari minggu. Nanti bantu bersihin kamar belakang ya, nak.." pinta mama pada Feny.

"Siap mah. Tapi emangnya udah pasti keterima di hotel itu?" tanya Feny.

"Gak tahu. Kita siapin aja dulu kamarnya, siapa tahu mereka mau nginep." Ujar mama.

Feny tentu tidak keberatan membantu keluarganya yang membutuhkan, tapi mungkin dia jadi tidak bebas lagi melakukan kebiasaannya selama ini.

"Ga papalah, cuma 3 bulan aja kok. Kalo pengen bugil aku akan nginep di rumah Liza.." kata Feny dalam hatinya.

Bahkan Papa juga sudah mewanti-wanti istri dan anaknya tersebut agar selalu memakai BH selama ada Andre, mengingat baju-baju rumahan yang selama ini mereka pakai seringkali memperlihatkan jelas bentuk buah dada mereka hingga tonjolan pentilnya.

***

Hari minggu pagi sesuai rencana, Andre datang ditemani Bapak Ibunya dan juga Dina, adik perempuannya yang masih sekolah SMP namun memiliki tubuh bongsor. Mereka menaiki mobil panther keluaran tahun 1995 dengan lama perjalanan sekitar 3 jam.

Singkat cerita, setelah hampir setengah hari berbincang bercerita macam-macam, menjelang sore Bapak, Ibu dan Dina balik pulang ke desa Meninggalkan Andre bersama orang yang dipanggilnya Pak Dhe, Bu Dhe dan Feny, kakak sepupunya.

"Besok selasa saja sepeda motormu bapak antar kesini, sementara kamu naik ojek dulu." Kata Bapaknya Andre sebelum pergi.

"Biar diantar Feny aja, dik.. iya kan sayang?" ujar mama Feny.

"Iya, ku anter aja ndre!, kalau gak benturan sama jam kuliah sih.. hehe." ujar Feny dengan semangat.

"Terima kasih. Aku jadi banyak merepotkan kalau minta antar segala. Dikasih tempat tidur aja udah bersyukur." jawab Andre.

"Udahlah santai aja, namanya keluarga harus saling bantu." ucap Feny.

***

Pagi hari, Andre sudah bangun mendahului tuan rumah yang masih tidur semua. Bukan tidak bisa tidur, tapi memang sudah kebiasaannya bangun pagi untuk beraktifitas apa saja yang bisa dilakukan, dari olah raga hingga pekerjaan rumah tangga seperti cuci piring biasa ia lakukan di rumahnya.

Sahabat Tanpa Sehelai BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang