PULANG

1.7K 9 0
                                    

"Mbak, ternyata magang ku dipercepat, tiga hari lagi selesai.." kata Andre pada Feny disuatu waktu makan bareng.

"Loh, gak jadi seminggu lagi?"

"Gak mbak.. kepala sekolah menyuruh kita segera masuk sekolah lagi."

Waktu memang cepat berlalu. Tiga bulan sudah Andre menjalani program magang sekolahnya. Disatu sisi ia senang karena berhasil mengerjakan tugas-tugas di hotel tempatnya magang dengan baik hingga mendapatkan apresiasi dari pihak manajemen hotel. Disisi yang lain, Andre terlanjur kerasan tinggal di rumah Feny dan akan berat hati kembali ke kampungnya meskipun juga merindukannya.

"Ndre, kamu pernah janji kan kalau magang udah selesai mau ngajak mbak ke desa? Aku pengen ngerasain suasana desa buat beberapa hari, juga mandi di sungai..."

"Iya mbak. Siap mbak. Nanti motoran aja ya, ku bonceng pake motor ku terus balik kesini ku antar lagi. Gimana?"

"Okey.. asal kamu gak keberatan nganterin mbak bolak balik."

"Gak dong.. dengan senang hati.."

***

Hari kepulangan Andre pun tiba. Dengan menenteng tas berisi pakaian, Andre berpamitan pada Pak De dan Bu de nya atau orang tua Feny. Feny juga ikut pamit rencananya dia menginap di desa untuk tiga atau empat hari.

Motor pun melaju menuju desa kampung halaman mereka. Setelah kurang lebih tiga jam waktu perjalanan, mereka pun sampai. Kedatangan mereka disambut oleh orang tua Andre yang mana Feny memanggilnya dengan sebutan Pak lek dan bu lek. Juga ada Dina, adik Andre. Mereka memang sudah menunggu setelah mendapat kabar dari Andre tentang kepulangannya dan Feny yang ikut serta.

Berbagai menu makanan juga sudah menyambut mereka di siang hari itu. Kemudian bersama-sama menyantap makanan sambil saling bercerita.

"Nah, gitu..kalau liburan lagi kesini aja, nginep. Jangan niru mas Cokro sudah gak mau nginep sini." Kata bu lek menyebut nama mas cokro, kakaknya yang tak lain adalah Papa Feny.

"Iya bu lek. Papa gak mau nginep karena sayang kalau tokonya tutup." Jawab Feny.

"Ya udah kamu sendiri aja gak apa apa kan. Ada Andre yang bisa mengantar kamu. Iya kan, ndre?" Lanjut bu lek.

"Iya bu. Aku selalu siap." Jawab Andre.

Setelah selesai bersantap siang itu Feny beristirahat di kamar hingga waktu menunjukkan pukul tiga sore. Ia pun keluar kamar. Meski matahari masih terang, hawa ditempat itu terasa sejuk namun tidak terlalu dingin. Tak ada alasan untuk berpakaian minim. Feny masih setia dengan kaos lengan panjang dan celana jins selututnya.

Sewaktu keluar ke teras rumah, feny mendapati Andre tengah jongkok sambil bertelanjang dada. Saat itu juga ada Dina. Dan Feny pun menyapa dua adik sepupunya tersebut.

"Hai, lagi ngapain?"

"Eh, mbak Feny sudah bangun. Ini mbenerin rantai sepedanya si adik wedok tercinta.." jawab Andre.

"Iya mbak. Buat pergi sekolah. Baru tadi pagi rusaknya. Entah kenapa kok bisa pas mas Andre mau pulang sepeda ini rusak." Kata Dina menambahkan.

"Kangen aku kayaknya, udah lama banget gak ku sentuh ni sepeda. Haha.. oh, ya barangkali mbak Feny mau mandi di kali sekarang aja sama Dina. Aku nyusul habis ini. Bentar lagi juga beres." Ujar Andre.

"Iya mbak, ayo. Mumpung masih agak siang, belum banyak orang." Kata Dina.

"Emang kenapa kalau banyak orang?" Tanya Feny.

"Ya mungkin mbak Feny malu?" Jawab Dina.

"Mbak Feny mah gak punya malu..hihi.." Ujar Andre sepertinya keceplosan dan langsung dipelototin Feny.

Sahabat Tanpa Sehelai BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang