WELCOME TO THE PARADISE

1.5K 4 0
                                    

“Diaaan…!”

Telinga Dian menangkap sebuah panggilan dari jarak 50 meter lalu menoleh kearah sumber suara.

“Hai, ada apa?” tanya Dian menyambut Liza dan Feny yang memanggilnya.

“Aku mau nganterin Feny nge-mall nih, mau beli bikini. Kamu mau ikut gak?” tanya Liza.

“Emm.. aku udah punya sih.. tapi ga papa deh ikut, barangkali ada yang menarik.” jawab Dian menerima ajakan Liza dan Feny.

Dian adalah teman SMA Liza yang kini juga satu kampus namun beda jurusan. Cewek manis berkulit kuning itu mirip Anggun, penyanyi asal indonesia yang kini menetap di Prancis. Bodynya mirip model Amerika, kurus, tinggi dan berdada sedang.

Mereka bertiga kemudian meluncur ke mall naik mobilnya Liza, sementara motor Dian dan Feny ditinggal diparkiran kampus.

Tiga hari lagi mereka akan berangkat liburan. Mereka telah berhasil mendapat ijin dari orang tua masing-masing. Sesuai rencana mereka akan menginap disebuah villa dipulau pribadi milik kenalan orang tua Didit, pacar Liza selama kurang lebih satu minggu atau mungkin lebih.

Mereka bertiga sangat menantikan momen liburan itu karena juga mengajak pacar masing-masing, kecuali Feny yang masih galau akan hubungannya dengan Rony yang masih tanpa status. Liza dan Dian rasanya sudah seperti akan berbulan madu. Apalagi Liza yang usia pacarannya baru satu bulan.

Singkat cerita, hari yang dinantikan tiba. Enam anak muda, tiga laki-laki dan tiga perempuan yang semuanya berstatus mahasiswa itu pun terbang dari bandara menuju kota XX dan dilanjutkan menyeberang dengan kapal khusus menuju pulau X yang memang disediakan oleh pemilik resort untuk antar jemput.

Keenam orang berpasangan itu adalah Liza dan Didit, Dian dan Tony, kemudian Feny dan Rony yang seolah saling menyukai tapi belum ada kejelasan hubungan. Dalam hati Feny berharap Rony segera mengutarakan cinta padanya di pulau itu.

Lama perjalanan sekitar 3 jam, namun tak terasa lama bagi mereka karena serunya perjalanan. Mereka saling berangkulan, bermesraan dengan pasangan masing-masing. Kecuali Feny dan Rony yang terlihat saling berjarak dan terlihat asyik sendiri memandangi keindahan alam sekitar.

Bahkan Liza dan Didit saling bercumbu bibir saling berpagut lidah. Tak ada merasa risih sedikitpun meski ada orang lain disekitarnya.

Kapal akhirnya sampai. Jangkar sudah dilemparkan ketepian, ketika kapal tersebut sudah sampai dipulau yang dituju. Cewek-cewek berpakaian minim itupun turun bersama para cowok bergandengan, kali ini tidak terkecuali Feny yang tangannya disambut oleh Rony untuk turun dari kapal.

Sekedar diketahui, Liza hanya memakai atasan sebuah penutup buah dada alias bra dengan bawahan hotpants. Menampakkan perut ramping dengan udelnya yang kini ada antingnya, bahu dan paha putih nan kencang.

Sedangkan Feny memakai baju kemeja kotak-kotak lengan pendek, namun kancing bajunya semuanya tidak terpasang, memamerkan belahan besar buah dadanya yang terbungkus bra warna hijau, udelnya yang seksi ala perempuan india dengan perut chubby dan bawahan hotpants bahan jeans. Sementara Dian memakai tank top dan celana pendek. Sedangkan para cowok berpakaian standar, kaos oblong dan bercelana pendek.

Saat sudah didaratan, mereka disambut oleh seorang yang nampaknya orang suruhan pemilik pulau itu. Laki-laki itu memperkenalkan diri dengan nama Agus. Usianya sekitar 40 tahun.

“Adik-adik, Welcome to the paradise..! selamat datang di pulau kami. Pulau berjuta keindahan. Kalian bebas melakukan apapun disini dengan syarat tetap menjaga kebersihan laut, pantai dan seluruh wilayah pulau ini. Jika kalian butuh bantuan, kalian hubungi dengan handy talky ini atau dinomor ponsel yang sudah diberikan. Kami siap berjaga 24 jam dipos yang ada diseberang itu.” kata pak Agus menunjuk kepingan pulau yang lebih kecil diseberang sambil memberikan sebuah handy talky ke Didit, pimpinan rombongan.

Sahabat Tanpa Sehelai BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang