IJINKAN AKU TELANJANG

1.3K 9 0
                                    

Wisata telah usai. Semuanya telah pulang di kota tempat asal mereka tinggal dan pasti akan merindukan kapan lagi bisa berwisata seperti itu.

Feny dengan naik ojol sudah sampai didepan rumahnya siang itu. Ia tidak melihat mobil terparkir di halaman, yang berarti kedua orang tuanya sedang berada di toko tempat usaha mereka hingga sore atau petang hari dan seperti biasanya ia akan sendirian di rumah. Begitu yang ada dalam benaknya.

Pintu rumah juga dalam keadaan terkunci rapat tetapi Feny membawa kunci cadangan. Ia pun langsung masuk kamarnya yang berada didekat ruang tamu dan seperti kebiasaannya saat sendiri di rumah, semua pakaiannya langsung dilucuti hingga tak tersisa sehelai pun kain dibadan.

Setelah itu ia langsung keluar kamar dengan menenteng selembar handuk berukuran sedang berniat untuk mandi. Namun sebelum itu sejenak ia duduk menyandarkan badan di sofa tamu untuk merilekskan punggung dan menatap layar Hand phone nya karena sudah saling berjanji memberi kabar dengan teman-temannya, khususnya pada Rony, sang kekasih.

Ia juga menyalakan sebatang rokok yang sebelumnya ia temukan di tasnya. Sebungkus rokok milik Rony yang isinya tinggal dua batang. Dengan santai Feny merokok di rumah, duduk di sofa ruang tamu dengan tubuh telanjang bulat pula. Santai saja, toh Papa dan Mamanya pulang masih lama. Begitu pikirnya.

Setelah rokok habis dan chat WA dengan Rony dan juga dengan teman yang lain berakhir, Feny lalu berjalan ke kamar mandi yang berada dibelakang rumah yang jaraknya ada sekitar 15 meter dari tempat duduknya. Feny berniat mandi karena tubuhnya bau asap kendaraan, bau debu dan yang pasti siang itu gerah banget.

Sesampai dibelakang rumah, betapa kagetnya Feny ternyata Papa dan mamanya ada di rumah sedang bersantai di halaman belakang. Pun begitu juga dengan orang tuanya tersebut yang juga sangat kaget melihat kedatangan Feny.

“Feny??!!”

“Loh, Mama, Papa di rumah??!!”

Mereka sama-sama tekejut bukan kepalang. Feny melihat kedua orang tuanya saat itu juga sedang telanjang bulat. Jadi mereka saling kepergok sedang tidak berbusana selembar pun. Papa dan Mama Feny yang sedang duduk santai direrumputan langsung kelimpungan berusaha menutupi organ intimnya dengan tangan secukupnya.

Feny juga secara reflek menutupi payudara dan selangkangannya juga dengan handuk yang tanpa dililtkan.

"Kamu pulang kenapa gak bilang, nak???" ujar papa Feny dengan nada suara agak tinggi.

"Maaf, pa lupa dan gak sempet. Feny kira papa mama di toko. Mobilnya juga gak ada." Feny menjawab dengan alasan sekena-nya dan agak terbata.

"Ini kan hari minggu, biasa toko libur. Mobil lagi ada di bengkel." kata Papa.

“Ooh..iya...ini hari minggu.. aku sampai lupa.. Feny mandi dulu, pa, ma..” ujar Feny kemudian buru-buru masuk kamar mandi. Ia merasa malu dan sangat deg-degan karena kepergok telanjang.

Tapi tak lama didalam kamar mandi ia lalu berpikir dan bergumam sendiri dalam hati,
“Kenapa malu? Aku kan punya alasan mau mandi jadi wajar kalo bugil, justru mereka yang gak wajar kenapa duduk di taman sambil bugil. Mereka pastinya yang malu.. eh, tapi kenapa mereka bugil di taman?"

Beragam kemungkinan jawaban muncul dibenak Feny terkait mama papanya yang baru sekali ini ketahuan telanjang bulat ditempat yang tidak semestinya telanjang. Walaupun sebenarnya berpakaian sangat minimalis seperti hanya memakai pakaian dalam adalah hal yang biasa dalam keluarga itu ketika mereka bertiga didalam rumah.

Namun yang sebenarnya lagi, kebiasaan telanjang bulat di rumah sudah pernah dilakukan Papa dan Mama Feny saat awal pernikahan, saat Feny belum hadir dalam kehidupan mereka. Tapi itu hanya dilakukan untuk sensasi hubungan seksual, atau saat sehabis mandi dan belum sempat berpakaian, atau saat cuaca sedang panas-panasnya. Jadi bukan karena gaya hidup nudis.

Sahabat Tanpa Sehelai BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang