CERITA PAGI BUTA

874 9 0
                                    

Sssshhh..... Aaaahhhh......

Beberapa kali didalam kamarnya Feny mendengar sayup-sayup suara desahan dan lenguhan perempuan dan laki-laki. Ia tahu dari mana sumber suara itu. Namun ia tak terlalu peduli karena matanya sedang berfokus pada layar smartphone.

Dipagi buta sekitar pukul 2.30 itu, ia yang sudah terjaga tengah asyik melihat-lihat lagi dokumentasi liburan tempo hari dalam galeri foto Smartphone-nya.

Foto-foto dan juga video yang cukup banyak tersimpan dengan berbagai pose dan latar belakang itu, hampir semuanya terabadikan dengan kondisi badan tanpa selembar pakaian alias telanjang bulat, baik Feny foto seorang diri, maupun foto bareng salah satu atau bareng semua temannya.

Hanya sedikit dokumentasi mereka yang sedang berbusana atau berbikini. Sepertinya saat itu mereka baru berangkat atau saat awal kedatangan.

Feny mengamati tubuhnya sendiri maupun tubuh teman-temannya dalam foto yang menampakkan jelas organ intim dan alat kelamin manusia dalam bermacam warna dan bentuk itu.

Sejenak ia mengagumi dirinya sendiri yang memiliki bentuk buah dada bulat dan ukuran paling besar diantara semua perempuan yang ada dalam dokumentasi itu. Bahkan Jenny yang juga ada dalam koleksi foto, meskipun dadanya tergolong besar dari pada punya Liza maupun Dian, nampak masih kalah besar dengan buah dada Feny.

"Hmm.. kirain susu-nya Jenny lebih gede, ternyata masih gedean susu-ku.. hihihi... Tapi memang bagus juga sih, kencang dan bulat." kata Feny bergumam sendiri dalam hati memandang foto selfie berduanya dengan Jenny yang berpose dengan latar belakang pohon kelapa yang menjulang tinggi di tepi pantai.

Namun ia mengakui tubuh Jenny lebih bagus, lebih langsing, pinggangnya pun amat ramping. 11 12 sama tubuh Liza yang posturnya mirip Luna Maya. Itu sebabnya payudara Jenny terlihat besar dan bagus. Sedangkan pinggang Feny agak lebar dengan perut chubby. Tapi ternyata bentuk seperti itu yang disukai Rony, cowok yang kini sudah jadi pacarnya.

Kemudian dalam hati ia juga mengakui keberuntungan Liza saat melihat foto lain.

"Bener-bener beruntung si Liza, gimana gak nagih terus tuh Liza. Didit cowok sempurna banget. Wajah cakep, tinggi, perut kotak-kotak, kontolnya gede dan panjang. Uuucchhhh.... andai aku bisa mencicipinya... upsss..! mikir apa sih aku ini... gak gak, Liz.. bercanda..hihihi.."
Gumam Feny setelah mengamati tubuh telanjang Didit dan Liza dalam video singkat yang diambil ketika mereka habis memasak bersama di dapur. Disampingnya juga terlihat Dian dan ada juga Rony yang tentunya semua tanpa busana selembar pun.

Feny lalu memperhatikan alat kelamin pacarnya sendiri.

"Emmhh.. segini aja udah enak banget kontol kesayanganku.. ouucchhhh..." Tak disadari jari tangan Feny meraba bibir vaginanya sendiri yang tak tertutup apapun tatkala melihat foto telanjang Rony dengan kontolnya yang tengah ngaceng. Bentuk kontol Rony melengkung kebawah dan agak bengkok kekiri. Panjangnya kalau ngaceng maksimal sekitar 14 cm.

Foto demi foto, juga video dilihatnya tak terkecuali video hubungan seks-nya dengan Rony yang berada dalam kamar. Ia menyesal kenapa waktu berhubungan di pantai tidak ia dokumentasikan, pasti lebih estetik. Ia pun berharap ada kesempatan lagi kesana atau dimana pun asalkan bisa bebas sebebasnya seperti saat itu.

Feny mengamati video berdurasi lebih dari 20 menit itu. Karena yang terekam tidak hanya saat peneterasi seks-nya, tapi juga obrolan-obrolan tak penting. Adegan dirinya dan Rony dalam video itu sudah persis video-video porno yang beredar di situs-situs internet. Hot banget sampai gairah Feny memanas saat itu. Ia pun makin aktif mencolek-colek alat kelaminnya hingga merasakan kepuasan sendiri.

Suara desahan dari luar kamarnya itu belum berhenti meskipun hanya sayup-sayup. Sedari tadi ia meyakini kalau itu adalah suara Mamanya yang sedang bermain dengan Papanya. Setelah tadi ia abaikan, kini ia pun tergoda untuk ingin tahu seperti apa permainan orang tuanya.

Sahabat Tanpa Sehelai BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang