BUKAN LESBI

2.2K 12 0
                                    

Liza tampak buru-buru menuju kamar, Feny mengejar dibelakangnya seperti anak kecil yang berlarian berkejaran. Tante Dewi dan bibi tika yang melihatnya hanya tersenyum. Ternyata mereka sama-sama ingin buang air kecil.

“Aku kencing duluan, ya.” kata Feny.

“Aku dulu dong, udah gak tahan nih.” kata Liza tak mau mengalah.

Didepan pintu kamar mandi, dua cewek itu rebutan untuk melepaskan urine yang menggebu ingin keluar dari kandung kemih mereka.

“Gimana kalau bareng aja?” ujar Feny memberi usul.

“Okey, siapa takut.” jawab Liza.

Mereka berdua pun masuk kamar mandi yang luas layaknya hotel bintang 5 itu. Entah bagaimana Pikiran mereka bisa sama, bukannya kencing duduk dicloset, tapi masuk ruang shower dan menuntaskannya bersama disana.

“Ceeeerrrrrrrssss…..” bunyi urine yang mancur deras dari saluran uretra dilubang kencing masing-masing. 

Sambil berdiri, saling berhadapan dengan kepala menunduk memandang selangkangan masing-masing, kaki mengangkang sambil dua tangan membuka bibir kemaluan.

Air kencing yang mancur sama-sama kencang itu bertemu dibawah bercampur dilantai mengaliri kaki mereka. Setelah tinggal setetes dua tetes, Feny dan Liza saling memandang, kemudian tertawa bersama. Tak ada yang merasa jijik.

Feny berinisiatif mengambil gagang shower duluan untuk cebok, kemudian menyemprotkannya ke lubang kemaluannya. Setelah itu dia menyemprot lubang kemaluan Liza yang sudah siap disodorkan dengan dibuka lebar.

Semprotan jet shower yang diarahkan feny tepat diantara lubang kencing dan lubang vagina membuat Liza merem melek.

“Jiaahh.. malah horny ini anak..hahaha” ujar Feny yang melihat Liza mendesah.

“Aaahhh… Hihihi… ga tau kenapa jadi pengen diencuk.. hahaha…” kata Liza.

“Kasihan, lagi gak punya cowok ya buk? Yaudah nih silakan colmek aja, aku keluar dulu mau tidur.” Feny menyerahkan gagang shower itu ke tangan Liza dan mau keluar.

“Eits, tunggu dulu. Kamu kan belum mandi?” Liza menarik tangan Feny mencegah keluar.

“Yakin gak horny juga?? Naaahh… ini apa?? Hahaha…” ujar Liza setelah jarinya mencolek bibir vagina Feny dan mendapati cairan lengket yang berbeda dari air biasa. Itulah lendir yang keluar ketika perempuan terangsang seksualnya.

“Hehehe…” Feny hanya terkekeh.

Feny pun ditarik oleh Liza kembali didalam ruangan shower berdinding kaca transparan itu. Liza menyandarkan tubuh feny hingga punggungnya menempel didinding, kemudian menciumi susu Feny tepat diputingnya yang langsung mengeras dan makin mancung.

Liza pun mengemut puting itu, disedotnya, dijilat bergantian kiri kanan sambil tangannya meremas-remas buah dada Feny yang besar.

Lalu ia jongkok dibawah selangkangan Feny.

Liza dengan pelan memasukkan jari tengahnya kelubang peranakan Feny.

“Tempekmu tembem kayak apem ya.. hehe” kata Liza dengan bahasa jawa timuran mengamati dan mencolek-colek vagina Feny yang tembem karena orangnya juga gemuk.

“Hehe…aaahh... awas jangan dimasukin dalam-dalam, liz. Aku masih perawan.” Kata Feny mengingatkan namun mulai menikmati colekan jari tengah Liza.

“Oh Iya. Okey kalo gitu gini aja.” Liza menyuruh Feny membuka lagi kakinya dan Liza makin mendekatkan kepalanya diselangkangan Feny. Ternyata Liza menjilati area paling sensitif wanita milik Feny itu.

Sahabat Tanpa Sehelai BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang