Jam masih menunjukkan pukul 10 pagi, saat keributan terjadi di Amore. Perusahaan milik Jaehyuk. Sang resepsionis, Shin Jinae mengabari bahwa sang Ayah, Park Hanbin dan adik pertamanya, Park Hyunjin tiba-tiba saja datang dan memaksa untuk bertemu dengan Jaehyuk. Awalnya Jaehyuk sempat menolak untuk bertemu dengan dua pria satu marga dengannya itu lantaran jadwal meeting yang padat, namun saat Jin ae kembali menelponnya dan mengatakan bahwa bodyguard sang Ayah tengah berkelahi dengan petugas keamanan miliknya, Jaehyuk tak lagi berdiam diri. Ia turun ke lobi untuk menemui Hanbin dan Hyunjin.
Tap
Tap
Tap
"Aku akan segera memanggil polisi jika kalian berdua masih membuat keributan di sini."ancam Jaehyuk yang seketika membuat keributan berhenti. Hyunjin dan Hanbin yang telah melihat sosok yang mereka cari telah nampak di depan mata pun tak lagi mencoba menerobos masuk. Berbalik menghadap Jaehyuk sembari merapikan jas mereka yang kusut dan sedikit berantakan akibat terlibat aksi saling dorong dengan petugas keamanan milik Amore.
"Cih, rupanya kau sudah turun juga pengkhianat !"teriak Hyunjin yang sontak membuat dahi Jaehyuk mengernyit.
"Atas dasar apa kau mengolokku dengan sebutan pengkhianat eoh !"pekik Jaehyuk tak terima dengan olokkan Hyunjin.
"Park Jaehyuk ! Kau !" Sela sang Ayah tak kalah berteriak. Wajahnya terlihat begitu marah bersamaan dengan langkah kakinya yang mendekat ke arah Jaehyuk.
Ada apa gerangan ? Kenapa Ayah dan Hyunjin terlihat ingin memukul wajahnya ?
"Ada apa, Ayah ?"tanya Jaehyuk pada Park Hanbin.
"1 tahun terakhir merawat Jinhwan, kau pasti membujuknya untuk memberikan aset itu padamu kan. Kau benar-benar wanita licik, Park Jaehyuk."tuduh Hanbin yang semakin membuat Jaehyuk tak mengerti.
"Apa ??? Jangan sembarangan menuduh, aku hanya selalu menemani Eomma saat tak ada satupun dari keluarga Park yang menemaninya. Aku tak pernah membahas soal harta ataupun warisan saat bersamanya !"terang Jaehyuk pada Hanbin. Raut wajahnya terlihat kesal karena tak terima dengan tuduhan sang Ayah padahal di sini ia yang paling tak tahu apa pun.
"Benarkah ? Lalu mengapa rekening di Panama berubah nama menjadi milikmu ? Kau bisa jelaskan itu Noona ?"
Deg /
Apa ? Rekening Panama ? Atas nama dirinya ? Oh ayolah, Jaehyuk bahkan tak pernah tahu rekening itu ada. Dan mengapa bisa berubah nama menjadi dirinya ?
"Aku bersumpah aku tidak pernah membicarakan soal rekening itu dengan Eomma, aku bahkan tak tahu jika rekening itu ada !"pekik Jaehyuk dengan nafas menggebu. Ia bahkan sampai bersumpah untuk membuat sang Ayah dan Hyunjin percaya bahwa ia tak tahu perihal apa yang tengah dua pria itu tuduhkan padanya.
"Tapi realitanya rekening itu ada di Panama sekarang, dan hanya kau yang bisa mencairkannya."ucap Hanbin pada Jaehyuk.
"Ya, kecuali jika kami bisa menemukan stempelnya maka 100 milliar dollar itu bisa saja menjadi milik kami."sela Hyunjin dengan kedua tangan yang bertengger di pinggang. Ia bahkan dengan berani menunjuk-nunjuk wajah Jaehyuk yang notabenenya adalah kakaknya sendiri. Sangat tidak sopan.
"Yoon Jaehyuk, mari bekerja sama saja dengan Ayah dan Hyunjin. Serahkan stempelnya dan kita bisa dapatkan semua aset Eomma. Tidak hanya uang 100 milliar dollar, tapi juga aset-aset lainnya yang belum kita tahu."ajak sang Ayah dengan suara yang melembut. Jaehyuk bahkan bisa melihat sorot kelicikan dari dua obsidian itu.
Jaehyuk menyeringai. Ia mundurkan langkahnya lantas menatap Hanbin dan Hyunjin dengan tatapan nyalang secara bergantian.
"Aku tidak mau. Kalaupun aku tahu di mana letak stempel itu, tak akan kuberi tahu pada Ayah dan Hyunjin. Dan lagi, jika Eomma telah menjadikan namaku sebagai pemilik baru rekeningnya, itu berarti uang itu memang milikku. Dan tak akan kuberikan pada kalian berdua 1 dollar pun."balas Jaehyuk sembari memberi kode kepada petugas keamanan dan satpam di perusahaannya untuk menyeret pergi Ayah dan Hanbin.
"Yak, Park Jaehyuk sialan !!!"
"Wanita tamak, kau berani memperlakukan Ayah seperti ini !"
"Tunggu saja pembalasan kami, Park Jaehyuk !"
Teriakan-teriakan kasar dan umpatan terus menggema di lobi Amore sampai para petugas berhasil menyeret pergi Hanbin dan Hyunjin. Jaehyuk, wanita dewasa itu kini kembali ke ruangannya setelah sebelumnya menelpon sekretaris Kim untuk datang ke ruang kerjanya.
Ceklek /
"Anda perlu sesuatu Sajangnim ?"
"Ya, tolong pesankan tiket pesawat dan hotel di Panama. Aku harus memeriksa sesuatu."pinta Jaehyuk yang lekas diangguki oleh sekretaris Kim.
"Ada lagi, Sajangnim ?"
"Tidak, terima kasih Sekretaris Kim."ucap Jaehyuk pada sang sekretaris yang kini membungkuk hormat sebelum meninggalkan ruangan Jaehyuk.
Jaehyuk, wanita itu menghela nafas dalam. Kini ia tahu apa yang membuat Jeongwoo bersikap seperti tadi malam. Pria itu pasti telah tahu lebih dulu mengenai perpindahan nama ini. Dan mengapa, mengapa sang Eomma memilih namanya ? Apakah uang itu memang untuknya? Atau karena Eomma tahu bahwa ia yang paling lemah hingga nyonya besar keluarga Park itu berniat menjadikannya kambing hitam agar peperangan antar keluarga Park ini semakin mencekam.
"Ayah dan Hyunjin tak akan berhenti begitu saja..."lirihnya dengan kedua tangan yang saling bertaut.
Ada perasaan marah pada sang Eomma karena telah menjadikannya objek serangan Hanbin dan Hyunjin. Dan tentunya ada rasa senang karena fakta bahwa namanya lah yang dipilih, itu berarti kedekatan keduanya selama setahun terakhir sebelum wanita itu menghembuskan nafasnya benar-benar terlihat di mata seorang Park Jinhwan. Dan lagi, jika kini rekening itu beratasnamakan dirinya, akan jauh lebih sulit untuk Hanbin dan Hyunjin mengambilnya. Yah, setidaknya Jaehyuk harus melihat sisi positifnya. Meskipun, tetap saja kini hatinya terasa sangat gelisah.
"Disaat seperti ini yang ada di kepalaku hanya dirimu, Park Jeongwoo. Aku jadi ingin bertemu denganmu...."lirih Jaehyuk sembari menyandarkan tubuhnya di kursi.
Dulu saat keduanya masih remaja, saat hati dan fisiknya lelah, gundah dan emosinya tak stabil. Jaehyuk akan selalu mendatangi Jeongwoo, dan Jeongwoo. Pria itu akan merengkuhnya dalam pelukan hangatnya, tak jarang, Jeongwoo akan membubuhkan ciuman-ciuman panas yang berakhir membuatnya lupa akan masalah yang tengah ia hadapi. Jeongwoo memberinya puncak kenikmatan duniawi yang Jaehyuk bahkan candu akan hal itu.
Jaehyuk memejam, mengingat memori-memori itu membuatnya menginginkan lagi sentuhan Jeongwoo. Ia ingin merasakan lagi bagaimana Jeongwoo menyentuh seinci demi seinci bagian tubuhnya yang tak lagi terbalut sehelai benang pun. Menjamahnya dan memasuki dirinya hingga....
Tliittttttt......
Dering ponsel masuk. Membuat Jaehyuk seketika membuka kembali kedua matanya. Menyadari bahwa hanya dengan memikirkan Jeongwoo berhasil membuat dirinya basah.
Dan lihat, apakah ini sebuah kebetulan ? Karena sang pemanggil yang tertera dalam layar ponselnya rupanya adalah sosok Park Jeongwoo.
Jaehyuk berdeham, mencoba menetralkan lagi suaranya yang tiba-tiba serak. Jaehyuk teguk ludahnya kasar sebelum menggeser tombol hijau dan menerima panggilan sang adik bungsu.
"Ada apa ?"tanya Jaehyuk pada sosok disebrang.
Tentang semalam, aku ingin membicarakannya denganmu.
"Maksudmu perihal rekening di Panama yang telah diubah menjadi namaku ?"tanya Jaehyuk yang sebenarnya lebih tepat disebut sebagai sindiran. Ia sedikit menyindir Jeongwoo karena tak memberitahunya sejak semalam.
Kau sudah tahu ?
"Em, Ayah dan Hyunjin baru saja membuat keributan di kantorku."jawab Jaehyuk yang kini bisa mendengar helaan nafas kasar dari bibir Jeongwoo. Sepertinya namja itu juga tengah frustasi.
Jam 10 malam, aku akan tiba di apartemenmu. Ada hal lain yang harus aku tunjukkan padamu, Noona.
"Baiklah, jam 10 malam. Akan aku kabari saat aku sudah di rumah."balas Jaehyuk sebelum mengakhiri pembicaraan dan mematikan ponselnya.
Jaehyuk tidak tahu apa yang akan adik bungsunya itu bicarakan. Tapi semoga saja bukan sebuah bujukan untuk Jaehyuk mau memberikan 100 milliar dollar itu padanya. Karena meski Jaehyuk mencintai Jeongwoo, jika itu perihal aset yang ditinggalkan Jinhwan, Jaehyuk tak akan melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE SECRET || JEONGJAE GS
FanfictionGENDER SWITCH !!! Park Jaehyuk, wanita 32 tahun, putri sulung keluarga Park. Permasalahan hidupnya dimulai sejak kematian park Jinhwan, sang ibu sekaligus nyonya besar keluarga Park. Bukan hanya meninggalkan nama, Jinhwan pun pergi dengan meninggalk...