Penawaran Park Hanbin

125 15 0
                                    

Angkuh, tidak ramah dan terlampau pintar. Egois juga tidak bisa bermulut manis. Itulah Park Jeongwoo, lelaki dewasa berusia 30 tahun yang kini menjabat sebagai direktur utama sekaligus pemilik sah Tencent Inc. Tak perlu diragukan lagi, 5 tahun terakhir ini menjadi masa keemasannya. Membuatnya menjadi sorotan utama bukan hanya di negara asalnya Korea Selatan, namun juga dunia. Entah sudah Berapa puluh majalah bisnis dan berbagai siaran lokal dan internasional yang telah meliput kesuksesannya.

Park Jeongwoo, laki-laki itu terlampau sempurna. Bukan hanya masalah karir, namun juga rupa. Bahunya yang lebar, tinggi badan yang menjulang dengan bentuk rahang wajah yang tegas. Ah, jangan lupakan tatapan mata setajam serigalanya yang begitu menggoda, mampu memantik gairah para wanita untuk jatuh terlentang di bawah Kungkungannya. Jeongwoo, siapapun yang melihatnya akan setuju bahwa dia adalah jelmaan dewa.

Sikap dinginnya yang membuatnya sulit tersentuh justru menjadi nilai tambah. Membuat para kolega wanita ataupun para bangsawan berlomba-lomba untuk menarik perhatiannya hanya untuk sekedar merasakan bagaimana rasanya tidur dalam dekapan hangat sang namja Park.

Seperti saat ini, saat dimana langkah kaki Jeongwoo yang tengah membelah lorong-lorong Hotel begitu terlihat menarik atensi setiap pasang mata para wanita yang bekerja maupun menginap di Marriote Palace Hotel.

Dan Jeongwoo, laki-laki itu tak buta. Ia tahu arti tatapan yang diam-diam dilayangkan oleh para wanita itu. Tapi maaf saja, untuk saat ini tubuhnya hanya milik seseorang yang sampai sekarang masih ia usahakan untuk ia tiduri. Seseorang yang selalu menolak ajakan tidurnya padahal, ia tahu seberapa bergairah wanita itu akan tubuhnya.

Ceklek/

Pintu ruangan kerja terbuka. Sang sekretaris mempersilahkan sang atasan untuk masuk terlebih dahulu dan menduduki kursi kebesarannya.

"Kim Seungmin, schedule hari ini ?" titahnya pada sosok lelaki berusia 30 tahun yang kini tengah berdiri tepat di sebrang meja kerja. Membuat Sosok yang usianya sebaya dengan dirinya dan telah menemani hampir separuh perjalanan karirnya itu pun lekas membuka tablet dan memberikannya pada sang Direktur.

"Anda di jadwalkan untuk meeting dengan perusahaan arsitektur yang akan merenovasi Marriote Palace Hotel dalam 30 menit ke depan. Lalu setelah makan siang, anda akan pergi ke salah satu butik terkemuka di Seoul untuk membuat beberapa jas kerja baru. Setelah itu, tepat di pukul 2 siang, anda akan melihat beberapa demo dari beberapa perangkat baru untuk di pasang pada pembangunan Marriote Palace. Dan terakhir, pukul 7 malam ada undangan makan malam dari nona Jang Wonyoung yang harus anda hadiri, Direktur Park."terang sekretaris bernama Kim Seungmin itu.

"Jang Wonyoung, siapa ?"tanyanya dengan kening yang mengernyit bingung.

Terlalu banyak wanita yang mengirim undangan makan malam hingga Jeongwoo tak pernah menghafalnya. Atau, sebenarnya bukan karena terlalu banyak. Hanya pikiran Jeongwoo yang telah dipenuhi oleh nama Jaehyuk lah yang membuatnya tak mampu mengingat wajah wanita lain selain wajah sang kakak, Park Jaehyuk.

"Ah, dia putri salah satu perdana menteri yang pernah menjadi klien Tencent Inc beberapa bulan lalu, Direktur Park. Sepertinya dia mendengar kepulangan anda di Korea Selatan dan berniat mengajak makan malam."jelas Seungmin pada sang atasan.

"Batalkan, aku tidak tertarik. Malam nanti aku ingin jadwalku kosong."tolak Jeongwoo mentah-mentah. Bahkan tanpa perlu menjelaskan alasannya, sang sekretaris telah mengerti bahwa keputusan yang keluar dari mulut Jeongwoo adalah mutlak.

"Kalau begitu, untuk pagi ini anda ingin minum kopi atau teh, Direktur Park ?"tanya sang sekretaris pada Jeongwoo.

"Kopi."jawabnya singkat, padat dan jelas. Seungmin yang mendengarnya pun lekas mengangguk paham. Membungkuk hormat sebelum berbalik dan mulai melangkah pergi meminta seorang office boy membuatkan pesanan sang direktur.

LITTLE SECRET || JEONGJAE GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang