Hilangnya Ponsel Jaehyuk

170 13 0
                                    

Daesang Company, Yongin-dong, Seoul City

Tak !

Gelas kopi beradu dengan meja kaca di ruang kerja seorang Park Hanbin, pelakunya tak lain adalah sang putra kedua, Park Hyunjin yang sepertinya tengah memikirkan sesuatu yang membuatnya putus asa.

"Ayah yakin Yoon Siwon tidak tahu apa pun soal stempel itu ? Ayah tidak mencurigainya ?"tanyanya dengan sedikit helaan nafas kasar.

"Aku seratus persen yakin dia tidak tahu apa pun. Dia juga tak lebih dari sekedar alat bagi Jinhwan. Yoon Siwon, pria tua itu, aku yakin dia menyetujui pembelian saham JP Corp karena putrinya, Jaehyuk. Untuk melindungi apa yang mantan istirinya itu tinggalkan untuk Jaehyuk."sahut Park Hanbin yang kini terlihat tengah menyesap kopi hitam di tangannya.

"Dan berengseknya, pria tua itu muncul tepat sebelum Jeongwoo menandatangani perjanjian denganmu. Bukankah Jinhwan cukup visioner, seakan dia bisa memperkirakan bahwa hal ini akan terjadi."Hyunjin terkekeh. Ia tak menyangka bahwa selama ini ia punya ibu tiri yang tidak patut diremehkan. Ingin tahu kapan Hyunjin tahu bahwa Jinhwan bukanlah ibu kandungnya ? Ah, itu beberapa Minggu lalu, tepat sebelum ia membuat keputusan untuk mencelakai Jaehyuk.

"So, what should we do, now ?"tanya Hyunjin lagi pada sang Ayah.

"Kita berhasil menghalangi Jaehyuk untuk mencairkan uang di rekening itu. Tapi kita juga tak memiliki petunjuk apa pun. Stempel itu, dimana sebenarnya Jinhwan meletakkannya."lirih Hanbin sembari mengetuk-ngetuk muka meja dengan ujung jarinya. Otaknya berputar, mencoba mengingat apa pun yang berhubungan dengan Jinhwan. Mungkin ada ingatan yang terlewat tentang apa yang pernah ia bicarakan bersama mendiang istrinya itu.

Sibuk berpikir dan larut dalam keterdiaman, Hanbin dan Hyunjin dikejutkan dengan ketukan pintu.

"Masuk..."pinta Hanbin dari dalam ruangan.

Di sana, sosok sang sekretaris muncul bersama dengan seorang detektif yang telah lama di sewa oleh Park Hanbin dan Park Hyunjin.

"Detektif Lee, duduk lah."ucap Hanbin mempersilahkan. Sosok bernama Lee Jeno itu pun tersenyum. Lantas mendudukkan dirinya di sofa khusus tamu.

"Kau datang, itu artinya kau punya informasi baru ?"tanya Hyunjin tanpa basa-basi. Kali ini ia berharap bisa mendengar kabar bagus dari sang detektif.

"Aku memang telah mendapatkan beberapa informasi baru Tuan-tuan sekalian. Em--dari mana aku harus memulai, ah, mungkin kalian belum tahu bahwa sebelum keberangkatan Jaehyuk ke Panama, pihak bank telah mengirimkan sebuah pesan pada Jaehyuk. Pesan itu berupa gambar yang bersifat hanya sekali baca."

"Maksutmu sebuah file foto ?"sahut Hyunjin yang lantas diangguki oleh Jeno.

"Salah satu orangku yang menjadi staffndi Panama mengatakan bahwa Direktur Panama sendiri yang mengirimkannya. File foto itu berisi sebuah titik koordinat dari tempat di mana stempel itu disimpan. Dan jika itu hanya pesan sekali baca, kemungkinan, Jaehyuk telah menscreenshootnya dan menyimpannya di memori ponsel."

"Sial, ponsel. Di mana ponsel Jaehyuk Sekarang !Park Hyunjin !"pekik tuan Park dengan arah pandang yang tajam mengarah pada Hyunjin. Suasana di ruangan kerjanya tiba-tiba saja menjadi tegang.

"Ak-aku hanya meminta orangku untuk menyingkirkan Jaehyuk beserta Yeonkyu, aku mana tahu soal ponsel itu."keluh Hyunjin tak terima di salahkan.

"Ponselnya memang menghilang, dan aku sudah memeriksanya sekali di TKP, tapi memang tidak ada di sana. Dan sekarang ponsel itu menjadi fokus utamaku."

"Detektif Lee, mungkinkah itu berada di tangan Jeongwoo atau Jaehyuk ?"

"Aku sudah bertanya pada perawat Jaehyuk yang menjadi salah satu mata-mataku. Ia melihat Jeongwoo memberikan ponsel baru dan mengajarkannya pada Jaehyuk, jadi kupikir ponsel itu tak ada pada mereka."

LITTLE SECRET || JEONGJAE GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang