Tatapan Lama

115 9 0
                                    

Ceklek /

Seorang dokter keluar dari kamar utama. Berjalan dengan senyum hangat menuju sosok tampan yang kini tengah berharap -harap cemas untuk mendengarkan hasil pemeriksaan sang dokter.

"Bagaimana keadaan noona-ku, dokter ?"

"Kondisinya sekarang baik-baik saja tuan Park, yang terjadi tadi adalah sebuah respon yang umum saat dirinya mengingat sesuatu yang telah lama ia lupakan. Biasanya responnya juga akan semakin terlihat saat yang diingat adalah hal-hal yang begitu mengejutkan dirinya. Aku tidak tahu ingatan apa yang muncul hari ini karena nona Jaehyuk tidak mau membicarakannya, tapi, saya berharap bahwa dia akan bisa mengingat hal-hal lainnya dengan jauh lebih perlahan. Yah, untuk menghindari rasa sakit yang mungkin mendera kepalanya."terang sang dokter yang seketika membuat Jeongwoo cukup menyesal. Jika tahu akan seperti ini ia takkan banyak memancing Jaehyuk soal hubungan Mereka. Sepertinya, Jeongwoo sedikit terburu-buru.

"Saya telah memberikan beberapa obat penenang dan vitamin, tidak banyak,hanya untuk 3 kali minum dan berjaga-jaga jika emosinya mungkin tidak stabil. Dan jika bisa, hari ini sebaiknya nona Jaehyuk melakukan istirahat secara full time untuk bisa menenangkan dirinya."pesan sang dokter lagi pada Jeongwoo.

"Baik, dokter. "Jawab Jeongwoo yang setelahnya mengantar sang dokter untuk pamit undur diri.

Sepeninggal sang dokter, Jeongwoo pun berjalan menuju kamar utama dimana Jaehyuk kini tengah berada.

Ceklek /

Itu, di sana. Sang kakak, Park Jaehyuk terlihat tengah berdiri di depan balkon kamar.Memandangi pemandangan malam dari gedung -gedung pencakar langit yang terpampang di hadapannya.

"Jaehyuk-noona..."panggil Jeongwoo yang seketika membawa tubuh Jaehyuk untuk berbalik. Menatap Jeongwoo dengan....tatapan lamanya. Tatapan asli seorang Park Jaehyuk. Tunggu, apa sang noona sudah bisa mengingat semua hal ? Jaehyuk benar-benar memberikan sorot yang sama seperti Jaehyuk sedia kala. Bahkan, sorot polos dan linglung karena tak tahu apa-apa itu kini sama sekali tak terlihat. Berganti dengan Sorot serius, tajam dan terlihat memiliki kekuatan untuk menolak Jeongwoo.

"Aku belum mengingat semuanya, tapi aku mengingat kita, sesuatu di antara kita yang sepertinya lebih dari sekedar hubungan adik dan kakak. Aku mengingatnya Jeongwoo, semua hal yang kita lakukan. Semua hal, termasuk termasuk saat kita menghabiskan malam-malam indah bersama. Meski, aku tak tahu atas dasar apa aku mau melakukannya."ucap Jaehyuk dengan begitu serius.

Jeongwoo, pria itu berniat untuk melangkah mendekat, namun ucapan Jaehyuk yang begitu memekik seketika menahan langkahnya untuk tetap berdiri di tempat."Jangan mendekat Jeongwoo, aku tak ingin berada dekat denganmu sebelum aku benar-benar tahu dengan semua kebenarannya."

Damn !

Jika ia tidak mengingat pesan sang dokter yang mengatakan untuk tidak terlalu memancing Jaehyuk secara kasar, Jeongwoo pasti sudah menjelaskan semuanya sekarang. Semuanya tentang fakta bahwa keduanya bukanlah kakak adik kandung.

"Park Jeongwoo, kita membangun hubungan yang salah kan ?"tanya Jaehyuk yang seketika menyedot kembali kesadaran sang pria Park.

"Tidak, hubungan kita tidak salah. Kau mungkin belum mengingat siapa dirimu yang sebenarnya tapi fakta bahwa hubungan kita tidaklah menyalahi aturan adalah benar adanya. Namun, fakta bahwa kau telah hidup sebagai kakakku juga bukan hal yang salah, itu juga benar."

"Ucapanku sekarang mungkin sangat membingungkan dirimu, dan kau boleh untuk tidak lekas mempercayaiku. Tapi saat kau bisa mengingatnya nanti, kau akan tahu bahwa semua yang kuucapkan sesuai dengan kenyataan yang ada, Noona."lanjut Jeongwoo pada Jaehyuk.

Wanita cantik itu kini terdiam. Mencoba menyelami kejujuran sosok yang mengaku sebagai adiknya itu melalui sorot matanya yang sendu. Dan begitu Jaehyuk telah merasa yakin, ia pun melangkah mendekat. Berhenti tepat satu langkah di depan Jeongwoo.

Jaehyuk, tangannya terulur untuk menyentuh ujung kemeja Jeongwoo. Hanya kemeja putih yang sudah terlihat lusuh di beberapa sisi. Bahkan bagian lengannya telah digelung hingga siku. Membuat Jaehyuk harus mau mengakui bahwa mungkin salah satu alasan mengapa ia mau bercinta dengan lelaki di hadapannya ini adalah karena alasan fisik.

"Park Jeongwoo..."lirih Jaehyuk. Tangannya mulai merambat ke atas, menyentuh mulai dari perut, dada, leher dan turun kembali untuk mengusap otot-otot lengan sang pria Park. Apa yang Jaehyuk lakukan sedikit banyak membuat Jeongwoo menahan nafas. Tangan lembut Jaehyuk dan tatapan matanya yang tajam dan menyelidik adalah hal yang sangat Jeongwoo sukai. Tatapan lama yang begitu anggun dan mempesona.

Srakk /

Jeongwoo melangkah mundur begitu Jaehyuk mendorong tubuhnya."Pergilah, aku ingin istirahat."ucapnya tiba-tiba.

Tunggu, sekarang apa ? Jaehyuk berniat menjauhinya ?

"Noona, kau tak berniat untuk menjauhiku kan ?"tanya Jeongwoo pada Jaehyuk yang kini kembali berbalik menghadapnya.

"Aku sudah katakan jangan mendekatiku atau pun menyentuhku sampai aku bisa mengingat semuanya, Park Jeongwoo."ucap Jaehyuk pada Jeongwoo. Ada seringai tipis yang kini terpampang di sudut bibir Jaehyuk yang semakin membuat Jeongwoo frustasi.

Menjauh dan tidak menyentuh Jaehyuk ? Sial, mana mungkin Jeongwoo bisa melakukannya.

Jeongwoo mendesahkan nafasnya kasar. Lantas menatap Jaehyuk dengan tatapan penuh harap." Tidak menyentuhmu masih bisa kutolerir, tapi tidak mendekatimu, aku tidak bisa menerimanya Noona. Di sini ada aku, dan aku tidak suka saat kau tidak melihatku."ucap Jeongwoo pada Jaehyuk yang kini tertawa sumbang. Pria dihadapannya ini tengah mencoba mendominasi dirinya.

Jeongwoo melangkah maju, bersamaan dengan Jaehyuk yang terus melangkah mundur.

Brukk /

Tubuh Jaehyuk tertahan oleh meja nakas di samping tempat tidur. Membuat Jeongwoo kini bisa dengan mudah mengungkung Jaehyuk dengan menumpukan tangannya di dinding kamar.

Benar, ini bukan Jaehyuk yang polos dan begitu mengikuti setiap ucapannya. Ini Jaehyuk dengan tatapan lama yang akan selalu menantang Jeongwoo saat apa yang ada di hadapannya tak lagi sesuai dengan keinginannya. Memang, ada rasa sedih karena wanita cantik di hadapannya ini tak lagi menurut. Tapi rasa senang Jeongwoo jauh lebih mendominasi karena sejujurnya ia sangat menyukai Jaehyuk versi ini. Jaehyuk yang selalu menolaknya terasa jauh lebih membuatnya tertantang.

"Jangan berfikir aku akan kembali menjadi mudah untukmu, Park Jeongwoo."peringat Jaehyuk. Tak ada rasa takut atau pun khawatir di kedua obsidian coklatnya. Yang ada hanya sorot menantang yang begitu menggairahkan.

"Menjadi mudah ? Kau tidak pernah melakukan itu. Aku membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa membuatmu mendesahkan kembali namaku, Park Jaehyuk."

"Ucapanmu terlalu vulgar !"pekik Jaehyuk dengan raut tak suka yang justru membuat Jeongwoo menyeringai. Mendekatkan lagi wajahnya ke wajah Jaehyuk dan mengatakan sesuatu tepat di depan bibirnya.

"Aku tidak suka basa-basi saat membicarakan tentangmu, tentang hatimu dan terutama....tentang tubuhmu."Jeongwoo berbisik dengan suara serak dan berat yang teramat sensual. Membuat tubuh Jaehyuk memberikan sebuah reaksi yang cukup bisa ditangkap oleh kesadaran Jeongwoo. Dan lagi-lagi Jeongwoo menyeringai. Puas karena godaan-godaan dirinya masih sangat mempengaruhi seorang Park Jaehyuk.

Jeongwoo tersenyum, lantas menatap lamat-lamat kedua netra Jaehyuk yang kini masih menatapnya tajam. Dengan lembut ia arahkan salah satu tangannya untuk menyentuh pinggang ramping Jaehyuk. Mengusapnya sejenak sebelum mulai sedikit meremasnya dengan sensual. Benar, seperti itu. Reaksi Jaehyuk saat mendapatkan sentuhan darinya. Mata yang memejam, wajah yang sedikit mendongak dan bibir Yang sedikit terbuka. Jeongwoo bahkan mati-matian untuk tidak menarik tengkuk Jaehyuk dan membuat bibir keduanya kembali bertemu.

"Lihat, satu-satunya alasan kenapa aku bisa menyentuhmu bukan karena kau begitu mudah untukku Jaehyuk-noona, tapi karena kau pun juga sama-sama menginginkanku, Aku dan segala sentuhanku pada tubuhmu."bisik Jeongwoo yang sontak membuat Jaehyuk kembali membuka mata. Mendorong tubuh Jeongwoo hingga sang pria Park kini berbalik pergi. Meninggalkan Jaehyuk dengan nafas terengah-engah menahan gairah yang tiba-tiba saja muncul hanya karena sentuhan Jeongwoo yang tak seberapa. Membuat Jaehyuk menyadari, bahwa pria itu punya kendali besar atas tubuh Jaehyuk, ah mungkin juga hatinya ? Karena kini jantungnya pun tak bisa berhenti untuk terus ikut berdebar.

LITTLE SECRET || JEONGJAE GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang