Punishment

86 6 0
                                    

Entah hanya perasaannya saja, atau memang sejak keduanya memulai makan, tatapan Jeongwoo tak henti mengarah kepadanya ? Seakan menelanjangi Jaehyuk dan mengatakan bahwa Jaehyuk telah ketahuan melakukan sesuatu di belakang Jeongwoo.

Tatapan itu bukan hanya menelanjangi, tapi juga menusuk. Membuat Jaehyuk risih sekaligus jengah dan pada akhirnya tak lagi bisa menahan diri untuk tidak bertanya.

Tak /

"Do you have problem with me ?' Jaehyuk bertanya setelah meletakkan kedua sumpit dengan begitu kasar di atas meja.

Bukannya menjawab, Jeongwoo justru menyeringai. Ikut meletakkan sumpit di tangannya lalu memandang Jaehyuk dengan sorot mengejek."why ?"

"Jangan balik bertanya, Park Jeongwoo. Aku bisa melihat kau melihatku seakan-akan aku baru saja ketahuan berbohong." Balas Jaehyuk dengan raut kesal. Nadanya naik, terlihat tak suka saat Jeongwoo terkekeh geli. Bagaimana mengatakannya, Jeongwoo seperti tengah mengejek atau mungkin meremehkannya ?

"Bukannya memang iya ?"

Jaehyuk mengernyit. Tak mengerti maksud ucapan Jeongwoo.

"Maksudmu aku berbohong ? Atas hal apa ?"tanya Jaehyuk yang lagi-lagi hanya dibalas decihan oleh sang pria Park.

Jeongwoo, pria itu kini beranjak dari duduknya. Mengambil ponsel Jaehyuk dari atas meja di ruang tengah. Menelpon ulang nomor yang beberapa menit lalu sempat menelpon namun tak digubris.

Menunggu beberapa detik, telepon pun akhirnya diangkat oleh pihak sebrang.

Oh, Sajangnim. Apa anda bisa mendengar suara saya tadi ? Saya memberitahukan soal janji temu dengan direktur Park Hyunjin besok---

Tut.

Telepon dimatikan sepihak oleh Jeongwoo. Dan Jaehyuk pun terdiam. Tentu ia tahu suara siapa yang baru saja Jeongwoo telepon. Dan dari bahasa yang di sampaikan, Jaehyuk tahu bahwa sebelum ini Sekretaris Lee pasti telah menelpon dirinya. Dan tentu saja, pria di hadapannya inilah yang sengaja mengangkatnya.

"Kau tahu bahwa ponsel adalah ranah privasi seseorang, dan kau baru saja mengangkat telepon yang seharusnya tidak kau angkat, Park Jeongwoo ?!"Seru Jaehyuk dengan tatapan tajam.

"Aku hanya berniat mengangkatnya dan memberitahu sekretaris Lee bahwa kau sedang sibuk di dapur, tapi---yang kudapatkan justru berbeda."balas Jeongwoo tak mau kalah.

"Lantas ? Kau mau marah ? Apa yang salah dari membuat janji temu dengan adik tiriku sendiri ?"

Brakkkk /

Jeongwoo menggebrak meja. Yang otomatis membuat Jaehyuk berjingat kaget. Jeongwoo marah. Sangat terlihat marah hingga rahang wajahnya mengeras. Dan jujur saja itu menakutkan karena Jaehyuk bahkan bisa melihat aura yang penuh dominasi itu menguar dari mata setajam serigala sang pria Park.

Beranjak dari duduknya, Jeongwoo berjalan menuju kursi yang tengah Jaehyuk duduki. Membungkuk, merendahkan tubuhnya, menumpukan kedua tangannya di antara pinggiran meja dan kursi yang Jaehyuk duduki. Terlihat mengungkung tubuh Jaehyuk agar sang empunya semakin terasa terintimidasi.

"Keras kepala, ceroboh, pembantah tapi juga lemah. Kau sadar jika kau terlihat seperti itu Jaehyuk-noona ?" Jeongwoo berbisik tepat di depan wajah Jaehyuk yang mendongak ke arahnya. Ekspresi Jaehyuk benar-benar menantang Jeongwoo. Tatapannya tak kalah tajam dari sang pria Park. Seakan mengatakan bahwa apa yang Jeongwoo lakukan tak akan berhasil membuatnya gentar.

"Aku tidak akan begini jika kau jujur sejak awal. Asal kau tahu, aku memang amnesia, tapi bukan berarti aku bodoh dan menerima begitu saja cerita bohongmu, Park Jeongwoo. Appa dan Eomma tidak bercerai, aku melihatnya di semua portal bisnis. Bahkan dalam setiap wawancara dengan media, justru kau yang seringkali tak terlihat. Kenapa kau melarangku bertemu Park Hyunjin ?"

LITTLE SECRET || JEONGJAE GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang