Perpustakaan sekolah, dengan rak-rak bukunya yang tinggi, menawarkan suasana tenang yang kontras dengan keributan koridor di luar. Meja-meja kayu besar diatur dengan rapi, dikelilingi oleh kursi-kursi yang nyaman.
Suasana hening, kecuali untuk desah lembut dari halaman-halaman buku yang dibuka dan ditutup oleh para siswa yang sedang belajar.
Di sudut perpustakaan yang agak tersembunyi, Kesya duduk di samping Zio, yang tampak serius memandang ke arah buku-buku yang tersebar di depannya. Kesya, dengan gaya khasnya yang stylish dan percaya diri.
"Sya, gue besok ada ulangan harian kimia," ucap Zio dengan suara pelan, matanya menunjukkan keprihatinan.
Suaranya nyaris tidak terdengar di tengah heningnya perpustakaan. Dia memandang Kesya dengan penuh harapan, berharap bisa mendapatkan bantuan yang sangat dibutuhkannya.
Kesya menoleh ke Zio dengan senyuman yang menenangkan, "Don't worry, Zio. I got you covered," (Jangan khawatir, Zio. Gue akan menangani ini untuk lo), jawabnya, suaranya lembut namun penuh keyakinan.
Senyuman Kesya tampak sangat tulus, seolah-olah dia benar-benar peduli dengan keberhasilan Zio.
"Karena lo ambil paket dobel, bayarannya beda," lanjut Kesya, tetap dengan senyum yang sama.
Dia membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa buku pelajaran, meletakkannya di depan Zio dengan hati-hati. Salah satu buku itu tampak berbeda, dengan sampul yang sedikit lebih tebal dan desain yang sedikit mengkilap.
Kesya kemudian membuka buku tersebut, memperlihatkan halaman-halaman yang telah diberi tanda dengan spidol warna-warni.
Zio menatap tanda-tanda tersebut dengan rasa terima kasih, "I can pay more if needed," (Gue bisa membayar lebih jika diperlukan), atanya, dengan nada penuh keyakinan.
Kesya membuka halaman-halaman buku yang ditunjukkan Kesya dengan penuh perhatian. Uang tambahan yang dia tawarkan tidak hanya karena dia ingin mendapat nilai bagus, tetapi juga karena dia tahu betapa pentingnya hubungan baik dengan Kesya, yang memegang kendali dalam banyak hal
Kesya mengangguk, merasa puas dengan tawaran Zio, "alright, let's get started," (oke, mari kita mulai), katanya sambil mengambil buku pelajaran dan mulai menjelaskan materi dengan cara yang mudah dipahami. Suaranya lembut namun jelas, membuat Zio merasa lebih nyaman.
Namun, ada sesuatu yang lebih dari sekadar pelajaran di meja itu. Kesya secara perlahan membuka lapisan halaman yang tampaknya menempel dengan sangat rapi. Saat dia membuka lipatan itu, sebuah paket kecil heroin muncul dari dalam buku dengan cara yang hampir tidak terlihat.
Paket itu terbungkus rapat dalam plastik bening, tersembunyi di balik halaman-halaman buku. Kesya meletakkan paket tersebut dengan hati-hati di samping buku pelajaran yang terbuka, memastikan bahwa tidak ada yang mencurigakan dari luar.
Zio, yang tidak tampak kaget, dengan cepat mengambil paket itu dan menyelipkannya ke dalam saku jaketnya dengan gerakan terampil. Semua ini terjadi begitu cepat dan mulus, bahwa tidak ada siswa lain di perpustakaan yang menyadari apa yang baru saja terjadi. Suasana di sekitar mereka tetap tenang, hanya diisi oleh suara bisik-bisik dan desah lembut halaman buku.
"Jangan lupa, study hard, okay?" ujar Kesya sambil memandang Zio dengan mata penuh makna.
"Make sure you ace that test. If you need anything else, just let me know." (Pastikan lo sukses dalam ujian itu. Kalau butuh apa-apa, kasih tau aja)
Zio mengangguk, merasa lebih siap untuk menghadapi ujian kimia yang akan datang berkat bantuan Kesya.
"Thanks, Sya. I owe you one," (Makasi, Sya. Gue berhutang budi nih), balas Zio, matanya menunjukkan rasa terima kasih yang mendalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroin Dan Dunia Fantasi Yang Memikat
Mystery / ThrillerHeroin, bukan sekadar obat terlarang. Itu adalah pelarian dari rutinitas yang monoton, dari perasaan kosong yang menyesakkan, dan dari tekanan sosial yang menghimpit. Di dunia mereka, heroin adalah jalan pintas menuju kebahagiaan semu-sebuah ilusi...