Di halaman rumah Kesya, malam menjelang semakin dingin. Udara malam yang sejuk menyelimuti sekeliling mereka, dan bintang-bintang yang berkelip di langit tampak samar di antara kabut tipis. Lampu halaman yang temaram menciptakan bayangan-bayangan panjang di atas rumput yang basah.
Zio duduk di samping Kesya, sikapnya penuh perhatian. Wajahnya yang tegas menunjukkan bahwa dia mengerti betapa pentingnya informasi yang akan disampaikan. Di sisi lain, Lucas dan Rafael, dengan wajah yang menunjukkan kecemasan.
Kesya menatap mereka satu per satu, dan nada suaranya berubah serius. "Gue bakalan tutup sementara," ucapnya, mengangkat tangannya yang agak gemetar untuk menandakan bahwa semua aktivitas harus dihentikan sementara.
"Dan kalian harus hati-hati karena sekolah kita sedang diawasi," tambahnya dengan nada yang tegas. Kegelapan malam menambah intensitas dari peringatan yang dia berikan.
Zio mengangguk, matanya tajam memperhatikan setiap gerakan Kesya, siap untuk memberikan dukungan apa pun yang dibutuhkan. Lucas dan Rafael saling menatap, merasakan gelombang kecemasan yang meresap ke dalam diri mereka.
"Dan bakalan ada pengecekan urine di sekolah," lanjut Kesya, semakin menekankan pentingnya situasi tersebut. "Gue gak tau kapan pastinya. Tapi uji urine itu dilakukan karena salah satu anak dari donatur sekolah kena kasus 714," jelasnya, memperjelas bahwa situasi ini lebih serius daripada yang mereka kira.
Lucas, yang jarang menunjukkan emosinya, kini tampak sangat cemas. "Kapan?" tanyanya, suaranya bergetar sedikit. Keringat mulai membasahi dahinya meskipun udara malam yang sejuk. Rafael, yang biasanya lebih santai, juga tampak gelisah, matanya penuh kekhawatiran saat dia menunggu jawaban.
Kesya menggelengkan kepala, wajahnya menunjukkan bahwa dia tidak memiliki jawaban pasti, "Gue bener-bener gak tau kapan," katanya, suaranya lembut namun penuh kesungguhan.
"Tapi pastikan kalian siap. Semua orang di sekolah bakal diperiksa, dan kita gak tau siapa yang bakal kena sanksi atau bahkan diusir dari sekolah."
Rafael, yang sebelumnya tampak tenang, kini menunjukkan ekspresi tertekan. Ia menatap ke tanah dengan penuh kekhawatiran.
"I don't want to get caught," (Gue gak mau ketangkap), ucapnya dengan suara sesak. "Gue jadi bandar kecil itupun karena terpaksa. Economic pressures forced me into this," (Tuntutan ekonomi yang maksa gue), Kata-katanya penuh dengan kepedihan dan rasa putus asa, seolah ia merasa terjepit antara kewajiban dan risiko yang mengancam dirinya.
Kesya menatap Rafael dengan tatapan tenang namun penuh empati. "Don't worry," ucapnya dengan keyakinan.
"Gue udah pikirin caranya. Lo dan kalian berdua cukup list aja nama-nama pelanggan kalian, cukup yang satu sekolah sama kita. Yang di luaran sana bukan urusan kita." Suaranya menenangkan, mencoba memberikan rasa aman di tengah-tengah ketidakpastian yang melanda.
Zio yang duduk di samping Kesya mengangguk, menambah penjelasan dengan nada serius. "Inside the school? The list is quite long because it's like a pyramid," (Di sekolah? Daftarnya panjang banget karena sistemnya kayak piramida,) ujarnya sambil menggerakkan tangannya untuk menandakan struktur yang kompleks.
"Kita bertiga ada di bawah lo, sementara orang-orang di bawah kita memiliki cabang atau jalur mereka sendiri."
Lucas, yang sebelumnya tampak tertekan, kini mengangkat kepalanya, menyela dengan nada putus asa. "We can't save everyone," (Kita gak bisa nyelametin semuanya), ucapnya dengan nada penuh dilema.
"Tapi kalau salah satu ketangkap, semuanya bakalan kena." Suaranya penuh dengan kepanikan yang tersembunyi, mencerminkan ketidakberdayaannya menghadapi situasi yang semakin rumit.
Kesya duduk bersandar dengan santai, menyilangkan kakinya dengan elegan. Wajahnya yang tenang dan suara yang datar mencerminkan ketegasan dan kontrol dalam situasi yang penuh tekanan.
"This world is harsh," (Dunia ini kejam), katanya sambil menatap ke kejauhan, seolah merenungkan kenyataan pahit dari situasi yang mereka hadapi. "Kalau mereka pesan paket, mereka bakalan aman."
Dalam konteks ini, "paket" merujuk pada uang suap yang diberikan dalam jumlah tertentu untuk menjaga keamanan mereka dari pengawasan dan tindakan disipliner.
Kesya tampaknya berharap bahwa dengan memberikan "paket" yang cukup besar, mereka bisa menghindari masalah yang lebih serius dan melindungi diri mereka dari kemungkinan terkena sanksi atau tindakan yang lebih keras.
Rafael mengangguk perlahan, wajahnya sedikit lebih tenang setelah mendengar pernyataan tersebut. "So, kita perlu memastikan bahwa semua orang yang berpotensi terkena dampak memiliki paket mereka?" tanyanya, mencoba mengkonfirmasi rencana tersebut.
Kesya mengangguk, matanya tetap fokus pada titik yang tidak terlihat. "Exactly," jawabnya. "Kita harus pastikan bahwa setiap orang yang berada di bawah radar kita mendapatkan paket mereka. Ini satu-satunya cara kita bisa menjaga semuanya tetap aman di tengah situasi yang semakin sulit ini."
Lucas bertanya dengan nada cemas, "Kalau mereka gak mampu beli paket gimana?" Wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam, seolah dia bisa merasakan beban berat yang harus ditanggung oleh mereka yang tidak memiliki cukup uang untuk membayar suap.
"Ada pilihan susah antara bayar suap atau paket buat ngehindarin masalah atau ketahuan pihak berwenang. Kalau mereka milih buat nggak bayar dan akhirnya ketahuan, konsekuensinya bisa jauh lebih berat. I'm sure they'll opt for the package," (Gue yakin mereka bakal milih paket.)
"Ketika seseorang ketahuan pakai obat terlarang atau terlibat dalam hal ilegal, biayanya bisa gila-gilaan. Itu termasuk biaya hukum, uang tebusan, atau denda yang tinggi banget. Kadang-kadang, orang tua harus keluar duit dalam jumlah besar— belasan juta atau bahkan puluhan juta rupiah—buat bayar pengacara, ngurusin proses hukum, atau nebus anak mereka dari penjara,"
"Jika seseorang masuk panti rehabilitasi atau penjara, biayanya bisa selangit. Panti rehabilitasi sering banget minta uang yang mahal, dan di penjara, bisa aja ada biaya suap atau pembayaran tambahan buat fasilitas yang pengen dipake sama narapidana,"
"Bahkan di panti rehabilitasi atau penjara, orang masih bisa dapetin barang-barang yang mereka rindukan atau inginkan, termasuk obat terlarang. Ini nunjukin kalau nggak ada tempat yang benar-benar aman atau bebas dari pengaruh narkoba, bahkan dalam lingkungan yang dirancang untuk rehabilitasi atau hukuman,"
Lucas memandang Kesya dengan rasa penasaran yang mendalam. "Kalau gitu berapa patokan yang lo kasih?" tanyanya, suaranya mengandung kekhawatiran dan ketidakpastian.
Orang-orang bisa menjadi gila ketika terlibat dalam dunia narkotika, dan kecemasan mereka semakin meningkat menjelang pemeriksaan. Terangkap adalah hal yang menakutkan, tetapi yang lebih menakutkan lagi adalah jika orang tua mengetahui bahwa anak mereka adalah pengguna.
Kesya menatap Lucas dengan ekspresi serius, memahami betapa pentingnya informasi ini. "Tergantung berapa jumlah orang yang ambil paket ini," jawabnya. Suaranya menunjukkan bahwa patokan harga bisa bervariasi tergantung pada kebutuhan dan situasi.
"Kak, disini gue kan belum lama gabung sama kalian dan belum terlalu mahir dalam menangani masalah kayak ginian. Jadi paket itu dibayarkan untuk siapa?" tanya Rafael, menunjukkan ketidaktahuannya tentang rincian operasional mereka.
Zio, yang duduk di samping Kesya, menjawab dengan nada sabar namun penuh otoritas. "You'll find out later," (Lo bakalan tau sendiri nanti), katanya. "Just focus on your task for now," (Lo cukup fokus aja sama tugas lo.)
Suaranya mengandung dorongan untuk tetap berkomitmen pada tugas mereka dan membiarkan informasi lebih lanjut datang pada waktunya.
Kesya melanjutkan dengan sikap yang penuh pengertian, mengarahkan perhatiannya kepada Rafael. "Yang penting sekarang adalah memahami peran lo dan menjalankannya sebaik mungkin."
Dia menambahkan, "The package isn't just about the money (Paket itu bukan hanya tentang uang), tapi juga tentang memastikan semua orang yang terlibat bisa tetap aman dan terhindar dari masalah. Kita semua punya bagian masing-masing dalam menjaga agar sistem ini berjalan lancar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heroin Dan Dunia Fantasi Yang Memikat
Mystery / ThrillerHeroin, bukan sekadar obat terlarang. Itu adalah pelarian dari rutinitas yang monoton, dari perasaan kosong yang menyesakkan, dan dari tekanan sosial yang menghimpit. Di dunia mereka, heroin adalah jalan pintas menuju kebahagiaan semu-sebuah ilusi...