Part 9

27 19 0
                                    

"Kadang gue mikir, apakah semua ini layak untuk diperjuangkan," ujar Zio dengan nada yang penuh keraguan. Dia menatap lurus ke depan, wajahnya menunjukkan kebingungan mendalam.

 "Sementara kita di sini, bikin keputusan yang bisa merusak masa depan orang lain. Semua itu demi keuntungan sesaat."

Kesya tidak langsung menjawab. Dia tahu bahwa Zio sedang berjuang dengan perasaan yang sangat kompleks, dan dia sendiri merasakan hal yang sama. "You know," kata Kesya akhirnya, suaranya terdengar berat. "Jadi pengedar heroin dan obat-obatan terlarang itu bukan hanya tentang uang atau kekuasaan. It's about ruining lives." (Ini soal menghancurkan hidup orang.)

Zio mengangguk pelan, wajahnya penuh penyesalan. "Yeah, and it's not just about ruining the lives of those who use it. It's about how it affects their families, their futures. We're not just dealing with individuals; we're messing with entire lives."

(Ya, dan ini bukan cuma soal menghancurkan hidup orang-orang yang pakai. Ini juga tentang bagaimana dampaknya terhadap keluarga mereka, masa depan mereka. Kita bukan cuma berurusan dengan individu; kita ngerusak hidup mereka secara keseluruhan.)

Keduanya berhenti sejenak di tepi jalan, menatap ke arah kota yang tampaknya begitu jauh dari ideal mereka. Lampu-lampu kota berkilauan di kejauhan, tetapi bagi mereka, pemandangan itu tidak lebih dari sebuah ilusi.

"You know, the reality is harsh," )Kamu tahu, kenyataannya keras), lanjut Kesya.

"Many teenagers get caught in this cycle. They think they're just trying to escape reality or fit in, but they end up trapped. Heroin and other drugs—they're like a prison."

(Banyak remaja terjebak dalam siklus ini. Mereka pikir mereka cuma mau melarikan diri dari kenyataan atau biar diterima, tapi malah terjebak. Heroin dan narkoba lainnya—mereka seperti penjara.)

Zio menghela napas panjang. "And once they're in, it's so hard to get out. The more they use, the more they need, and the more they destroy themselves and everyone around them. It's a never-ending spiral."

(Dan begitu mereka terjebak, susah banget buat keluar. Semakin sering mereka pakai, semakin banyak yang mereka butuhkan, dan semakin hancur mereka dan semua orang di sekitar mereka. Ini adalah spiral yang nggak ada habisnya.)

Kesya menggigit bibirnya, memikirkan semua orang yang dia kenal yang terjebak dalam dunia narkotika. "I've seen it firsthand. They get lost in this world. And it's not just about addiction. It's about the dreams they had, the futures they wanted. It's all taken away."

(Gue udah lihat sendiri. Mereka tersesat di dunia ini. Dan ini bukan cuma soal ketergantungan. Ini tentang mimpi-mimpi yang mereka punya, masa depan yang mereka inginkan. Semua itu diambil begitu saja.)

Zio mengusap wajahnya dengan frustasi, matanya menunjukkan keputusasaan. "We keep talking about making things better, but what are we really doing? We're just part of the problem, not the solution."

(Kita terus ngomong tentang membuat semuanya lebih baik, tapi sebenarnya kita ngapain sih? Kita cuma jadi bagian dari masalah, bukan solusinya.)

Mereka berdiri dalam keheningan, merenungkan kata-kata yang baru saja mereka ucapkan. Dunia di sekitar mereka tampak terus bergerak, tetapi untuk saat ini, mereka berdua hanya berdiri di tepi jalan, memikirkan masa depan dan segala konsekuensinya.

Lampu kota terus berkelip di kejauhan, seolah-olah mengingatkan mereka bahwa meskipun dunia ini keras dan penuh kontradiksi, harapan masih ada—meski hanya seberkas.

***

Pagi itu, udara terasa sangat sejuk, seolah menghembuskan rasa segar yang menenangkan setelah malam yang dingin. Cahaya matahari pagi mulai menyentuh permukaan bumi, menambah keceriaan suasana.

Heroin Dan Dunia Fantasi Yang MemikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang