Part 22

11 9 0
                                    

Kesya mengetuk-ngetuk meja dengan penuh kegelisahan, suaranya berirama dengan ketukan yang tak beraturan. Di seberang meja, Zio  melepaskan salah satu kancing bajunya. Dengan gerakan lambat dan hati-hati, ia menggulung kemejanya.

"Dia melakukan mixing drugs untuk memperoleh efek yang lebih," ucap Zio dengan nada serius, matanya menatap ke arah Kesya, mencoba membacanya. "Dari kondisi di toilet, kelihatannya dia nyampurin beberapa jenis obat untuk mendapatkan high yang lebih kuat."

Kesya mengangkat alis, wajahnya mengeras dengan ekspresi ketidakpercayaan. "Lo kok bisa nebak itu? Dan lo sendiri nggak make, cuma ngedar aja, kan? Or are you using them behind my back?" (Atau lo juga pake di belakang gue?) tanyanya, nada suaranya menekankan setiap kata, dan tatapan tajamnya menembus ke dalam diri Zio.

Ketukan jarinya yang cepat di meja berhenti, meninggalkan suasana di ruang tamu terasa tegang dan penuh ketidakpastian.

"I don't use them, so don't worry," (Gue gak pake obat, jadi jangan khawatir), jawab Zio, berusaha menenangkan ketegangan yang meliputi ruangan. Suaranya terdengar tegas dan penuh keyakinan, namun ada nada ketulusan yang sulit dipastikan.

"I'm in the closest position to the customers here (Gue yang paling dekat sama pelanggan di sini). Sedangkan lo cuma petantang-petenteng doang. Lo kasih barang ke gue, Lucas, dan Rafael, jadi kita lebih banyak tahu apa yang terjadi di lapangan. Terlebih lagi, Lucas dan Rafael juga pemakai."

"Di lapangan, ada banyak cara orang menggunakan obat-obatan. Beberapa orang mungkin hanya menggunakan satu jenis obat pada satu waktu. Misalnya, mereka hanya memakai ekstasi atau kokain, dan biasanya efeknya bisa diprediksi dengan lebih mudah. Tapi, masalah mulai muncul saat mereka mulai mengombinasikan berbagai jenis obat."

"Ada yang namanya 'polydrug use,' di mana orang menggabungkan beberapa jenis obat untuk mendapatkan efek yang lebih kuat. Misalnya, campuran antara ekstasi dan alkohol. Ekstasi itu mempercepat detak jantung dan meningkatkan energi, sementara alkohol punya efek menenangkan. Ketika digabungkan, efeknya bisa jadi sangat berbahaya. Alkohol bisa menutupi efek ekstasi, membuat seseorang merasa mereka bisa minum lebih banyak alkohol daripada yang seharusnya, yang bisa berujung pada keracunan."

 "Contoh lain adalah kombinasi antara opioid dan benzodiazepin. Opioid seperti heroin atau oxycodone bisa menyebabkan pernapasan lambat atau bahkan berhenti. Benzodiazepin seperti Valium atau Xanax memiliki efek yang menenangkan dan memperlambat sistem saraf pusat. Jika digabungkan, efek depresan ini bisa memperburuk masalah pernapasan, yang sering berujung pada overdosis."

Zio melanjutkan penjelasannya dengan ekspresi serius. "Ada juga yang namanya 'speedball,' yaitu campuran kokain dan heroin. Kokain memberikan dorongan energi yang tinggi, sedangkan heroin memberikan efek penenang. Gabungan ini sangat berbahaya karena bisa membuat tubuh mengalami ketidakseimbangan yang ekstrem antara stimulasi dan depresan. Hal ini meningkatkan risiko serangan jantung dan kegagalan pernapasan."

Dia berhenti sejenak, mengamati reaksi Kesya. "Gue ngeliat sendiri bagaimana orang-orang sering kali nggak paham betapa berbahayanya kombinasi ini. Mereka mungkin merasa bersemangat dan tertarik untuk mencoba sesuatu yang baru tanpa menyadari risiko yang mengancam. Gue tahu betapa pentingnya untuk memantau dan mengontrol distribusi obat ini, agar nggak ada yang mengalami efek samping yang fatal."

"Gue terlalu fokus sama tugas gue. Memberikan barang itu ke lo dan orang-orang yang gue percaya, memastikan semuanya aman, bayar pihak-pihak tertentu biar diem," ujar Kesya dengan nada penuh penekanan, seolah ingin mengungkapkan seberapa besar usaha dan perhatian yang dia curahkan.

Heroin Dan Dunia Fantasi Yang MemikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang