Part 12

20 17 0
                                    

Koridor sekolah dipenuhi dengan suara riuh siswa-siswi yang berlalu lalang selama jam istirahat. Suara tawa, obrolan, dan langkah kaki yang cepat menciptakan suasana yang sibuk dan hidup. Di tengah keramaian ini, Rafael berdiri di salah satu sudut koridor, mengamati setiap detail dengan seksama. Dia mengenakan seragam sekolahnya yang rapi, tetapi ada sesuatu dalam tatapannya yang menunjukkan keseriusan di balik suasana santai.

Saat Rafael melihat Daniel mendekat dari arah berlawanan, dia mengedipkan matanya sebanyak dua kali, gerakan halus yang hampir tidak terlihat oleh orang-orang di sekitarnya. Daniel, yang sedang mengobrol ceria dengan teman-temannya, tampak sangat santai. Tawa Daniel yang alami mengisi udara, sementara dia membahas sesuatu yang tampaknya sangat lucu dan menarik.

"Kocak banget," kata Daniel, suaranya penuh dengan keceriaan saat dia melangkah menuju kantin, tangan-tangannya bergerak-gerak saat berbicara.

Di samping Daniel, Joko terlihat agak gelisah. Dengan wajah cemas, dia berbicara dengan nada serius, "Gue seriusan, gue udah takut banget kalau gue sakit parah. Soalnya gue cek di Google, semua keluh kesah gue tuh ngarah ke penyakit dalam." Suaranya terdengar penuh kekhawatiran, dan ekspresinya menunjukkan betapa dia benar-benar merasakan beban informasi yang dia temukan.

Saat Daniel  berpapasan dengan Rafael, momen tersebut menjadi sangat strategis. Rafael, dengan gerakan yang sangat terampil, mengamati sekeliling untuk memastikan tidak ada yang melihat gerakannya. Dengan hati-hati, dia mengeluarkan selembar kertas kecil dari saku bajunya. Dalam sekejap, dia menyodorkan kertas tersebut ke arah Daniel tanpa menimbulkan kecurigaan.

Daniel menerima kertas itu dengan sikap yang sangat alami, seolah-olah ini adalah hal yang biasa terjadi. Tanpa menunjukkan adanya kejanggalan, dia memasukkan kertas tersebut ke dalam sakunya sambil melanjutkan percakapan dengan teman-temannya. Rafael berbicara dengan nada lembut namun jelas terdengar oleh Daniel.

"Check-Up," ucap Rafael, suaranya seolah-olah terbuat dari angin yang menyapu kerumunan.

Daniel mengangguk secara otomatis, merespons dengan gerakan yang tak mencolok. Dia tetap berbicara dengan teman-temannya, melanjutkan obrolan mereka dengan gaya santai, seolah tidak ada yang terjadi. Kedua pria itu, Rafael dan Daniel, berperan seolah-olah mereka adalah aktor dalam sebuah drama yang telah dipersiapkan sebelumnya, dengan semua gerakan mereka yang halus dan disinkronkan dengan baik.

"Makanya jangan asal diagnosis sendiri," ucap Daniel sambil tersenyum lebar kepada Joko, kalimatnya terucap dengan nada menenangkan namun penuh makna. Sambil terus melangkah menuju kantin, Daniel tetap mempertahankan aura santainya, menambah kesan bahwa semua ini adalah bagian dari rutinitas sehari-hari mereka.

Joko tiba-tiba bertanya kepada Daniel, "Tapi, serius deh, gimana sih caranya supaya kita bisa ngurangin stres kayak gini? Gue udah kebiasaan banget ngecek gejala di Google, dan selalu aja takut sendiri."

Daniel memandang Joko dengan tatapan tajam, lalu tertawa kecil. "Lo tau gak sih, Google itu udah kayak dokter pribadi yang bisa bikin kita jadi paranoid!" ujarnya dengan nada bercanda. 

"Kadang-kadang gue juga pernah ngalamin hal yang sama. Cuma, semua gejala yang gue baca di Google, malah bikin gue mikir kalau gue bakal punya penyakit yang paling langka di dunia. Padahal, mungkin cuma flu biasa."

Joko mengangguk, tampak sedikit lebih santai setelah mendengar tanggapan Daniel. "Gue rasa itu emang bener. Setiap kali gue cek, selalu aja ada kata-kata yang bikin kita khawatir. Kadang, lo cek 'sakit kepala' di Google, eh, ketemunya 'tumor otak' atau 'penyakit jantung'."

Daniel tertawa lagi, kali ini lebih keras. "Betul banget! Dan kalau lo udah berakhir di forum kesehatan, lo bakal ketemu dengan orang-orang yang lebih parah lagi, ngasih saran yang kadang bikin lo lebih pusing. 'Coba minum air lemon dan tidur di bawah bantal yang dibalik tiap hari.' Wah, jadi inget saran-saran aneh yang pernah gue baca."

Heroin Dan Dunia Fantasi Yang MemikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang