Part 4

53 26 0
                                    

Di ruang tamu yang bergaya minimalis dengan nuansa putih bersih, Kesya meletakkan minuman dingin di atas meja yang terbuat dari kaca. Ruangan ini terang dan cerah, dengan furnitur yang elegan dan dekorasi yang sederhana namun modern.

Sofa putih bersih dan karpet abu-abu lembut menambah kesan tenang namun formal. Dengan gerakan yang penuh keyakinan, Kesya duduk di sofa, menyilangkan kakinya dengan anggun. Ia mengenakan pakaian santai yang tetap terlihat stylish, menunjukkan kepribadian dan kekuatan yang ia miliki.

"Lo kayak anak kecil tau gak?" ejek Kesya dengan nada sinis, suaranya menegaskan bahwa dia tidak dalam mood untuk basa-basi.

Tatapannya tajam, dan ekspresi wajahnya mengungkapkan kemarahan yang tersembunyi di balik permukaan yang tenang.

"Lo harus tau tempat dan jangan kekang gue," lanjut Kesya dengan suara yang serius dan tegas, meninggalkan kesan bahwa dia tidak akan mentolerir adanya intervensi.

Zio, yang tampaknya tidak terlalu terpengaruh oleh kata-kata Kesya, hanya mengangguk sedikit. Dia mengeluarkan amplop coklat dari sakunya dan meletakkannya di atas meja, sebelum mengambil gelas minuman dari Kesya dan meminumnya hingga habis. Raut wajahnya tampak lelah, dan dia bersandar di sofa dengan sebuah napas panjang.

"Sorry, gue kebawa suasana," ucap Zio sambil menggosok tengkuknya. Nada suaranya kini mulai menunjukkan tanda-tanda penyesalan dan kelelahan.

"Gue minta lo jangan keluar ke tempat-tempat yang gak seharusnya. Ini demi kebaikan lo," ucap Zio dengan nada yang mulai tenang, mencoba menenangkan situasi dan menunjukkan betapa seriusnya dia tentang keselamatan Kesya.

Matanya menatap Kesya dengan penuh arti, seolah-olah ingin menegaskan betapa pentingnya peringatan ini.

"Salah satu pelanggan kita ada yang OD. Pastinya pihak keluarga bakal cari tau dari mana anaknya memperoleh bubuk pembawa petaka itu," lanjut Zio, suaranya penuh ketegangan dan kecemasan.

Kesya tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan atau kekhawatiran. Dengan nada suara yang serius dan penuh keyakinan, dia menjawab, "untuk masalah itu lo gak perlu khawatir."

Kesya menatap Zio dengan tatapan mantap, seakan ingin menenangkan kegelisahan yang ada pada Zio.

"Sebelum berita itu terdengar di telinga lo, gue udah tau dan bersihin semua jejak kita. Gak akan ada yang tau kalau lo dapat barang dari gue, dan mereka juga gak akan ada yang nyingung lo sebagai pengedarnya begitupun para anak buah lo, mereka semua aman," lanjut Kesya dengan santainya, seolah-olah semua masalah ini sudah sepenuhnya di bawah kendalinya.

Zio, meskipun masih tampak khawatir, sedikit mereda. "But how exactly did you manage to cover your tracks?"  (Tapi gimana caranya lo bisa nutup jejak lo?), tanya Zio, suaranya mengandung rasa ingin tahu yang mendalam.

Kesya menghela napas ringan, lalu menjelaskan dengan jelas, "gue udah bersihin jejak digital dan fisik yang mungkin bisa nyatain kita sebagai pelaku. Gue udah pastiin semua transaksi kita dihapus dari sistem dan data kita di lapangan juga udah dibersihin. Setiap bukti yang bisa nyambung ke kita udah gue hapus dengan cermat," ucap Kesya, menjelaskan proses yang telah dia lakukan dengan penuh ketelitian.

Kesya nyender santai di kursinya, kelihatannya tenang dan santai, "I've also made sure that any physical evidence is either destroyed or hidden. Any potential witnesses have been given the right 'incentives' to keep quiet or change their stories. We've covered every possible angle,"

(Gue juga udah pastiin semua barang bukti udah dihancurin atau disembunyiin. Orang-orang yang mungkin jadi saksi udah dikasih 'insentif' yang pas buat diem atau ubah cerita mereka. Kita udah nutup semua celah.)

Heroin Dan Dunia Fantasi Yang MemikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang