16 tahun

125 8 2
                                    

***
Sion berusia 16 tahun ketika bertemu dengan teman dekatnya. Tidak sama, temannya kehilangan ibu sedangkan dia kehilangan sosok ayah.

"Jadi Lo selama ini ga rayain ultah Lo ?" Tanya Ryo teman sekaligus sahabat dekatnya.

Sion menggeleng tersenyum tipis.

"Bagaimana tahun ini ? Lo akan 17 tahun Yon". Kata Ryo.

"Hehe ngga aja, gue lebih suka ngenang Daddy daripada tiup lilin meski sekedar make a wish". Balasnya.

"Terserah Lo aja deh, tapi gue juga. Kita lahir di hari yang sama tapi kita kehilangan sosok yang berharga bagi kita". Sambung Ryo.

"Bedanya satu, Lo anak tunggal gue terakhir". Sahut Sion.

"Kakak Lo masih suka bentak Lo ?" Tanya Ryo.

"Kalau kesalahan gue fatal, kalau engga paling didiemin". Jawabnya.

"Bang Mark ?" Ryo melihat mata Sion yang menatap kebawah.

"Sudah fokus ke kantor dan pacarnya. Bubu juga lebih sering ke kantor cabang sama kak Jeno". Tanpa menangis Sion terus tertunduk.

"Ada gue, jangan sedih gitu". Ryo menepuk pundak Sion.

"SION!!" Pandangan mereka beralih ke sumber suara.

"Kenapa Lo ?" Tanya Ryo.

"Bulan depan ayo kita main". Riku yang memanggil Sion itu pun mendekat.

"Tanggal ?" Tanya Sion.

"25 Juli, pantai ? Gas lah" Yushi menyambung.

"Ga deh, gue ada acara". Kata Sion.

"Gue juga". Sambung Ryo.

"Ga ada penolakan gue jemput kalian. TITIK" ucap Riku lalu pergi bersama Yushi.

"Ryo.." lirih Sion.

"Turutin aja yuk, sebelum itu kita mampir ke makam bunda dan daddy Lo". Ryo menepuk punggung Sion.

"Hum!" Sion mengangguk.

Malamnya Sion baru pulang dan disambut oleh Jeno diruang tamu.

"Darimana ?" Tanya Jeno.

"Kerkom kak, disuruh guru fisika tadi sama Ryo". Jawab Sion jujur.

"Kerkom boleh tapi jangan sampe malam lah". Sahut Jeno.

"Tapi baru aja selesai kak". Sion tertunduk takut atas tatapan Jeno.

"Alasan!"

PLAKK!

Tanpa ada angin sedikitpun Jeno menampar Sion.

"Kak ?" Lirih Sion.

"Sekali lagi Lo pulang malem gue ga segan mukul Lo lebih dari ini". Jeno berlalu dari pandangan Sion.

"Cuma pulang malem.." kata Sion lalu pergi ke kamarnya.

Esoknya Taeyong tak mendapati Sion untuk sarapan bareng lagi.

"Sion kenapa ga ikut sarapan ya ? Udah sejak 3 tahun lalu, kalian tau alasannya ?" Tanya Taeyong yang menyiapkan sarapan.

"Engga Bu, Mark ga tau". Mark menutupi kesalahannya sendiri.

"Jeno juga, kita beda kamar jadi Jeno ga tau". Jeno juga membela dirinya.

Flashback alasan Sion tak ikut sarapan.

Sion menyusul mereka ke meja makan. Ketika Taeyong masih sibuk masak mereka sedikit berbincang.

"Kak, Sion bareng ya?" Pinta Sion dengan senyumnya.

30 Days || OH SION (☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang