Day 4 : kerja ?

79 3 0
                                    

***
Esoknya Ryo dan Sion mendatangi rumah Yushi dengan alasan bertanya tentang lowongan kerja. Keluarga yushi punya usaha cafe yang lumayan ramai bagi mereka. Barangkali Sion diterima disana.

"Jadi Lo yakin mau kerja ? Sanggup ? Kalau beneran sanggup gue bilang mama nanti, soalnya jam kerja bisa sampai jam 9 Yon, gue khawatir sama Lo". Ucap Yushi setelah Sion mengatakan alasan mereka datang kesana.

"Gue juga dong, gue juga pengen ngerasain gimana sulitnya bekerja". Ryo menyambung.

"Tolong Yush, biarin gue bantu Sion". Ryo memohon dengan serius.

"Lo gimana Yon ?" Yushi bertanya.

"Gue ga keberatan kok, asal gue boleh mulai setelah sekolah". Kata Sion.

"Lah kan gue juga, yaudah nanti gue bilang mama" ucapan Yushi membuat mereka tenang.

"Apa yang mau kalian bilang ke mama hm ?" Mendadak mama Yushi menyambung.

"Eum,, ma, Sion sama Ryo mau kerja di cafe mama, boleh ?". Tanya Yushi sedikit memohon.

"Alasan ?" Tanya mamanya Yushi lagi.

"Sion tinggal sendiri ma, eum,, keputusannya pengen mandiri katanya, dan Ryo bantu-bantu aja. Lagipula cafe kita kurang karyawan kan ? Boleh yaa,, biar Yushi juga bisa belajar bareng sama mereka". Seperti anak kecil Yushi meminta persetujuan mamanya.

"Yaudah boleh, tapi kalau capek bilang ya, jangan paksain diri, mama ga maksa kalian kerja penuh waktu ya, mama juga tau kalian masih sekolah jadi santai aja". Kata mama Yushi.

'Ya Tuhan mamanya baik banget, hampir iri deh'. Batin Ryo.

"Makasih Tante, terima kasih banyak karena mengizinkan kami bekerja di cafe Tante". Kata Sion membungkuk didepan mama Yushi.

"Iya baiklah, tapi kalau cafenya sepi untuk gaji sedikit dibawah ya, tapi kalau rame nanti mama kasih gaji full". Kata mama Yushi dan Sion mengangguk setuju.

"Nanti sore kalian bisa datang ke cafe untuk mama ajarin, jam 3 ya, jangan telat, mama ke kamar dulu". Mereka mengangguk senang untuk hari ini.

"Yess!! Setidaknya gue ga sendirian bantu mama". Semangat Yushi.

"Makasih Yush, Lo udah bantu gue pas gue susah begini". Sion menyambung.

"Apalah gunanya sahabat kalau ga saling bantu hah ? Gue juga tau semua yang Lo derita selama ini kali". Balasnya.

"Hah ? Tau apa Lo ?" Ryo menantang.

"Sion yang lemah jantung, bronkitis, hatinya ga berfungsi dengan baik, dan gelut sama dua abang yang kek setan itu". Jawabnya.

"Kok Lo tau sih ?" Sion masih tak mengerti darimana Yushi tau semua itu padahal Sion hanya cerita pada Ryo.

"Kalian bego apa gimana sih, bang Echan kan pacar bang Mark goblok ! Bang Echan sepupu gue. Bang Echan yang cerita sejak pertama kali tahu penyakit Lo". Balas Yushi.

"O-oh iya,, lupa, sorry hehe". Cengir Sion melupakan satu hal itu.

"Dan kak Jaemin juga sepupu gue". Ryo menyambung.

"Tanpa sadar kita terikat jauh ya haha". Sion sedikit tertawa karena fakta itu.

"Ya begitulah. Abis ini mau ngapain kalian ?" Tanya Yushi.

"Pulang dulu keknya, istirahat dulu". Ryo yang menjawab.

"Hum ! Kita pulang dulu ya Yush". Pamit Sion.

"Sampai ketemu ntar sore" Yushi melambaikan tangan atas kepergian mereka dari rumahnya.

Sorenya mereka datang ke cafe milik mama Yushi. 'Tokuno's Café' namanya. Milik keluarga Tokuno namun dikelola mamanya.

"Eh kalian udah datang, sini mama jelasin kalian harus apa aja". Kedua tangan mama Yushi menarik masing-masing tangan Ryo dan Sion.

"Hehe iya Tante". Senyum Sion.

"Panggil mama aja ya, biar akrab". Pintanya.

"Baik tan.. eh mama". Ryo mengangguk sambil membalasnya.

Beberapa menit penjelasan mereka mengerti apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara membuat semua hidangan dalam menu, sambil membuat pesanan mereka belajar dengan cermat. Tak butuh waktu lama mereka menguasai semuanya. Emang dasarnya mereka tu pintar sih, satunya anak CEO satunya lagi anak dokter.

"Kalian udah mengerti kan ? Kalau gitu kalian mulai bekerja, kalau ada yang perlu ditanyakan langsung panggil mama ya ?" Pesan mama Yushi.

"Baik ma, terima kasih". Mereka membungkuk hormat pada mama Yushi.

Sore sampai malam itu pelanggan tak begitu ramai karena kebanyakan pengunjung adalah anak sekolah, dimana esoknya mereka harus sekolah tak ada waktu untuk bermain.

"Ma, maaf ini kan resep kopinya segini kalau Sion tambahin dikit resep dari Sion sendiri boleh ?" Izin Sion sebelum melakukannya.

"Boleh, coba dong, mama mau coba". Pintanya.

Beberapa waktu kopi buatan Sion itu jadi, resepnya sendiri yang selama ini dia buat. Langsung secangkir kopi itu dia berikan pada mama Yushi dan dicobanya. Perlahan sambil mengecap membuat suasana tegang diantara mereka.

"Ma gimana rasanya ? Buatan Sion istimewa kan ?" Yushi yang bertanya.

"Eumm,,". Mamanya tampak masih berpikir kembali mereka menegang.

"Ma ?" Yushi masih bertanya.

"Enak ! Resep baru dan rasa baru. Sungguh istimewa. Mama tambahin ke menu ya ? Kalau banyak peminat kopinya cafe ini bakal rame". Puji mama Yushi.

"Makasih ma, makasih banyak". Sion tersenyum lebar mendengarnya. Akhirnya usahanya selama ini mulai berkembang meski bukan cafenya sendiri setidaknya ada yang menambahkannya dalam menu.

"Oh ya, gaji kalian perminggu, gimana ? Keberatan ngga ?" Tanya mama Yushi pada Ryo dan Sion.

"Engga ma, hehe makasih". Ryo yang menjawab sementara Sion hanya tersenyum.

"Kalian anak pintar, mama yakin keluarga kalian bangga punya anak seperti kalian, para sahabat Yushi baik semua, beruntung Yushi punya kalian disampingnya. Makasih udah temani anak mama ya". Mama Yushi memeluk mereka.

"Iya ma, kita bakal barengan terus". Sahut Ryo Sion hanya mengangguk tapi dengan keyakinan sedikit.

"Gue ga yakin selamanya bisa bareng kalian". Batin Sion

Yushi menatap Sion dengan pesan tersembunyi.

"Bertahan lebih lama Yon, sembuhkan luka dan sakitmu itu, ayo melangkah bersama selamanya". Batin Yushi sambil sedikit tersenyum.

Mama Yushi melepaskan pelukan mereka.

"Baiklah, pelanggan masih berdatangan ayo kita layani mereka. Jam 9 kita tutup, sampai tengah malem kalau malam minggu aja. Mama ngga tega sama kalian". Katanya.

"Baik ma, fighting!" Seru Ryo, Sion dan Yushi.

Ya, malam itu mereka mulai bekerja. Hari pertama Sion bekerja belum merasakan apapun selain pelukan hangat dan pujian yang membuat hatinya melupakan cacian dari para kakaknya.

***

Woahh!! Hari ini double update gue hehe
Day 4, end !

30 Days || OH SION (☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang