Day 29 : demam

59 1 0
                                    

***
"Bang.." lirih Sion yang mendapati Mark ditaman itu

"Dek ? Udah sembuh ya kok bisa pulang ?" Senyum Mark mengembang

"Sion mau pamit bang, Sion ga bisa lama disini" balas Sion.

"Kamu mau kemana ?" Mark mulai sedih campur khawatir

"Maaf bang, aku ga bisa lagi disini. Maafin Sion yaa.. maaf" Sion mulai menghilang dari pandangan Mark.

"DEKKK!!" Teriaknya begitu bangun dari tidurnya.

"Mark ?" Haechan kebingungan.

Haechan datang ke kamar begitu mendengar teriakan Mark.

"Mark kenapa ?" Haechan mendekatinya, memegang dahi dan masih terasa panas.

"Kenapa Mark ?" Taeyong menyusul Haechan begitu juga Jaehyun dengan wajah khawatir.

"Bubu ? Daddy ? Bear, apa Sion udah pulang ?". Mark bernafas terengah.

"Makheu astaga, dia masih di sana bubu sama daddy pulang karena ada urusan kantor" balasnya.

Mark langsung memeluk pinggang Haechan menempelkan dahi pada perut Haechan.

"Dia kenapa Chan ?" Tanya Taeyong.

"Sejak Sion sama Ryo pergi dia demam Bu, tapi entah kenapa demamnya ga turun-turun, ini malah tambah panas dianya". Balas Haechan.

"Astaga Mark, kau begitu memikirkan adikmu sampai segini ?". Tanya Jaehyun dan Mark tak berkutik.

"Jeno juga dad, sekarang dia di rumah Ryo karena Jaemin disana". Kata Haechan.

"Tolong jaga dia ya Chan" pinta Taeyong

"Selalu Bu" balasnya singkat.

Dirumah lain Guanlin dan Renjun sudah sampai disana. Berjalan menuju kamar Ryo dan menelisik setiap sudutnya karena ini pertama kali setelah bertahun-tahun Renjun memasukinya.

"Putra kita begitu pintar sayang, kamar selalu bersih dan rapi, bahkan piala Sion sebanyak itu dia rawat sampai tak berdebu sedikitpun". Kata Guanlin.

Namun Renjun mendekati satu piala yang ada di rak atas dan satu sertifikat dia ambil.

"Piala pertama Ryo memenangkan lomba essay sejarah dan sertifikat ini lomba kedua, tapi setelah itu dia ga mau lagi mengikuti lomba apapun karena terakhir kali dia kalah, dia ga mau sedih lagi" sambung Guanlin.

Renjun terharu. Meski begitu putranya sudah berusaha sebaik mungkin untuk membuat ortunya bangga. Berbalik Renjun menatap Guanlin dan tersenyum.

"Gapapa Alin, ga semua anak pola pikirnya sama. Jangan pernah paksa putramu untuk jadi seperti apa yang kau mau". Guanlin mengangguk membalas senyuman Renjun.

Masih memegang dua benda berharga itu Renjun masuk ke dekapan Guanlin dan menyandarkan kepalanya.

"Makasih suamiku, makasih untuk perjuanganmu menyembuhkanku, merawat Ryo sendiri sampai sehebat ini dan malah aku mendapat dua hadiah ini. Makasih sayang". Renjun mendongak masih tersenyum pada Guanlin.

"Aku hanya membantunya, Ryo sendiri yang memilih jalannya". Balas Guanlin.

Renjun meletakkan dua barang itu di tempat semula lalu berjinjit mencium bibir Guanlin.

"Sekali lagi terima kasih, kamu suami terbaik yang aku temui dan ayah terhebat untuk putra kita". Kata Renjun.

Guanlin menempelkan dahi mereka

"Untuk keluarga kita sayang". Beralih Guanlin mendekatkan bibirnya lalu melumat bibir Renjun. Selang beberapa waktu Guanlin melepaskannya.

"Selamat kembali kerumah istriku" senyum Guanlin tak memudar menatap wajah cantik Renjun yang selama ini dia rindukan.

30 Days || OH SION (☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang