(bonus) Day 21 : Sion Ryo

76 2 0
                                    

***
Malam itu meski tak melelahkan mereka tetap ingin istirahat lebih. Lusa adalah tepat hari mereka mendapat hadiah yang Guanlin katakan. Persiapan hati mereka belum sangat matang, pasalnya mereka selalu gugup ketika mengingat hal ini.

"Abang sama kakak mau ga ya kita ajak ? Kan bukan hari libur tuh" tanya Sion yang berbaring diatas kasur menatap langit-langit kamarnya.

"Ajak pelan-pelan aku yakin mereka mau, apalagi kamu sekarang kan dilihat sama mereka" Ryo memiringkan tubuhnya untuk menatap kekasihnya itu.

Netra Sion mendapati kekasihnya yang tersenyum manis itu juga ikut tersenyum. Beralih Sion bangun dan tengkurap diatas Ryo.

"Pinter banget sih kamu tuu,, udah cantik, manis, pinter, kesayangan aku lagi. Kok bisa aku punya pacar kaya kamu hm ?" Tanya Sion yang menatap dalam Ryo.

"K-kamu mau ngapain ?" Ryo sedikit takut dengan tatapan itu.

Tak biasanya mata Sion begitu, tatapan bernafsu pertama kali yang Ryo lihat, bahkan Sion menggerakkan wajahnya agar semakin mendekat. Siap atau tidak Ryo menerima kecupan di beberapa bagian wajah dan lumatan lembut juga untuk pertama kalinya.

Tangannya yang masih bebas itu mendorong dada Sion secara pelan untuk menjauh hingga lumatan mereka terhenti.

"Kenapa hm ?" Tanya Sion sedikit kesal.

"A-anu.. belum s-siap aja". Balasnya.

Tanpa minta persetujuan Sion kembali melumat bibir itu dengan lembut. Mencari kenyamanan dari Ryo untuk meneruskan aksinya. Ryo yang awalnya masih terkejut kini mulai terbuai dalam permainan pacarnya juga. Sebisa mungkin ia mengimbangi pergerakan Sion.

Dirasa sudah puas Sion menghentikannya dan melihat Ryo yang bernafas terengah.

"Kamu selalu menyelamatkanku, menarikku dari ruang gelap itu. Berjanjilah untuk terus bersamaku, Lai Ryo". Kata Sion.

"Kamu yang harusnya berjanji untuk selalu bersamaku, Jung Sion". Rio mengangkat jari kelingkingnya dan dibalas oleh Sion.

"Sampai maut memisahkan". Balas Sion.

"Bahkan mungkin maut tak bisa memisahkan" sahut Ryo.

Mereka saling melontarkan senyum masih dengan posisi yang sama.

"Jadi.. boleh ?" Sion meminta izin.

"Kau sudah berjanji". Sion terkekeh kecil dan kembali memulai kegiatannya.

Mengecup seluruh wajah dan melumat lagi bibir Rio. Dirasa puas kecupan itu merambat ke leher sementara tangan kanan sudah masuk kedalam kaos Ryo dan tangan kirinya menggenggam tangan Ryo.

"Eungghh.. jangan di pelintir dong" mendengar itu Sion hanya tertawa kecil.

Tangan nakal Sion bukan hanya mengusap tapi juga memainkan tonjolan di dada Ryo. Kaos Ryo ia buka sampai dada untuk melihat mainan barunya. Nipple pink kecoklatan itu mencuat setelah Sion mainkan. Seperti bayi yang lapar Sion melahapnya secara bergantian membuat kenikmatan untuk Ryo.

"A-akhhh.. s-Sion jangan digigit". Rintihnya.

"Heum ? Call me daddy, please". Pinta Sion.

Selesai di dua tonjolan itu Sion merambat ke bawah, mengecupi perut datar Ryo yang tanpa seni. Iseng saja Sion menghisap kulit putih itu sampai berwarna.

"Aauuu.. udah dibilang jangan digigit". Katanya.

"Jadi boleh hm ?" Izin Sion.

"J-jangan kasar". Lirihnya pelan.

Sion membuka kaosnya memperlihatkan pahatan kotak-kotak sempurna di tubuh itu. Ryo tak lagi terkejut karena memang hampir setiap hari dia melihatnya.

"Kau ini selalu saja pamer". Kata Ryo.

30 Days || OH SION (☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang