Day 11 : dirumah Sion

72 1 0
                                    

***
Sehari penuh Sion dan Ryo belajar, meski lelah mereka terkadang berhenti sebentar. Halaman samping rumah Sion kini jadi favorit mereka untuk belajar atau sekedar melepas lelah. Camilan dan minuman juga tak mereka lupakan.

"Ryo, mau tau sesuatu ngga ?" Mendadak Sion membuka suara.

"Jadi penasaran, ada apa ?" Ryo yang membalas.

"Aku pernah bertemu bundamu, dirumah sakit itu aku jalan ke taman, daddy menghampiri dan bicara padaku tetiba bundamu juga datang kesana lalu mereka pergi. Bundamu juga ngga kalah cantik, beneran mirip sama kamu". Ucap Sion.

Pipi Ryo sedikit memerah mendengar pujian itu. Dan kata aku-kamu membuatnya semakin tersipu.

"Apa mereka masih hidup ya ?" Pertanyaan Ryo membuat Sion nampak berfikir.

"Kalau memang iya kenapa ngga temui kita aja sih". Sambung Ryo.

"Jangan begitu Ryo, kita merindukan mereka tapi ngga boleh maksa". Ucap Sion.

"Kamu didatangi om Jaehyun tapi aku ngga, bunda kenapa ngga mau datengin Ryo ?" Ryo menunduk sedih.

"Kata siapa ?" Suara asing bagi Ryo tak asing bagi Sion.

Mereka mendongak melihat jelas Renjun datang kesana. Tidak sendiri melainkan Jaehyun juga.

"Anak bunda udah gede ya". Senyum Renjun sementara Ryo masih terdiam.

"Bu-bunda ? Beneran bunda ?" Ryo gugup melihatnya, Sion berusaha menguatkan tubuh Ryo dengan memegang lengannya.

"Ryo.." lirih Sion.

"Mau peluk bunda ? Sini" ajak Renjun merentangkan tangan.

Ryo melangkah memeluk Renjun dan terasa nyata.

"Bunda masih hidup ? Bunda kenapa ngga pulang ?" Renjun hanya terkekeh menggelengkan kepala tanpa menjawab.

"Bunda masih hidup kan ?" Tanya Ryo lagi.

"Sayang, terima kenyataan ya, kalau bunda masih hidup bunda akan selalu bersama kamu dan ayah dong" balas Renjun melepas pelukannya.

"Tapi bun.."

"Jaga diri baik-baik ya, nanti bunda datang lagi". Renjun memotong kalimat Ryo.

"Belajar yang rajin kalian, selamat berperang dengan semesteran". Ucap Jaehyun.

"Waktu kita habis Ryo, bunda sama om balik dulu ya". Kata Renjun berpamitan dengan Ryo lalu pergi begitu saja.

Ryo berusaha mengejarnya namun nihil, bundanya sudah hilang. Sion menyusul dan menguatkannya.

"Sayang, bunda juga merindukanmu, tapi Tuhan lebih sayang bunda, ikhlasin ya". Ucap Sion memeluk Ryo dari belakang.

"Bunda.." lirih Ryo.

"Udah,, cup cup. Jangan nangis ya, ada aku disini". Sion semakin mendekap Ryo agar bisa tenang. Selang beberapa menit Ryo tersadar.

"Ayo belajar lagi, aku ngga mau bunda kecewa kalau nilaiku turun" ajak Ryo melepas pelukan itu.

"Haha baiklah". Sion hanya menurut.

Hari semakin sore dan mereka masih belajar. Memutar otak demi memecahkan masalahnya si Budi dalam matematika itu tak mudah bagi Ryo, namun jadi mudah karena Sion yang mengajari.

"Sudah sore kamu mau pulang ?" Tanya Sion.

"Mandi sini aja deh, males balik". Balas Ryo.

"Karena ga bawa baju ganti ambil lemari aja, kalau seukuran kamu mungkin cuma kegedean dikit". Ledek Sion.

30 Days || OH SION (☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang