Day 26 : bertahan

60 1 0
                                    

***
Satu ruang rawat yang diisi dua pasien itu tak selalu ramai karena Guanlin tak mengizinkan mereka untuk menjenguk barengan. 4 temannya yang kini berada di depan pintu menatap sendu kearah mereka diaman mereka masih terbaring dengan alat medis di tubuh mereka. Yang satu normal yang satu lambat detakan monitor yang ada di samping masing-masing pasien.

"Om apa mereka masih suka tidur ?" Tanya Yushi.

"Untuk luka mereka memang parah, kini aku hanya memantau perkembangannya saja, kalau jantung Sion bisa normal kita bisa lakukan sesuatu untuk penyembuhannya dan kalau Ryo membuka mata baru aku berani mengambil langkah lanjutan". Kata Guanlin.

"Sudah 10 jam pasca operasi tapi mereka belum juga bangun om ?" Tanya Minjae.

"Itu tergantung mereka. Kapan mereka bangun itu terserah mereka sendiri, sebelum itu para dokter belum bisa menyatakan mereka sembuh". Balas Guanlin.

"Ada cara lain om ?" Tanya Jaehee.

"Kalau Jaehyun dan Renjun aku terbangkan kesana, kemungkinan kalau 5 jam kedepan mereka belum membuka mata aku juga akan mengatur penerbangannya, tolong rahasiain dari publik dulu ya". Pintanya.

"Harus kah ? Dan ga secepat itu kan penyembuhan mereka ?" Riku yang kini bertanya.

"Dokter disana profesional Riku, menggunakan beberapa cara untuk penyembuhan total meski ga secepat itu, tapi lihatlah, Renjun dan Jaehyun sekarang bisa menemani kedua anaknya disana". Mereka mengangguk untuk kalimat terakhir Guanlin lalu kembali menatap kedalam ruangan itu.

Renjun, Jaehyun, dan Taeyong yang berada di dalam ruangan itu masih hanyut dalam sedihnya. Tatapan mereka tak pergi dari wajah lemah dua anak itu.

"Adek lama banget istirahatnya, ga mau nyapa bubu ?" Taeyong membuka suara. Renjun beralih melihat ke arah Taeyong yang membendung air mata.

"Serahkan pada Tuhan Tae, Dia tau yang terbaik untuk mereka". Renjun berusaha menenangkannya.

"Setiap kali dia ingin bahagia ada aja yang dia alami Ren, dan hanya Ryo yang menyelamatkannya. Selama ini dia kuat karena Ryo tapi karena Sion juga Ryo terbaring disini". Kata Taeyong.

"Bukan, Ryo tulus menemaninya begitu juga Sion, ga ada yang bersalah disini, keputusan Ryo berjalan bersama Sion dan keputusan Sion menjaga Ryo, kecelakaan ini murni kecelakaan bukan sengaja dari mereka Tae, jangan salahkan siapapun". Balas Renjun sementara Taeyong hanya mengangguk.

"Aku tau mereka kuat Tae, mereka pasti kembali pada kita". Jaehyun menenangkan istrinya.

"Kamu kuat sekali" gumam Guanlin didepan pintu ruangan itu yang sedari tadi menatap Renjun.

"Sangat beruntung Ryo punya bunda seperti aunty Renjun, ketulusan hatinya nurun pada Ryo". Sahut Yushi.

"Ya begitulah, bukan hanya wajah yang duplikat, semua yang ada pada Ryo adalah turunan dari Renjun, aku hanya ngasih benih". Sambung Guanlin.

Mereka terkekeh kecil mendengar penuturan itu.

"Om kalau mereka bangun kabari kami ya". Pinta Minjae.

"Pasti". Balas Guanlin.

Mereka pamit pergi karena tak diperbolehkan Guanlin masuk demi ketenangan dua pasien itu.

Renjun dan Taeyong masih menatap dua pasang mata yang sayu tertutup itu berharap secepatnya mereka membuka mata kembali melihat orang-orang disekitarnya.

Renjun menyadari sedikit pergerakan dari putranya itu. Jari tangannya bergerak memberi harapan. Tangan kiri Ryo sedikit demi sedikit bergeser seolah ingin mengambil tangan Sion yang berada di sebelah kirinya. Mengerti itu Renjun segera menyatukan tangan mereka, memberi sebuah meja sebagai tumpuan. Ryo mulai menggenggam tangan kekasihnya itu meski belum dapat balasan.

*Misalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Misalnya

"Kalau mau membangunkannya kamu harus bangun dulu sayang". Ucap Renjun.

Taeyong dan Jaehyun baru menyadari genggaman tangan mereka setelah lama fokus ke wajah sendu Sion.

"Adek, kamu ngga mau balas genggaman Ryo ? Lihatlah, kekasihmu ingin kamu". Ucap Taeyong.

Lama tak berkutik kini Sion juga menunjukkan sebuah pergerakan. Tangan Sion dengan pelan membalas genggaman Ryo. Meski mata mereka tak terbuka, tangan mereka menjadi tanda bahwa mereka mulai berjuang untuk bangun. Disamping itu tertera senyuman kecil di wajah sepasang kekasih yang kini saling menguatkan.

Guanlin yang melihatnya juga ikut masuk kedalam untuk memeriksa mereka. Beberapa saat kemudian Guanlin berhenti. Wajah yang awalnya datar kini sedikit tersenyum tapi kecut. Kembali dia harus mengambil langkah ini untuk penyembuhan pasien.

"Bantu aku siapin berkas mereka Jae, akan ku terbangkan mereka ke China, untuk berapa lamanya aku ga tau tapi yang pasti disana mereka akan sembuh total sepertimu dan istriku. Kau mau tawaranku ini ?" Tanya Guanlin pada Jaehyun.

"Tapi.." Taeyong menyela.

"Kadang kita harus jauh dari orang tersayang demi kita juga Tae, teman Guanlin disana yang menjamin aku dan Jaehyun sembuh total seperti sekarang". Balas Renjun.

"Ya baiklah". Sahut Jaehyun.

"Kalau mau kau juga bisa ikut ngantar mereka, Renjun dan aku akan ikut kesana, terlebih Renjun ingin menemani putranya mungkin aku sendiri yang akan pulang nanti". Kata Guanlin.

"Baiklah, kalau demi kesembuhan Sion dan Ryo". Balas Taeyong.

Jaehyun dan Guanlin pergi mengurus berkas sementara Taeyong dan Renjun masih stay disana menemani mereka.

"Janji pada bunda untuk sembuh ya nak ? Paman Johnny dan aunty Citta yang akan membantu kalian nanti" Renjun mengusap surai Ryo dengan lembut sambil tersenyum.

Selang 3 jam Guanlin dan Jaehyun kembali ke ruangan itu membawa beberapa pasport.

"Kita akan terbang besok jam 11, siapkan diri kalian". Kata Guanlin sambil memberi pasport pada Taeyong dan Renjun.

"Titip punya ku dulu ya, kamu pulang dan siapin semuanya, aku akan pulang malam nanti mereka biar dijaga dokter lain". Ucap Guanlin dan Renjun mengangguk.

***
Day 26, end !

***Day 26, end !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
30 Days || OH SION (☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang