🍁 Deel 16

50 10 0
                                    

Setelah mendapat kabar jika sang tuan mendapatkan masalah semalam. Grey langsung menuju rumah Draven untuk memeriksa keadaan tuannya.

Karena dia sangat tau, jika Draven tidak akan mau diganggu disaat seperti ini. Hanya dia yang bisa menemani Draven.

Sesampainya dirumah Draven, dia disambut beberapa pelayan dan segera menuju keatas.

Tatapan nya terpaku saat melihat Draven yang sedang disuapi oleh seorang gadis. Dia berjalan mendekat dan menatap Draven, seolah bertanya siapa gadis itu.

"Kenapa kamu kemari, Grey?" Tanya Draven.

Verzy pun ikut menoleh menatap Grey, lalu kembali menyuapi Draven.

"Cepet! Gue dah pegel," kesal Verzy dengan tangan yang tetap mengambang diudara dengan sendok buburnya.

Draven pun menyuapkan sendok terakhirnya.

Verzy pun berdiri. "Nanti gue kesini lagi." Verzy berlalu darisana dan menutup pintunya.

Grey terheran pada Verzy, kenapa gadis itu sangat kasar? Dia baru ingat! Itu adalah gadis yang pernah dia lihat saat diperiksa oleh Paul.

Grey kemudian menatap Draven. "Tuan, apa yang terjadi semalam?"

"Ah itu? Bagaimana dengan 3 mobil yang berusaha kabur? Apa mereka saat ini sudah terkurung?" Tanya Draven.

Grey terdiam sebentar. "Tidak tuan, 2 mobil lainnya berhasil kabur. Kami hanya membawa 1 orang," jawab Grey.

Draven mengepalkan tangannya. "Sial! Itu artinya bos mereka lolos," geram Draven.

"Saya tidak mengerti apa yang terjadi tuan," ujar Grey.

Draven pun menjelaskan secara singkat padat dan jelas. "Saya tidak berniat pulang, tapi sepertinya tangan saya yang membawa saya pulang."

"Lalu bagaimana lukanya? Sudah diobati? Apa cukup parah sampai tuan tidak bekerja hari ini?" Tanya Grey bertubi tubi.

Draven menjadi kesal sendiri mendengar kekhawatiran Grey yang seperti seorang gadis.

"Tenanglah, luka ini tidak ada apa apanya dibanding luka tahun lalu. Saya hanya mencuri perhatian pada kekasih saya saja," jelas Draven tersenyum senyum.

Grey mengerutlan keningnya. "Mencuri perhatian?"

Draven menyimpan telunjuknya didepan bibir. "Ssttt... Nanti dia mendengar."

Draven mengisyaratkan Grey mendekat kearahnya. Grey pun mendekat dengan cepat.

"Saya senang dengan luka ini. Karena Verzy sangat perhatian sejak malam. Apa menurutmu saya harus terluka setiap pulang agar perhatian gadis itu hanya pada saya?"

Grey semakin tidak mengerti dengan Draven, kenapa tuannya? Apa sudah terbutakan oleh cinta sepihaknya?

"Apaan luka luka?"

Tiba tiba Verzy masuk dengan p3k ditangannya.

Grey terkejut saat dirinya didorong oleh Draven.

Verzy duduk ditepi ranjang. Dia menatap Grey, Grey yang ditatap pun menjadi salah tingkah.

"Lo yang ditugasin jaga Draven?" Tanya Verzy.

Grey hanya sekretaris saat dikantor dan penjaga saat dimedan perang, tapi itu sama saja penjaga kan?

"Iya nyonya, saya yang menjaga tuan," jawab Grey.

"Terus kenapa boss lo sampe babak belur gini? Kalo dia mati gimana?-"

Grey terdiam, kenapa dia seperti diomeli? Sedangkan Draven tersenyum penuh arti.

"Nanti siapa yang bayarin belanjaan gue lagi? Lo mau? Gaji lo banyak? Sebanyak duit dia gak?"

|| Prisoner to be Loved || End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang