🍁 Deel 21

43 8 2
                                    

Dimalam yang sama, Draven memutuskan untuk pergi menemui Anthony.

Dia harus tau apa yang terjadi selama Verzy pergi bersama mereka.

Ucapan Verzy begitu ramai memenuhi gendang telinganya. Membunuh atas nama mama?

Draven menggeleng pelan. "Dia tidak mengerti apapun," gumam Draven.

Mobil Dravern berhenti di parkiran sebuah gedung yang terlihat megah dan mewah.

Para pelayan yang melihat kedatangan Draven pun langsung bergerak memberi hormat pada anak tuan besarnya itu.

Draven melewati beberapa tangga dan turun beberapa lantai kebawah, menuju tempat dimana para penjudi mempertaruhkan uangnya untuk permainan konyol.

Begitu masuk, semerbak alkohol dan asap rokok langsung memanjakan hidung Draven, membuat hidungnya terasa gatal.

Kaki jenjang nya langsung saja menghampiri Anthony yang tengah asik bertengger disinggasananya, menatap hamparan manusia yang begitu bodoh.

"Ayah," panggil Draven begitu disamping ayahnya.

Riuh riuh mulut sangat ramai membuat Draven sangat kesal, kesal karena Anthony yang masih tidak menyadari kehadirannya.

"Ayah!" Panggil Draven sedikit keras.

Anthony menoleh dengan wajah terkejutnya, diapun berdiri dan menyambut hangat putra keduanya itu.

"Oohh Aven, apa yang membawamu kemari, jagoan? Kamu ingin bermain? Banyak wanita tersedia disetiap ruangan," ucap Anthony tanpa beban. Memang sedikit nyeleneh menawarkan wanita murahan pada putranya, namun Anthony tetaplah pada keinginannya.

"Kita harus bicara," ujar Draven singkat, dia muak berlama lama di tempat seperti ini.

Anthony mengangguk singkat. "Pergi lah, saya harus bicara dengan anak saya," ujar Anthony pada 3 wanita yang menemaninya.

3 wanita itu langsung menurut dan pergi meninggalkan ayah anak itu.

Draven menyimpan bokongnya dikursi yang ada disana. Tatapan nya sangat datar dan Anthony dapat menebak apa yang ingin dia bicarakan.

"Kamu ingin bertanya tentang Verzy?" Tanya Anthony membuka suara lebih dulu. Tangannya memutar gelas berisi alkohol yang hanya sisa seteguk.

Draven langsung menatap Anthony. "Kalau begitu, aku tidak perlu bertanya lebih lanjut, ayah bisa menjelaskannya padaku."

Anthony terkekeh pelan. "Kenapa? Verzy mencampakkan mu? Atau dia menolak ajakan nikahmu?"

Draven terus saja menatap Anthony tanpa mengalihkan pandangannya.

Anthony melirik putranya. "Kamu terlalu berhalusinasi untuk mendapatkan gadis waras seperti Verzy, Aven-" Anthony menjeda ucapannya.

"Kamu terlalu gila untuk Verzy, sadarkah apa yang kamu lakukan selama ini? Kamu pikir ayah tidak tau?" Cecar Anthony mencoba memojokkan Draven, walaupun dia tau, Draven tidak akan gentar hanya dengan ucapaan remehnya.

"Aku hanya bertanya tentang Verzy, berhenti bicara omong kosong," ucap Draven menatap datar Anthony.

Anthony terkekeh pelan mendengar itu. "Ayah tau kamu terpukul atas kehilangan mama, tapi ayah tidak pernah mengajarkan kamu untuk bertindak semena mena seperti itu, terlebih pada gadis waras yang memiliki masa depan-"

"Kamu kira, semua gadis yang kamu tahan itu sama dengan wanita malam yang haus akan uang dan kekayaan? Tidak, mereka gadis waras yang memiliki masa depan cerah, bahkan Calia adalah calon dokter yang akan sukses dimasa depan," jelas Anthony menasehati Draven.

Draven yang mendengar itu mengepalkan tangannya erat, rahangnya mengatup keras. Kenapa ayahnya juga tidak mengerti dirinya?

"Ayah tidak mengerti apapun! Aku tidak menahan mereka dengan semua kekayaanku!" Tegas Draven, sorot matanya menajam menatap Anthony.

"Apa yang ayah tidak mengerti? Kamu mencari gadis yang mirip dengan mama. Kamu pikir mama bisa disamakan dengan gadis diluaran sana?! Tidak! Sadar dan buka matamu lebar lebar Draven! Mama pergi karena pilihannya! - sudahlah, percuma ayah menjelaskan panjang lebar padamu, otak bodohmu itu hanya berfungsi saat bekerja." Anthony menggusar rambut klimisnya, kepalanya terasa pusing melihat wajah bodoh anaknya itu.

"Mama pergi karena Sammy! Kalau saja Sammy tidak lahir kedunia ini, mama akan terus sama kita dan aku tidak akan melakukan hal hal seperti ini!"

Draven ikut mengatakan pikirannya, dia sudah muak dengan Anthony yang terus mengatakan Devy pergi karena pilihannya.

Otak lelaki 24 tahun itu sedangkal genangan air, dia tidak mengerti arti kata berkorban dengan benar.

Anthony tetap bernafas dengan tenang, dia sangat marah saat Draven melimpahkan kepergian istrinya karena Sammy. Remaja itu tidak mengetahui apapun.

"Jangan menyebut dirimu pintar dan berguna, jika hal seperti itu saja tidak tau, Aven. Mengenai Verzy, lepaskan dia, dia terlalu waras untuk lelaki gila seperti kamu." Anthony berlalu pergi setelah mengatakan itu, meninggalkan Draven dengan pikiran sembrautnya.

Draven mengacak rambutnya frustasi, dia bahkan melempar gelas yang tersaji untuk minumnya.

Apa yang tidak dia mengerti? Mamanya meninggal karena melahirkan bayi kecil yang sekarang bernama Sammy, alasan apa yang membuat Sammy tidak bersalah atas apapun?

Dengan hati yang terasa panas, Draven beranjak dari duduknya, kakinya berjalan keluar meninggalkan tempat judi yang penuh dengan pengusaha itu.

.

"Tio, bagaimana dengan rencananya?" Tanya bos besar yang menatap pria bernama Tio itu.

"Aman bos, saya sudah mencari informasi tentang pernikahan yang akan diselenggarakan Draven, acara itu tinggal beberapa hari lagi," jawab Tio dengan percaya diri.

Tio adalah pacar Wiya yang tidak lain teman kampusnya Verzy, dia bekerja di bawah menguasaan bos besar yang kini memerintahnya.

Bos besar tersenyum mendengar itu. "Lalu? Dengan rencana selanjutnya bagaimana?"

Tio menatap iPad nya. "Semuanya sudah siap bos, saya juga menambahkan penjagaan di tempat yang akan digunakan," jelas Tio.

"Kamu sangat terampil sampai saya bingung bagaimana mencari keburukanmu, Tio. Kalau begitu, lanjutkan tugasmu dan terus perkuat penjagaan."

Tio mengangguk mengerti dan memberi hormat setelah bos nya pergi dari ruangannya.

Bukan tanpa alasan kenapa Tio bergabung dengan geng kejam itu. Alasannya karena, Sammy.

Tio sudah kalah bertaruh saat mengajak Sammy untuk berduel di sirkuit kebanggaannya, dia sudah dipermalukan karena kalah di kandang andalannya.

Hal itu membuatnya ingin menghempaskan Sammy, jika perlu seluruh keluarga Anthony yang sangat manis disetiap bibir orang orang.

"Dasar gila kuasa, muak gue denger mereka dimana dimana," gumam Tio, menatap berita yang sedang menampilkan peluncuran parfume ekslusif milik Draven.

Kemunculan mereka dipapan buletin juga sudah melebihi ketenaran artis paling terkenal dikotanya, mereka sangat berpengaruh. Padahal mereka hanya mengusaha biasa tanpa jabatan dinegaranya.

~ To be continued ~
~

Vote/komen nyaaa (^v^) ~

|| Prisoner to be Loved || End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang