🍁 Deel 19

50 10 0
                                    

Jadi begini, rasanya dimanja oleh seorang Draven Kyester Anthony?

Verzy merasakan adanya benefit ditengah menjaga benih monster itu, ya walaupun semuanya sangat dilebih lebihkan.

Seperti saat ini. Draven sama sekali tidak membiarkan Verzy terlalu lelah untuk berjalan, sungguh so sweet bukan. Sebagai ganti, dia memberi Verzy kursi roda elektrik untuk membantu gadis itu kemanapun. Bahkan lelaki itu berencana membuat lift agar Verzy tidak perlu melewati setiap anak tangga.

"Draven!" Sentak Verzy melihat Draven yang tengah sibuk berbicara mengenai semua rencananya.

Draven yang sedang meneleponpun langsung menghentikan aksinya itu.

"Nanti saya kabari lagi," ucap Draven langsung mematikan teleponnya.

Verzy menghela nafas panjang, cukup sudah dengan drama merombak rumah ini.

"Dengerin gue ya-"

"Benarkan cara bicara mu, sayang," potong Draven. Membuat Verzy kembali menghela nafas panjang.

Draven menyuruh Verzy untuk mengubah gaya bahasanya menjadi lebih lembut dengan sebutan nama atau bahasa yang biasa pasangan.

Dengan alasan, bayi didalam perut Verzy akan mengikutinya saat lahir nanti.

Verzy tersenyum menatap lelaki yang akan menjadi suaminya 1 minggu lagi itu. "Oke, Aven, dengerin Erzy ya?"

Draven tersenyum dan mengangguk seperti anak kecil.

"Gini, Erzy bukan lumpuh harus pake kursi roda elektri segala, terus apa? Mau bikin lift? Buat apa??? Rumah ini cuman 3 lantai, gausah pake lift segala, lagian gak terlalu banyak juga anak tangganya-"

"Saya tidak ingin kamu lelah karena naik turun tangga setiap hari," potong Draven.

"Iya, Erzy paham sama maksud Aven, tapi naik turun tangga juga termasuk olahraga yang bisa memperlancar persalinan, coba aja Tanya dokter Paul, pasti dokter juga nyaranin Erzy buat olahraga. Emang Aven mau Erzy gak bisa persalinan nanti?" Jelas Verzy dengan pelan, agar manusia berotak sempit itu mengerti maksudnya.

Draven senyum senyum mendengar penuturan lembut itu, dia beranjak dan memeluk gadisnya tidak- calon istrinya.

"Saya hanya mencoba untuk lebih memperhatikanmu dan calon bayi kita yang akan lahir," ucap Draven dengan pelan.

Verzy terkekeh pelan, dia mengerti itu. Tangannya menepuk pelan punggung lebar itu.

"Sayang, saya ingin mengajakmu untuk berkenalan dengan para penjaga, apa kamu akan ikut?" Tanya Draven menatap Verzy.

Verzy mengerutkan keningnya, dia sudah hampir mengenal semua penjaga yang ada dirumah ini, apa masih ada penjaga lagi?

"Erzy udah kenal semua penjaga dirumah ini, masih ada penjaga?" Tanya Verzy.

Draven terkekeh mengelus singkat hidung mungil Verzy.

"Tentu saja, saya memiliki banyak penjaga, mereka yang akan membantu saya menjaga kamu dan anak kita nanti," jelas Draven.

Verzy tidak tau seberapa banyak penjaga yang dimiliki Draven, tapi dia tidak akan terlalu memikirkannya.

"Kapan?" Tanya Verzy.

"Malam nanti," jawab Draven.

Verzy mengangguk. "Oke."

Tok tok tok

"Tuan, tuan besar datang," ucap salah pelayan dibalik pintu kamarnya.

"Untuk apa ayah datang?" Beo Draven malas.

|| Prisoner to be Loved || End ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang