Chapter 21

15 1 0
                                    

Setiap harinya Kia dan Gavin berkomunikasi dengan baik. Kadang mereka bertemu walau hanya sekedar makan malam, kadang mereka hanya melakukan panggilan video, kadang juga mereka hanya saling bicara melalui panggilan telepon. Mereka sama-sama berusaha untuk menjaga komunikasi agar selalu baik dan berharap bisa menghindari kesalahpahaman yang mungkin akan terjadi.

Dua minggu sudah Kia dan Gavin menjadi sepasang kekasih. Selasa sore jam 5, Kia baru saja tiba di apartementnya. Malam ini Kia tidak bertemu dengan Gavin karena Gavin sudah berjanji akan makan malam bersama kedua orang tuanya. Kia segera mandi lalu berjalan ke dapurnya untuk membuat makan malam. Setelah selesai, Kia pun menuju ruang kerjanya dan membuat soal untuk murid-muridnya hingga jam menunjukkan pukul 9 malam. Kia berjalan menuju ruang tamu untuk bersantai sambil meminum teh hijau hangat.

Drrrt…drrrt…drrrt… ponsel Kia bergetar. Panggilan telepon dari Gavin. Kia segera mengambilnya dari atas meja ruang tamunya.

“halo” ucap Kia.

“halo Ki. Kamu belum tidur?” tanya Gavin.

“belum sensei. Sensei udah selesai makan malam bareng keluarganya?” tanya Kia.

“tuh kan lupa lagi deh manggilnya. Hayo manggil apa” saut Gavin.

“oh iya maaf masih suka lupa hehehe” jawab Kia sambil tertawa kecil.

“iya gak apa-apa. Jadi manggilnya apa? Ulangi” ucap

“iya sayang. Kamu udah selesai makan malam bareng keluarganya?” Kia mengulangi pertanyaannya.

“nah gitu dong hehehe” saut Gavin.

“udah sayang. Ini aku lagi duduk santai di kamar. Kamu udah makan?” lanjut Gavin.

“Kia udah makan sayang” jawab Kia.

“terus sekarang kamu lagi apa?” tanya Gavin.

“Kia baru selesai bikin soal. Sekarang lagi duduk di ruang tamu sambil ngeteh” jawab Kia.

“besok aku jemput ya. Kamu pulang jam 4 atau pulang telat?” tanya Gavin.

“Kia besok pulang jam 4 tapi Kia mau ke Jakarta” jawab Kia.

“ke Jakarta ngapain Ki?” tanya Gavin.

“Kia mau beli kaset piringan hitam” jawab Kia.

“di Bogor gak ada toko yang jual piringan hitam Ki?” tanya Gavin.

“ada. Tapi gak lengkap. Yang di Jakarta lebih lengkap” jawab Kia.

“yaudah besok aku anterin ke Jakarta” ucap Gavin.

“kamu gak capek?” tanya Kia.

“gak. Besok jadwal ngajar cuma dua kelas. Lagian pulang ngajar aku bisa istirahat beberapa jam sampai waktunya jemput kamu. Besok aku anterin ke Jakarta ya” jawab Gavin.

“oke kalau gitu” ucap Kia.

“kamu udah mau tidur?” tanya Gavin.

“belum. Kenapa sayang?” tany Kia balik.

“masih mau ngobrol. Pindah video call yah, pengen lihat wajah kamu” ucap Gavin.

“oke” ucap Kia. Mereka menutup panggilan telepon lalu berpindah ke panggilan video.

“hey” sapa Gavin saat sudah tersambung dengan Kia melalui panggilan video.

“hey kareshi” ucap Kia sedikit meledek tapi Gavin senang mendengarnya.

“bimbel lagi banyak kelas ya Ki?” tanya Gavin.

“lumayan. Kia seminggu full ngajar 3 kelas. Lumayan capek juga” jawab Kia.

I Love My Sensei Although He Is a Widower (My Sensei)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang