Chapter 11

34 3 0
                                    

Walau harinya terasa sepi, namun Kia merasa lebih lega sejak malam itu putus dengan Arwan. Di sekolah, Kia melewati hari-hari nya seperti biasa. Kia kembali di pilih oleh teman-teman kelasnya untuk menjadi sekretaris. Kia masih menjadi murid kesayangan bu Eti dan Gavin. Walaupun Kia bukan lagi asisten Gavin selama les, tapi Kia tetap menjadi murid favorit Gavin.

Waktu terus berlalu, rasa tertarik Kia tak pernah hilang. Kia berusaha membatasi dirinya untuk tidak berlebihan menyukai Gavin. Tapi rasa sukanya pada Gavin semakin hari justru semakin bertambah. Padahal Kia sudah mengurangi intensitas bertemu dengan Gavin. Gita berkata memang seperti itulah cinta pertama. Selama masih bisa melihat fisiknya, kita akan terus menyukainya. Semua berjalan baik-baik saja selama satu tahun Kia berada di kelas 11. Namun semua berubah sejak hari itu, awal semester dua saat Kia menjadi siswi kelas 12.

Arin, salah satu siswi kelas 11. Saat dia masih menjadi siswi kelas 10 dan Kia masih menjadi kelas 11, mereka menjadi kakak kelas dan adik kelas yang sangat akrab. Saking akrabnya,  Arin pun tahu bahwa Kia menyukai Gavin lebih dari seorang murid yang mengidolakan gurunya. Tapi entah kenapa, Arin mulai menjauh dari Kia dan Gita saat mereka sudah menjadi siswi kelas 12 dan Arin kelas 11.

“Ki” bisik Gita pada Kia yang sedang belajar di perpustakaan.

“kenapa?” tanya Kia berbisik.

“gw harus ngomong sama lo. Penting. Lo masih lama gak belajarnya?” tanya Gita masih berbisik.

“penting banget?” tanya Kia. Gita mengangguk dengan kuat.

“yaudah lanjut besok aja gw belajarnya. Ayo keluar” Kia menutup bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Kia dan Gita berjalan keluar perpustakaan menuju bangku taman sekolah yang sepi.

“apa sih? Ada apa?” tanya Kia bingung.

“lo ngomong sama anak-anak kalau lo suka sama sensei?” tanya Gita dengan sedikit panik.

“apa sih? Gw gak segila itu Git. Selama ini kan gw simpen perasaan gw sendiri. Ngapain juga gw ngomong sama anak-anak. Malu lah gw” jawab Kia.

“terus kenapa anak-anak bisa tahu kalau lo suka sama sensei?” tanya Gita. Mata Kia terbelalak terkejut mendengar pertanyaan Gita.

“anak-anak tahu gw suka sama sensei? Kok bisa?” tanya Kia panik.

“makanya gw nanya ke lo. Lo yakin gak cerita sama anak-anak kalau lo suka sama sensei?” tanya Gita.

“yakin banget lah gw. Yang tahu gw suka sama sensei tuh kan cuma lo dan…” Kia ingat bahwa Arin juga tahu tentang perasaannya pada Gavin.

“Arin!” ucap Kia dan Gita bersamaan.

“kalau bukan gw yang nyebarin, berarti si Arin. Ada masalah apa sih dia sama lo. Cari masalah aja tuh orang” kesal Gita.

“tapi masa sih Arin nyebarin hal itu” Kia tak ingin percaya bahwa Arin yang menyebarkan berita itu. Tapi Kia juga tahu bahwa bukan Gita yang menyebarkannya.

“terus masa gw? Lo kan tahu gw jaga rahasia lo itu sejak kita kelas 10. Jangan bilang kalau lo curiga sama gw” ucap Gita.

“gak gak bukan gitu maksud gw. Gw gak percaya aja kalau emang bener Arin yang nyebarin itu” ucap Kia.

“gak cuma lo. Gw juga gak percaya kalau emang bener dia yang nyebarin. Tapi kalau bukan dia ya siapa lagi yang nyebarin” ucap Gita.

“bisa aja ada yang denger pas kita bertiga lagi cerita masalah itu kan Git” ucap Kia.

“kita harus tanya langsung ke Arin biar semuanya jelas” ucap Gita.

“berarti sekarang anak-anak tahu dong kalau gw suka sama sensei? Terus kalau sensei juga udah denger info itu, mampus lah gw” Kia terduduk lemas memikirkan jika sensei sudah mendengar berita bahwa dirinya menyukai sensei.

I Love My Sensei Although He Is a Widower (My Sensei)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang