Chapter 16

15 1 0
                                    

Sabtu malam jam 8, Gita baru saja tiba di apartement Kia. Kia mengizinkan Gita untuk menginap di apartementnya malam ini. Gita merasa sepi karena malam minggunya tidak ditemani kekasihnya yang sedang dinas ke luar kota.

“udah makan belum lo?” tanya Kia.

“belum” jawab Gita merengek seperti anak kecil.

“mau makan apa? Delivery atau mau buat sesuatu?” tanya Kia.

“pengen spageti” jawab Gita.

“oke. Gw bikinin spageti. Lo mandi dulu sana” ucap Kia.

“oke deh gw mandi dulu. Thanks udah mau bikinin gw spageti” ucap Gita.

“iya. Udah sana cepetan mandi” ucap Kia.

Gita berjalan menuju kamar mandi, Kia mulai sibuk membuatkan spageti untuk makan malam mereka. Setelah beberapa menit berlalu, Gita kembali dengan pakaian santai lalu duduk di meja makan. Kia juga membawakan dua piring spageti carbonara untuk mereka.

“btw, gw udah lama gak denger lo cerita tentang kak Arwan sama sensei. Mereka masih belum hubungin lo? Udah sebulan lebih kan?” tanya Gita.

“beberapa hari yang lalu gw ketemu mereka kok” jawab Kia dengan wajah sedikit kesal mengingat kejadian beberapa hari lalu saat Arwan dan Gavin bertengkar.

“hah? Ih kok gak cerita sih. Ceritain dong Ki gimana” pinta Gita.

“bukan hal yang pantes gw ceritain sebenernya” ucap Kia.

“ih ceritain dong, kepo nih gw” ucap Gita.

“beberapa hari lalu sebenernya mereka berdua tuh dateng kesini” ucap Kia.

“siapa? Kapan?” tanya Gita.

“both of them. Mereka dateng berdua di hari yang sama dan di jam yang sama” jawab Kia.

“hah? Terus terus gimana?” tanya Gita.

“dan lo tahu apa yang terjadi?” tanya Kia, Gita menggelengkan kepalanya.

“mereka berantem kaya anak SMP lagi pada tawuran. Bisa lo bayangin gak mereka berdua berantem kaya anak SMP sampe muka mereka tuh pada biru dan berdarah” lanjut Kia.

“WHAT?!” Gita terkejut.

“kaget kan? Lo aja kaget. Apalagi gw yang lihat langsung keadaan muka mereka” ucap Kia.

“kenapa mereka bisa berantem sih. Terus gimana? Lo bawa ke rumah sakit?” tanya Gita.

“lukanya gak terlalu parah sih jadi cuma gw obatin dirumah aja” jawab Kia.

“jadi mereka berdua masuk kerumah lo ini? OH MY GOD” Gita kembali terkejut.

“tapi mereka tuh kenapa bisa pada berantem?” tanya Gita.

“kak Arwan yang mukul sensei duluan katanya karena sensei mau ketemu gw. Tapi kata sensei, kak Arwan tuh marah karena si sensei bilang kalau dia suka sama gw” jawab Kia.

“ih apaan deh kak Arwan, masa gitu aja pake mukul sensei segala” ucap Gita.

“eh…wait wait… lo bilang apa barusan? Sensei suka sama lo?” tanya Gita meyakinkan lagi apa yang ia dengar. Kia menganggukkan kepalanya.

“OH MY GOD. Malam ini gw bener-bener dibikin kaget sekaget kagetnya sama cerita lo. Asli setiap yang lo ceritain bikin gw kaget” ucap Gita.

“lo bayangin gimana jadi gw hari itu Git. Rasanya udah mau meledak kepala gw” saut Kia.

“jadi maksud lo, sensei bilang ke kak Arwan kalau dia suka sama lo kan? Gw beneran gak salah denger kan?” tanya Gita lagi.

“iya” jawab Kia.

I Love My Sensei Although He Is a Widower (My Sensei)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang