Chapter 5

51 3 2
                                    

Pagi hari, seperti biasa Kia menunggu angkutan umum di pinggir jalan. Tak lama Kia berdiri menunggu, suara klakson mengejutkan Kia. Sebuah motor honda tiger berwarna merah berhenti tepat di depan Kia. Kia merasa tak asing dengan motor sport itu.

“Kia, ayo bareng” lelaki yang tak lain adalah Arwan membuka kaca helm nya dan mengajak Kia untuk berangkat ke sekolah bersama-sama.

“gak usah kak, gak apa-apa Kia naik angkot aja” ucap Kia.

“udah ayo naik” Arwan memberikan helm pada Kia. Dengan terpaksa Kia berangkat ke sekolah bersama dengan Arwan. Beberapa menit kemudian, mereka tiba di sekolah.

“makasih banyak ya kak udah kasih tebengan” Kia memberikan helm yang ia pakai pada Arwan.

“iya sama-sama. Ayo ke kelas bareng” Arwan mengajak Kia berjalan ke kelas bersama-sama.

“nanti pulang bareng lagi ya Ki” ucap Arwan.

“gak bisa kak. Pulang sekolah nanti Kia mau ke perpus. Mau ngerjain tugas matematika” ucap Kia.

“kakak juga lagi ada tugas sih. Yaudah kita ngerjain tugas bareng ya. Siapa tahu kakak juga bisa bantu sedikit tugas matematika kamu” ucap Arwan.

“tapi kak…”

“sampai ketemu di perpus nanti ya Ki. Selamat belajar” Arwan memotong ucapan Kia dan mengusap-usap kepala Kia lalu berjalan menuju kelasnya.

“gw mencium bau-bau cinlok nih” bisik Gita pada Kia yang masih berdiri di depan pintu kelas.

“cilok kali” ucap Kia dengan nada jutek sambil berjalan masuk ke dalam kelas.

“ih kenapa sih? Ada apa? Cerita dong. Habis ngobrol sama kak Arwan kok malah bete sih?” tanya Gita dengan nada meledek.

“gak tau ah. Bete banget sama kak Arwan. Tadi tuh ketemu di jalan dia maksa buat berangkat bareng. Terus tadi ngajak pulang bareng, gw bilang gak bisa soalnya gw mau ngerjain tugas di perpus. Tapi dia malah mau ikut ngerjain tugas di perpus” kesal Kia. Gita hanya duduk sambil menyandarkan wajahnya pada telapak tangannya sambil menatap Kia.

“Ki” panggil Gita dengan lembut.

“apa?” saut Kia masih dengan sedikit kesal sambil mengeluarkan buku dari tasnya.

“kalau kak Arwan suka sama lo gimana?” tanya Gita. Kia menoleh kearah Gita dan hanya mengerutkan dahinya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“ih serius gw nanya. Coba jawab Ki kalau kak Arwan suka sama lo gimana?” tanya Gita.

“gak tau gw juga” ucap Kia.

“lo harus cari jawabannya Ki. Kalau menurut gw kak Arwan beneran suka deh sama lo” ucap Gita.

“tapi Git gw lagi tertarik sama orang lain” ucap Kia.

“sensei?” tanya Gita sambil berbisik dan dijawab anggukkan kepala.

“perasaan gw gak enak deh. Mending lo ubah haluan ke kak Arwan yang udah jelas suka sama lo. Lagian sensei tuh beda 10 tahun sama kita, emang dia mau pacaran sama bocil macam kita? Ditambah lagi kita ini muridnya” ucap Gita.

“gw gak mungkin mundur sebelum nyoba Git. Setidaknya sampai gw benar-benar yakin kalau sensei sama sekali gak tertarik pacaran sama muridnya” ucap Kia.

“yaudah terserah lo. Gw udah ingetin lo ya Ki” ucap Gita.

Tepat jam 1 siang, bel pulang sekolah pun berbunyi. Kia segera merapihkan buku nya dan berjalan menuju ke perpustakaan sekolah. Sedangkan Gita berjalan keluar gedung sekolah untuk langsung pulang ke rumahnya. Sesampainya di depan gedung perpustakaan, Kia melihat Arwan yang berdiri menunggu kedatangan Kia. Saat melihat Kia berjalan mendekati pintu perpustakaan, Arwan tersenyum lebar pada Kia. Mereka masuk ke perpustakaan dan langsung mencari buku yang mereka butuhkan.

I Love My Sensei Although He Is a Widower (My Sensei)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang