Chapter 20

18 1 0
                                    

Pagi itu tepat jam 8, Gavin menelepon Kia.

“halo Ki” ucap Gavin dari balik telepon.

“iya halo sensei” ucap Kia.

“kamu udah berangkat kerja?” tanya Gavin.

“belum sensei. Nanti Kia berangkat jam setengah 9” ucap Kia.

“kamu pulang kerja jam 4 kan?” tanya Gavin.

“iya. Ada apa sensei?” tanya Kia.

“kamu jangan bawa kendaraan ya. Saya nanti mau jemput kamu sekalian mau ngajak makan diluar” jawab Gavin.

“dimana sensei?” tanya Kia.

“di daerah taman kencana. Gak usah bawa kendaraan ya” ucap Gavin.

“iya sensei” ucap Kia.

“yaudah kalau gitu sampai ketemu nanti ya. Kamu hati-hati berangkat kerjanya” ucap Gavin.

“iya makasih sensei. Sensei semangat ngajarnya ya” ucap Kia.

“iya makasih sayang” Gavin langsung menutup teleponnya.

Jantung Kia berdegup sangat kencang karena itu adalah pertama kalinya Gavin memanggilnya dengan panggilan sayang. Walaupun hanya melalui telepon, tapi jantung Kia benar-benar berdegup sangat kencang hingga terasa seperti akan keluar dari tubuhnya.

“baru lewat telepon aja gw udah salting gini. Gimana kalau dia panggil gw sayang pas ketemu langsung. Ya ampun gw harus gimana. Jantung please calm down, calm down” gumam Kia. Kia menarik dan menghembuskan nafasnya perlahan untuk menenangkan jantungnya.

Waktu terus berjalan hingga tak terasa sudah pukul 4 sore. Gavin sudah menghubungi Kia dan mengatakan jika dirinya sudah tiba di depan gedung kursus tempat Kia mengajar. Setelah merapihkan tas dan juga pakaian serta riasan wajahnya, Kia pun berjalan keluar ruangannya untuk menuju parkiran mobil dimana Gavin sudah menunggu.

Kia melihat Gavin sudah menunggunya sambil berdiri bersandar pada kap mobilnya. Kia merasa Gavin sangat keren saat sedang menunggunya seperti itu. Kia tak menyangka bahwa menjadi kekasih Gavin bisa menyesakkan seperti ini. Jantung Kia berdegup sangat kencang hingga membuat Kia terasa sesak. Namun hal itu pula yang membuat Kia sangat bahagia.

“sensei” sapa Kia yang baru saja tiba di hadapan Gavin.

“hey, udah selesai” Gavin tersenyum dengan sangat hangat dan langsung menggenggam tangan Kia.

“udah sensei” jawab Kia.

“yaudah ayo kita langsung jalan” Gavin berjalan membukakan pintu mobil untuk Kia. Gavin pun melajukan mobilnya melewati keramaian jalanan kota Bogor.

“saya mau ngajak kamu makan di restaurant Jepang, gak apa-apa kan?” tanya Gavin.

“gak apa-apa sensei” jawab Kia.

Beberapa menit kemudian, mereka tiba di sebuah restaurant Jepang yang ada di sekitar taman kencana. Mereka duduk dan memesan makanan serta minuman yang mereka inginkan.

“weekend mau kemana Ki?” tanya Gavin.

“belum tahu mau kemana sensei” jawab Kia.

“gak ada hal yang lagi pengen banget kamu lakuin?” tanya Gavin.

“ada sih sensei” jawab Kia.

“apa? Ayo kita lakuin bareng. Kamu mau lakuin apa emang ki?” tanya Gavin.

“tapi mungkin ini kekanak-kanakan menurut sensei” ucap Kia.

“gak apa-apa, sesekali ngelakuin hal kekanak-kanakan biar kencan kita gak monoton” ucap Gavin.

I Love My Sensei Although He Is a Widower (My Sensei)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang