Chapter 14

22 3 0
                                    

Kia duduk di ruang tamu apartementnya setelah ia selesai membersihkan dirinya. Kia memikirkan ucapan Gavin sore tadi di café. Sebenarnya pertanyaan apa yang ingin Gavin tanyakan. Kenapa dia tidak bisa menanyakan langsung sore tadi. Berapa banyak sebenarnya pertanyaan itu. Memikirkannya saja Kia sudah merasa sangat lelah. Kia tahu bahwa kehidupannya yang tenang selama satu tahun terakhir ini akan berubah drastis menjadi kehidupan yang melelahkan.

Drrrt…drrrt…drrrt… ponsel Kia bergetar. Kia mengambil ponselnya yang terletak diatas meja ruang tamu.

“halo Git” Kia mengangkat panggilan telepon yang berasal dari Gita.

“halo Ki, lo di apartement?” tanya Gita.

“iya. Kenapa?” tanya Kia.

“gw ke tempat lo ya” ucap Gita.

“oke” jawab Kia.

“oke see you soon” Gita menutup teleponnya.

Tak lama kemudian, Gita tiba di apartement Kia sambil membawa satu loyang pizza dan minuman ringan dalam kemasan kaleng. Mereka duduk di meja makan sambil memakan pizza yang Gita bawa.

“sabtu anak-anak pada mau kumpul. Lo mau dateng?” tanya Gita.

“oh iya gw tahu. Acara grand opening restaurantnya Rayan kan?” tanya Kia.

“iya. Dateng gak?” tanya Gita.

“gw usahain datang” ucap Kia. Gita melihat wajah Kia yang sejak tadi terlihat lesu. Gita tahu bahwa Kia sedang memikirkan sesuatu.

“kenapa sih Ki lesu banget lo?” tanya Gita. Kia menghelakan nafasnya.

“Git, apa gw ke Berkeley lagi ya? Atau kemana aja deh asal bukan Indonesia” ucap Kia yang membuat Gita bingung.

“apaan sih tiba-tiba” ucap Gita. Lagi-lagi Kia hanya menghelakan nafasnya.

“kenapa? Ada apa? Masih belum mau cerita sama gw?” tanya Gita.

“harusnya gw gak datang ke reuni akbar kemarin” sesal Kia.

“ih kenapa sih?” tanya Gita penasaran.

“sekarang gw harus gimana?” Kia menyandarkan punggungnya pada kursi sambil menatap langit-langit apartementnya.

“Kia…I’m waiting. What’s going on?” tanya Gita.

“beberapa hari lalu gw ketemu sama kak Arwan dan hari ini gw ketemu sensei” jawab Kia dengan nada lesu.

“terus?” Gita semakin bingung sebenarnya apa yang sudah terjadi.

“dan mereka mau tetap berhubungan dengan gw. Lo tahu maksud gw lah” jawab Kia.

“like a long time ago?” tanya Gita.

“yeah” jawab Kia.

“siapa? Kak Arwan atau sensei?” tanya Gita.

“gw bilang mereka Git. MEREKA. That means both of them” jawab Kia.

“hah? Tapi kenapa?” tanya Gita.

“kak Arwan bilang kalau gw cinta pertamanya. Walaupun selama ini dia pacaran dengan cewek lain, dia bilang dia gak bisa lupain gw dan dia mau coba dapetin hati gw sampai dia benar-benar yakin kalau gw gak akan bisa buka hati gw buat dia” jawab Gita.

“terus sensei? Kenapa dia mau berhubungan dengan lo?” tanya Gita.

“dia bilang dia mau jadi teman gw. Dan dia bilang dia punya banyak banget pertanyaan buat gw. Gw minta dia buat tanya semua pertanyaan yang ada di benak dia tadi sore waktu kita ketemuan. Tapi dia bilang gak bisa karena pertanyaannya terlalu banyak” jawab Kia sedikit kesal.

I Love My Sensei Although He Is a Widower (My Sensei)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang