Chapter 6

43 3 2
                                    

Sabtu jam 6 sore , Kia sedang bersiap-siap untuk jalan berdua dengan Arwan. Entah kemana Arwan akan membawanya, namun malam ini Kia sudah bertekad untuk memperjelas kedekatannya dengan Arwan.

Tok…tok…tok..

“Kia, Arwan udah datang tuh” ucap Ririn, mamah Kia setelah membuka pintu kamar Kia.

“iya mah. Sebentar lagi Kia turun” jawab Kia.

Setelah mendengar jawaban Kia, mamahnya kembali turun untuk duduk menemani Arwan.

“mau jalan kemana sore ini?” tanya Ririn pada Arwan.

“rencananya mau ajak Kia ke Arir Café tante. Kebetulan teman saya malam ini band nya tampil di café itu” jawab Arwan.

“dimana itu?” tanya Ririn.

“di jl. Sholeh iskandar tante” jawab Arwan.

“oh, deket. Yang penting jangan pulang terlalu malam ya” ucap Ririn.

“iya tante pasti” jawab Arwan.

“udah siap Ki?” tanya Ririn saat Kia tiba di ruang tamu.

“udah mah” jawab Kia.

“yaudah tante kita langsung jalan ya. Biar gak kemaleman” Arwan berdiri sambil berpamitan pada Ririn.

“yaudah iya. Hati-hati bawa motornya. Ingat jangan terlalu malam ya pulangnya” ucap Ririn.

“iya mah siap” saut Kia.

"Iya tante" jawab Arwan.

Setelah Arwan dan Kia mencium punggung tangan Ririn, mereka berjalan keluar dan segera berangkat menuju Arir café. Sesampainya di café itu, mereka langsung duduk di meja dengan dua kursi saling berhadapan yang ada di sudut café. Mereka memesan minuman dan makanan ringan.

“kamu gak pesen makanan beratnya Ki?” tanya Arwan.

“gampang deh kak. Nanti aja kalau lapar. Aku masih kenyang soalnya sekarang” jawab Kia.

“yaudah kalau gitu. Jangan malu-malu, kalau lapar pesen aja makanannya ya” ucap Arwan.

“iya kak siap” ucap Kia.

Beberapa menit kemudian, pesanan mereka tiba. Band lokal yang sedari tadi bersiap untuk tampil pun kini mulai bernyanyi. Suara merdu vokalis menghiasi seluruh sudut café dengan alunan musik yang indah dan lembut.

“gitarisnya itu teman kakak dirumah. Kakak udah janji bakal lihat dia perform, makanya kakak ngajak kamu kesini” ucap Arwan.

“oh itu teman kakak. Kakak kenapa gak ikut jadi anak band?” tanya Kia.

“kakak gak tertarik jadi anak band” jawab Arwan.

“kenapa kak?” tanya Kia.

“bukan passion aja sih” jawab Arwan. Kia menganggukkan kepalanya.

“kamu katanya mau ngomong sama kakak. Kamu mau ngomong apa Ki?” tanya Arwan.

“kakak lagi suka sama siapa di kelas Kia?” Arwan yang sedang meneguk minumannya terkejut dan hampir tersedak mendengar ucapan Kia.

“kakak mau Kia bantu buat deket sama siapa dari sekian banyak cewek di kelas Kia? Ngomong aja kak, lebih cepat lebih baik” lanjut Kia.

“maksudnya Ki?” Arwan mulai tak mengerti maksud dari pertanyaan Kia.

“kakak baik sama Kia karena kakak mau minta bantuan dari Kia kan?” tanya Kia dengan polosnya.

“kok kamu bisa mikir gitu Ki? Coba kasih tahu kakak alasan kamu bisa mikir gitu?” tanya Arwan dengan tenang.

I Love My Sensei Although He Is a Widower (My Sensei)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang