Beberapa hari berlalu sejak malam reuni akbar. Seperti biasa, Kia sibuk dengan pekerjaannya. Sore itu, jam menunjukkan tepat pukul tiga. Kia sedang duduk di ruang kerja nya menunggu jam pulang kerja. Ponsel Kia bergetar, terlihat nomor yang tidak Kia kenal. Kia pun mengangkat panggilan telepon itu.
“halo” ucap Kia.
“halo Kia. Ini kak Arwan” ucap seseorang dari balik telepon yang ternyata adalah Arwan.
“oh kak Arwan” ucap Kia.
“kamu pulang kerja jam berapa Ki?” tanya Arwan.
“jam setengah 5 kak” jawab Kia.
“bisa ketemu Ki?” tanya Arwan.
“bisa kak. Mau ketemu dimana?” tanya Kia.
“kita ngobrol di café Daisy ya” jawab Arwan.
“oke kak” ucap Kia.
“kakak jemput ya” ucap Arwan.
“gak usah kak. Kia bawa kendaraan sendiri. Kita ketemu langsung di café aja” ucap Kia.
“oh. oke kalau begitu. Sampai ketemu di café ya Ki” ucap Kia.
“iya kak” Kia menutup teleponnya.
Kia tak menolak ajakan Arwan untuk bertemu karena Kia tak memiliki perasaan apapun pada Arwan. Kia juga berpikir bahwa Arwan ingin bertemu hanya karena sudah bertahun-tahun sudah tak bertemu. Tepat jam 5, Kia tiba di café dan melihat Arwan yang sudah duduk menunggunya.
“maaf kak, udah nunggu lama ya?” Kia duduk di hadapan Arwan.
“gak kok Ki. Kamu mau minum apa? Kita pesan minuman dulu” tanya Arwan.
“coffee latte aja kak” jawab Kia.
“oke. Kakak pesan minuman dulu ya” Arwan bangun dari duduknya dan berjalan menuju meja pesanan. Beberapa menit kemudian, Arwan datang membawa minuman pesanan mereka.
“so um… gimana kabar kamu Ki?” tanya Arwan membuka pembicaraan.
“baik kak. Baik banget. Kakak gimana?” tanya Kia balik.
“kakak juga baik” jawab Arwan.
“kamu pulang ke Indonesia udah satu tahun dan tinggal di Bogor. Tapi kok bisa gak kelihatan sama sekali sih?” tanya Arwan.
“kegiatan Kia cuma kerja aja. Habis kerja selalu langsung pulang dan gak pernah kemana-mana” jawab Kia. Arwan menganggukkan kepalanya dan terdiam beberapa saat.
“mamah sama papah kamu gimana kabarnya?” tanya Arwan.
“mamah sama papah baik juga kok kak” jawab Kia.
“kamu masih tinggal sama mamah dan papah kamu kan?” tanya Arwan.
“mamah sama papah di Malang kak sekarang” jawab Kia.
“oh gitu” Arwan menganggukkan kepalanya.
“emm, sekarang kamu punya pacar?” tanya Arwan ragu setelah beberapa menit terdiam.
“belum kak” jawab Kia singkat. Tanpa sadar Arwan tersenyum mendengar jawaban Kia dan Kia pun melihat senyuman itu.
“Ki, kakak mau ngomong sesuatu dan juga nanya sesuatu. Tapi kakak minta kamu gak marah sama kakak” ucap Arwan.
“iya kak ngomong aja” ucap Kia.
“kakak tahu ini udah berlalu, tapi kakak benar-benar butuh jawaban dari kamu langsung” Arwan terdiam merasa ragu untuk melanjutkan ucapannya, tapi Arwan kembali memberanikan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Sensei Although He Is a Widower (My Sensei)
Romance"kamu kuliah di Berkeley bukan karena saya kan?" tanya Gavin. Pertanyaan itu membuat Azkia kembali mengingat masa-masa SMA nya. Banyak orang bilang kita tak akan bisa melupakan cinta pertama kita. Tapi, bagaimana jika cinta pertama kita adalah guru...