Prolog

2.7K 83 17
                                    

🌷

🌷

🌷


Matahari baru saja terbit menggantikan dingin dengan hangat, dari malam yang gelap menjadi cerah. Sejuknya udara dihirup secara perlahan oleh seorang gadis cantik dari balkon kamarnya. Sesekali dia juga meregangkan tubuhnya untuk membuatnya lebih rilex. Rambutnya hitam panjang terurai bebas dengan indahnya. Kaos kebesaran berwarna kuning dengan hot pants hitam yang dia kenakan kontras dengan kulit putih mulusnya dan menampakan tubuhnya yang semampai.

Gadis itu melihat ke arah bawah kamarnya. Nampak seorang ibu yang tak kalah cantiknya dari si gadis sedang menyiram tanaman di pekarangan rumah mereka.

"Pagi, Bun." Sapanya kepada ibu itu yang tak lain adalah ibunya

"Pagi sayang. sudah bangun? Sini turun. Bantu bunda merawat kesayangan-kesayangan kita ini."

"Ok. Bun." Si gadis turun dan menghampiri ibunya itu.

Pekarangan di rumah ini sungguh indah. Penuh warna dengan berbagai macam bunga yang di tanam dan ditata dengan sedemikian rupa. Disini juga terasa sangat menyegarkan dengan harum bunga terlebih saat pagi hari seperti sekarang ini. Ya. Bagaimana tidak ibu dan anak ini keduanya sangat menyukai bunga dan keindahan. Salah satu bunga favorite si gadis adalah bunga rose berwarna peach yang sekarang sedang tumbuh mekar dan banyak. Sebuah kebahagiaan tersendiri baginya melihat semua itu.

"Real, ada acara hari ini?" Tanya ibunya membuka obrolan mereka sambil sibuk dengan bunganya masing-masing.

"Gak ada yang spesial sih bun, paling nanti siangan aku mau ke Mall, cuci mata dikit sekalian mau ke toko buku buat beli beberapa perlengkapan sekolah besok." Jawab gadis yang dipanggil Real itu. Ya, namanya adalah Realdania. Lengkapnya Realdania Arcella.

"Oh iya. Besok kan hari pertama kamu masuk sekolah di sekolah baru kamu. Bunda hampir lupa."

"Emangnya ada apa gitu bun? Ada yang perlu Real bantu?" Tanya Real masih dengan tatapan fokus ke bunga-bunga yang sedang dirawatnya.

"Jam sepuluh anterin bunda ke bandara ya?"

"Lho emangnya bunda mau kemana?" tatapan Real sekarang teraih ke ibunya yang sedang melihat ke arahnya.

"Bunda mau ke Kalimantan. Ayahmu minta bunda untuk menyusulnya kesana. Kamu gak apa-apa kan bunda tinggal?" sekarang mereka sudah benar-benar terlepas perhatiannya dari bunga-bunga itu. Sekarang mereka sedang duduk di bangku pekarangan.

"Gapapa bun, lagipula Real udah terbiasa kan ditinggal sendiri di rumah. Tapi kenapa mendadak seperti ini?" Jawabnya dengan kesedihan nampak di wajahnya.

"Maafin bunda. Semalam ayahmu baru nelpon bunda. Tadinya bunda mau langsung ngasih tahu kamu kemarin, tapi pas bunda samperin kamu ke kamar, kamunya udah tidur sayang ."

"Ya udah nanti Real anterin."

"Makasih ya sayang." Ibu Real memeluk anak semata wayangnya itu dan mencium keningnya.

Tepat di waktu yang diminta, Real mengantar ibunya ke Bandara. Obrolan keduanya sesekali membuat Real merasa sedih, pasalnya keberangkatan ibunya ini bukan untuk waktu yang singkat. Namun, selama enam bulan kedepan lamanya. Real sebenarnya sudah terbiasa ditinggal, tapi tidak pernah selama itu. Real yang sudah cukup dewasa ini memang memahaminya dan ini juga yang menjadikan Real sosok yang mandiri.

Sepulang dari Bandara Real melajukan mobilnya ke salah satu Mall di kota ini. Real memasuki salah satu toko buku di sana dan membeli beberapa pak buku tulis dan perlengkapan sekolah lainnya yang mungkin akan dia butuhkan. Real juga membeli sebuah novel best seller sekarang ini, karena membaca novel adalah salah satu hobi Real.

Selesai dengan apa yang sudah dibelinya. Real berjalan keluar dari toko itu dengan santai. Di depannya nampak ada sepasang kekasih? sepertinya, sedang berjalan ke arahnya sambil bercanda dan tertawa tanpa melihat jalan didepannya. Real mencoba menghindarinya, tapi...

BRUK

Gadis itu menabraknya.

"Ish...Kalau jalan itu lihat-lihat!" sewot seorang gadis yang menabraknya.

"Maaf ya kak, tapi seharusnya yang ngomong kayak gitu tuh aku deh." Bela Real tapi di barengi dengan senyuman yang dilayangkannya.

"Aih...rese lo!" Nada suara gadis itu meninggi, sedangkan Real hanya bergidik.

" Udah Babe...lagian bener kok, tadi lo yang nabrak cewek ini." Laki-laki yang bersamanya itu membuka suara.

"Ish...kok lo malah ngebela cewek rese ini sih? Ngeselin lo ah." Gadis itu pergi begitu aja disusul laki-laki itu dibelakangnya.

Real pun meninggalkan tempat itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. 'Dia yang salah kenapa dia yang sewot' gerutu Real.  


To Be Continued


💜💜💜

Happy reading and Enjoy all 😊

Kalau ada kritik dan saran feel free yaa,,,

💜BetrianiOkta_27-09-2024.

Next to You (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang