~ Chereal 26~

774 37 2
                                    

Cheryl PoV

Aku membuka kedua mataku perlahan, menyesuaikan dengan silaunya cahaya yang masuk melalui celah kecil tirai yang sedikit terbuka. Setelah aku membuka mataku sempurna, kudapati wajah cantik Real yang masih terlelap berada tepat dihadapanku yang hampir tak berjarak sedangkan tangannya melingkar diperutku.

Kuusap kepalanya dengan lembut dan kuselipkan rambut yang menghalangi wajahnya ke balik telinganya, lalu ku kecup singkat bibirnya yang terkatup sempurna sehingga membuat sedikit pergerakan darinya namun tak sampai membangunkannya.

Aku beranjak dari tempat tidur ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah membenarkan selimut yang terbuka agar menutupi tubuh Real. Aku keluar setelah urusanku di kamar mandi selesai dan mendapati Gia sudah berada di dalam kamar Real, berdiri menghadap ke arah balkon dari ambang pintu sehingga menyeruak menghantarkan kesejukan dari semilir angin pagi ini.

Aku menghampirinya dan berdiri di depan pintu disisi lainnya, menghadap dan menatapnya yang pandangannya tak teralihkan oleh kehadiranku. Namun begitu ku coba untuk membuka percakapan dengannya.

"Gi...Gue akui gue salah selama ini karena gue keras kepala sehingga mengabaikan Real dan persahabatan kita. Gue tahu kalau saat ini lo juga belum bisa maafin gue yang terkesan jahat karena udah buat Real harus melewati hari yang sangat buruk. Gue juga menyesali apa yang udah terjadi dan... asal lo tahu gue juga sakit. Gue juga tersiksa dengan keadaan sebelumnya. Lo sendiri juga tahu kan? Gimana perasaan gue ke Real jauh sebelum Real tahu." Aku membuka percakapan kami dengan mengutarakan isi hatiku. Aku ingin Gia bisa mengerti dan memaafkanku.

"Terus kenapa lo bersikap seperti itu?"

"Kalo lo ada di posisi gue. Apa yang bakal lo lakuin?"

"Hah..lo malah balik nanya! Tapi gue akan tetap berada di sisi Real dan mensupport apapun yang ingin dia lakukan demi kebahagiaannya. Dan gue akan melindungi sahabat gue." Gia mengutarakan nya tanpa ragu dan aku hanya tersenyum miring mendengarnya.

"Ya tentu saja. Gue percaya. Tetapi saat itu sayangnya gue gak sekuat lo sehingga memilih pergi dan melepas. Gue gak kuat karena merasa cemburu, sakit dan tersiksa saat harus melihat orang yang kita cinta, mencintai orang lain dan lebih memilih bersamanya, terlebih satu orang diantaranya adalah cowok brengsek yang udah ancurin hidup gue juga. Waktu itu gue juga dilemma antara harus bertahan atau pergi hanya untuk melindungi hati gue sendiri. Tapi Gi, kalau boleh gue jujur, gue juga ada kecewanya sama lo. Kalau lo emang mau melindunginya lalu kenapa lo biarin Real dekat sama si brengsek itu, sedangkan lo sendiri tau gimana dia."

"Jadi lo mau nyalahin gue atas apa yang menimpa Real?!" Gia Nampak emosi dan aku mengerti.

"Gak. Gue gak nyalahin lo sama sekali. Karena benar apa yang lo bilang, penyebabnya adalah gue, karena ketidaktahuan diri gue. Gue cuma ungkapin kekecewaan gue. Itu aja."

"Tolong jangan bertengkar lagi."

Suara parau Real terdengar di telinga kami yang serta merta membuat kami melihat kearah dimana Real sedang berjalan menghampiri kami. Lalu Real berdiri di antara kami dan memegang tangan kami dan menyatukannya dalam genggamannya dan berkata....

"Kalian gak salah atas apa yang telah terjadi, jadi tolong berhenti saling menyalahkan. Gia, Cheryl...aku sangat ingin melupakan semua yang menimpaku dan aku sangat ingin kembali melihat kalian seperti dulu. Jadi tolong Gi, maafin Cheryl. Jangan marah lagi sama dia yaa."

"Dia aja gak minta maaf." Sewot Gia.

"Gue emang gak minta maaf secara langsung. Tapi gue ngomong Panjang lebar barusan pengen lo ngerti dulu posisi gue dan maafin gue."

"Elah ribet amat lo, kenapa harus muter-muter dulu coba? Kenapa gak langsung aja sih minta maaf, kan kelar." Pada akhirnya aku dan Gia sama-sama bicara dengan nada sewot dan Real melototi kami berdua.

Next to You (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang