Cheryl PoV
Sudah hampir setengah perjalanan dari kostan menuju rumah Real. Hanya hening menemani perjalanan kami. Aku mau memulai obrolan, tapi ragu kalau lihat ekspresi wajah Real saat ini. Tapi kalau diam saja juga rasanya gak nyaman. Kalian tahu? Setelah baikan dengannya kami seakan hampir kehilangan momen yang dulu sering kami lakukan, seperti melakukan obrolan-obrolan kecil walau kadang gaje sampai sharing hal-hal serius antara kami. Karena aku jadi mulai sering mikir-mikir lagi kalau mau bilang atau melakukan sesuatu ke dia. Pikiran takut dia akan salah paham atau dia gak akan suka mulai sering hinggap. Intinya aku jadi sering bersikap kaku ke dia.
Akhirnya aku mencoba menikmati suasana dengan membuka lebar kaca pintu mobil setelah ku matikan ACnya terlebih dulu, dan pandanganku ku fokuskan pada hiruk pikuk manusia di luar sana.
"Sebenarnya Nevlin itu siapa kamu?" Tanyanya dengan masih memfokuskan pandangannya kedepan. Ku perhatikan wajahnya dari samping, kuperhatikan raut wajahnya sudah sedikit relax dibanding tadi.
"Teman"
"Sedekat apa?"
"Sedeket upil sama hidung" Jawabku dengan sedikit terkekeh kaku.
"Aku serius, Cheryl!"
"Gue juga serius"
"Hmm...Perumpamaannya gak adakah yang lebih bagus dan indah?"
"Hehe." Aku hanya terkekeh.
"Cher ... Kalo boleh jujur tadi aku sempet punya pikiran buruk tentang kamu sama Nevlin. Melihat dia seperti itu dan cuma kalian berdua di kamar. Terlebih saat aku teringat waktu kamu....,Mmm sepertinya bukan hal yang gak mungkin kamu punya hubungan lebih dengannya." Dia menjeda kata-katanya yang kemudian melanjutkannya dengan suara pelan. Sepertinya aku tahu apa yang akan dia bilang pada awalnya.
"Real...sekali lagi gue minta maaf atas kesalahan gue waktu itu. Tapi sungguh Real, apa yang lo pikir tentang gue sama Nevlin itu gak mungkin terjadi, karena gue sama Nevlin itu udah dekat dari kecil, dia udah kayak kakak buat gue begitu juga sebaliknya."
"Btw Cher...sebenarnya aku pengen nanya sesuatu sama kamu."
"Tentang?"
"Hmm...Gak jadi deh"
"Kenapa?"
"Gapapa. Gak penting juga"
'Huft...Apa sebenarnya yang ingin kamu tanyakan Real?' Batinku
****
Sesampainya di rumah Real, sudah terparkir sebuah mobil yang ku tahu itu adalah punya Gia dan sebuah motor sport warna merah punya Adam, cowok yang kemarin bareng sama Real di parkiran sekolah yang bahkan sampai sekarang Real belum cerita apa-apa soal hubungannya dengan Adam. Meskipun aku sebenarnya sudah tahu cerita mereka berdua dari Gia dan yang lainnya.
"Cher...gak mau turun?"
"Mmm...iya."
Aku terlarut dalam lamunanku mengenai Real dan Adam dan rasanya aku sangat tidak ingin menyaksikan kebersamaan mereka. Aku tak ingin menyakiti perasaanku sendiri karena itu, tapi kupikir lagi juga aku tak boleh egois dan merusak kembali pertemanan yang sudah mulai kembali dan tentu saja aku teringat akan tekad dan janjiku untuk Real, meskipun Real sendiri tidak pernah tahu akan hal itu.
Aku mengikuti Real masuk ke dalam rumah. Gia, Gita dan juga Adam sedang duduk sambil ngobrol di ruang tengah.
"Hei kalian udah lama?" Tanya Real ke mereka semua.
"Kalau kita sih baru nyampe. Kalau pangeran lo kayaknya udah lama deh." Jawab Gia.
"Apa sih Gia, pangeran-pangeran segala. Dam... udah dibikinin minum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Next to You (GxG)
Teen Fiction"Sekuat apapun kita menyangkal nyatanya kekuatan cinta akan menyatukan rasa. dan sekuat apapun cinta yang kita miliki pada akhirnya hanya akan tunduk pada takdir" ...