Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam ini. Aku keluar dari kamar Real dan bergabung dengan yang lainnya di ruang tengah.
"Real Sudah tidur Cher?"
Tanya bunda sesaat setelah melihatku.
"Udah Bun"
Aku mendudukan diriku di samping Gia karena memang cuma sebelah dia tempat yang kosong. Gia langsung berdiri tak lama setelah aku duduk. Huft..sikapnya itu seakan aku ini najis yang gak boleh tersentuh olehnya.
"Real sepertinya memang sangat membutuhkan kamu, Cher. Setelah kejadian itu dia hampir tak bisa tidur setenang saat kamu bersamanya. Dipelukan kamu dia tidur seperti bayi" Lanjut bunda dengan sedikit terkekeh. Aku tersenyum malu mendengarnya.
"Bunda gak marah?" tanyaku khawatir.
"Kenapa harus marah? Kalian Cuma tidur kan?"
Aku tersenyum kecil dengan sedikit anggukan kepalaku sebagai respon.
Aku merogoh handphoneku dari dalam saku celana. Satu pesan masuk dari Nevlin.
"Bun...maaf, aku pamit pulang sekarang yaa?"
Semua orang melihat ke arahku dalam waktu yang bersamaan. Aku bisa merasakan kekecewaan dari ekspresi mereka melihatku. Gia lain lagi, bukan hanya kekecewaan tapi juga kemarahan atau bahkan kebencian? Dia tunjukan padaku.
"Lho kenapa pulang? Yang lain pada mau nginep lho Cher...lagian besok libur kan?". Bunda
"Iya sih Bun, besok libur. Tapi, kasihan Nevlin sendirian di rumah".
"Sana pergi lo! Lo gak ngerti emang kalau Real butuh lo. Ahh atau lo emang gak peduli sama dia! Dasar gak tau diri. Gak tau terima kasih."
Gia tiba-tiba berdiri dan membentakku sebelum dia pergi meninggalkan kami menuju ke lantai atas disusul oleh Joana dan Amel.
"Jangan diambil hati ya..bunda rasa Gia hanya masih kesel aja ke kamu. Tapi bunda juga akan sangat senang kalau kamu mau nginep Cher". Bunda mengusap kepalaku sambil berlalu menuju ke kamarnya.
Aku melihat ke arah Gita yang ternyata sedang menatapku.
"Apa lo juga marah sama gue Git?"
"Sebenarnya iya. Gue kecewa dan marah sama lo. Sebenarnya kalau mengingat segimana besarnya Real berkorban buat lo dan mengingat gimana sikap lo terhadap Real waktu itu. Rasanya gue juga pengen nampar, nendang, bahkan nyiksa lo. Pengen teriak sekenceng-kencengnya sama lo".
Aku menatap wajah Gita yang memerah dan mata yang sudah mulai berkaca. Aku jadi berfikir...Apakah sefatal itu kesalahan yang aku lakukan terhadap Real?.
"Lo tahu kan apa yang menimpa Real?" Lanjut Gita setelah beberapa lama hening. Aku menganggukan kepalaku sebagai jawaban.
"Lo tau kan siapa yang bikin Real kayak gini?" Lanjutnya lagi
"Cher mungkin sekarang lo harus tahu semuanya"
"Apa yang Gue gak tau Git?"
"Sebenarnya Real memiliki perasaan yang sama seperti yang lo rasain ke dia, Cher. Perasaan dia ke lo lebih dari perasaan sayang seorang sahabat. Dia juga mencintai lo, Cher. Itulah kenapa dia rela mengorbankan dirinya buat lo."
"Mengorbankan diri seperti apa maksud lo?" Aku terkejut dan penasaran akan apa yang Gita katakan.
"Sebenarnya...si Alvian gak ngasih Cuma-Cuma waktu dia cabut tuntutan ke lo dan ngeluarin lo dari penjara. Ada harga yang harus dibayar. Alvian minta Real jadi pacarnya dia. Waktu itu Real gak langsung iyain apa maunya si Alvian. Real minta mereka deket sebagai teman dulu dan si Alvian ngiyain juga..tapi ternyata dia gak begitu saja menerimanya. Ada niat busuk di dirinya."
![](https://img.wattpad.com/cover/374549362-288-k616791.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Next to You (GxG)
Teen Fiction"Sekuat apapun kita menyangkal nyatanya kekuatan cinta akan menyatukan rasa. dan sekuat apapun cinta yang kita miliki pada akhirnya hanya akan tunduk pada takdir" ...